11

19 4 9
                                    

Special Chapter

-Elvano's Side Story-

Warning : A very long and emotional chapter. Make sure you have a stable mental and emotion before reading this chapter.

▪️▫️▪️▫️

"I don't wanna get out nor forget about all of these."

"But, why?"

"Cause these are the only thing that remains. This is the only way to meet them in person—well, even if it's just in my dream."

Hujan pernah dan akan selalu menjadi bagian dalam hidup Elvan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan pernah dan akan selalu menjadi bagian dalam hidup Elvan. Elvan selalu suka ketika hujan datang, dan hujan di malam hari merupakan favorit Elvan. Katanya, hujan dapat selalu menenangkan.

Hujan dan keluarga. Dua hal yang paling berarti dalam kehidupan Elvan.

Elvan menghirup dalam-dalam aroma coklat panas yang sudah bercampur dengan petrikor. Perpaduan yang sempurna. Jendela kamar, coklat panas, dan semburat jingga yang kini tengah menangis.

Elvan menyesap cokelat panasnya, membiarkan kehangatan menjalar dalam tubuhnya. Ternyata seperti ini rasanya cinta. Cokelat panas buatan mami, yang akan selalu menjadi favorit Elvan. Dibuat dengan cinta dan ketulusan.

Cokelat dan cinta. Dua hal yang selalu berdampingan.

"Seseru itu, ya, nontonin air jatuh?"

Elvan tersentak, tapi kemudian langsung tersenyum ketika melihat siapa yang berdiri di depannya kini. Matanya tidak lepas dari gerak-gerik mami yang kini mengambil posisi duduk di depannya.

"Kebiasaan. Asyik sendiri pas lagi hujan. Pasti gak sadar, kan, kalau papi lagi keluar sama Collin dan Bang Jason," kata mami. Elvan mengangkat kedua alisnya.

"Keluar kemana, Mi?"

Mami tampak berpikir. "Katanya mau makan udon. Mau mami suruh ajak kamu tapi mami inget kamu barusan minta dibikinin coklat panas. Jadi mami bilang bungkusin sup dumpling aja, bawain kamu."

Elvan mengerjap. Sebegitu cintanya dia pada hujan dan coklat panas, sampai-sampai tidak sadar dengan keadaan sekitar.

"Besok malam Bang Jason berangkat. Elvan gak lupa, kan?" kata mami lagi. Refleks Elvan mengangkat kepalanya. Elvan menghela nafas. Berat. Ya, dia tidak lupa. Anak kecil memorinya masih fresh. Dan sekarang Elvan menyesal tidak ikut keluar bareng papi dan kedua saudaranya.

"Berarti papi juga udah mau berangkat lagi, dong?" kata Elvan.

Mami tersenyum tipis kemudian mengangguk. Elvan merengut. Wajahnya tampak kesal. Elvan kemudian melipat tangannya di dada, menunjukkan bahwa dia sedang kesal. Keinginannya untuk menghabiskan coklat panasnya seketika lenyap.

AdolescenceWhere stories live. Discover now