Sang Hades Mark Lee mampu membunuh semua dewa - dewi di alam langit. Tapi ia tidak bisa membunuh satu dewi yang ternyata sangat ingin membunuhnya.
Sang Aphrodite, Lee Haechan.
Dewi cantik yang sangat menginginkan kematiannya.
THE QUE...
Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah setelah membaca. Terimakasih.
Warning! Banyak typo bertebaran
*APHRODITE*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Guntur bergemuruh dengan kerasnya. Petir menyambar dengan kencang di keheningan malam hari ini. Semua penghuni langit terkejut dengan datangnya guntur yang memekikkan telinga.
Sang Aphrodite yang sedang tertidur lelap pun terbangun saat mendengar suara keras dari luar istananya. Rintik hujan mulai terdengar seiring bersahutannya sjara keras itu.
Sang Aphrodite tenggelam dalam lamunannya.
Hal apa yang sudah terjadi hingga petir menyambar dengan hebatnya.
Wush ...
Tiba - tiba asap putih tebal terlihat di gelapnya kamar tidur milik Sang Aphrodite. Asap putih itu semakin menipis hingga berganti menjadi sesosok dewa yang paling dikenal di kalangan para dewa.
Siapa lagi jika bukan Sang Hermes si dewa pembawa kabar.
Melihat Sang Hermes mengunjunginya. Sang Aphrodite tahu jika ada sesuatu yang akan terjadi padanya.
"Kau baik - baik saja, Sang Aphrodite ?"
Kalimat pertama yang terucap dari mulut Sang Hermes saat sudah benar - benar berada dalam wujudnya.
Sang Aphrodite masih terdiam. Dewi itu menatap ingin tahu ke arah Sang Hermes, "apa terjadi sesuatu denganku ?" Tanya Sang Aphrodite
Sang Hermes melempar senyum, "ya! ada sesuatu yang harus segera kau dapatkan, " jawab Sang Hermes
"Takdirku ?" Tanyanya lagi mencoba menebak hal tersebut
Sang Hermes mengangguk pelan, "kau harus segera menemukannya, "
"Mulai malam ini, petir Sang Zeus akan menghantui kaummu. Kaummu akan mati satu persatu sampai tiba waktunya bulan purnama ke seribu, kalian akan musnah seluruhnya, " jelas Sang Hermes membuat Sang Aphrodite terkejut bukan main
Sang Aphrodite bangun dari tempat tidurnya. Dia melangkah mendekat ke arah Sang Hermes.
"Mana mungkin. Masih ada waktu yang lama sampai purnama keseribu. Jangan mengada - ada Sang Hermes, " sergah Sang Aphrodite tepat di hadapan Sang Hermes
"Maka dari itu, ketidak mampuanmu memutus kutukan ini membuat kamu harus melihat bagaimana kaummu mati satu persatu, Sang Aphrodite Lee Haechan, " jawab Sang Hermes dengan tenang
Dar
Petir itu menyambar lagi dengan kerasnya. Sama seperti dulu saat dewi Diana mengucapkan sumpahnya.