49 end

105 11 0
                                    

Hallo Para Reader
.
.
.

" Kamu suka? " Tanya juyeon menggenggam tangan jieun

" Sebenarnya aku tidak suka, tapi entah kenapa hari ini aku terbujuk oleh keindahan sunset disini " jieun memandang laut busan yang hampir gelap itu.

" Tetaplah bersamaku " juyeon merangkul jieun ke dalam dekapannya

" Aku akan tetap bersamamu " jieun tersenyum tulus

" Aduhhh " tiba-tiba jieun memegang perutnya

" Kenapa? Ada yang sakit? Aku anter ke rumah sakit sekarang yah? " Tanya juyeon yang menjadi sangat panik

" Engga juyeon " cegah jieun

" Coba kamu rasain " jieun mengarahkan tangan juyeon ke perutnya

Tak lama juyeon tersenyum bahagia menatap jieun. Ia baru pertama kalinya merasakan tendangan bayi di dalam rahim seorang perempuan.

" Sepertinya dia menyukaiku " juyeon tersenyum

" Tentu saja, dia sangat menyukai ayahnya " jieun

Tiba-tiba

" Akhhh juyeon " ringis jieun memegang erat tangan juyeon

" Perutku sakit sekali " ucap jieun bersamaan dengan air ketuban dan darah yang mengalir deras

" Tenang yah, aku bawa kamu ke rumah sakit sekarang " juyeon segera menggendong jieun


Skip di rumah sakit


" Dokter tolong istri saya " teriak juyeon

" Anda suaminya? " Tanya dokter

" Iyah, saya suaminya " juyeon

" Kalau begitu silahkan masuk ke dalam ruang bersalin " ajak sang dokter


Tak mau tunggu lama, juyeon segera masuk dan menghampiri jieun yang sedang kesakitan.

Jieun menuruti instruksi dari dokter
Selama proses bersalin. Sesekali juyeonlah yang menjadi pelampiasannya.

Satu jam telah berlalu, seorang bayi perempuan yang cantik kini sedang dibersihkan oleh perawat.

Juyeon mengusap keringat dan air mata jieun yang membasahi wajahnya. Juyeon mencium kening jieun yang sekarang wajahnya sangat pucat setelah berjuang.

" Terima kasih telah memberiku seorang malikat yang sangat cantik " juyeon mencium kening jieun

" Jagalah dia dengan baik dan anggaplah seperti anakmu sendiri, kumohon berjanjilah " lirih jieun dengan lemah

" Iyah, aku berjanji padamu " juyeon tiba tiba merasakan tangan jieun yang lemas


" Jieun.... "

" Jieun kamu kenapa? "

" Dokterrrrr " teriak juyeon








Jarak....
Kata itu sudah melekat pada takdir antara jieun dan juyeon.

Wanita itu sudah benar-benar meninggalkan dunia ini menyusul Taeyoung dan Irene di atas sana.

Tatapan sayu yang selama ini selalu juyeon lihat, kini sudah tak dapat dilihatnya untuk selamnya.

Cintanya pada seorang kim jieun tidak akan pernah hilang meski yang dicintai sudah berbeda alam dengannya.












" Maafkan ibu yang meninggalkanmu begitu saja " jieun


" Aku berjanji akan menjaga malaikat kecil kita dengan baik sampai akhir hayatku " juyeon




Our Distance
^_^

Terimakasih para pembacaku yang sudah mau meluangkan waktunya demi membaca cerita ini

Our DistanceWhere stories live. Discover now