Nama Untuk Baby

1.9K 169 587
                                    

"Jung-"

"Harusnya kamu kasih tahu aku, (Y/n)"

"Tapi, Jung-"

"Jangan kasian sama aku" Jungkook menghela nafas, memberikan tatapan yang sarat akan rasa kecewa kepada kamu dan Seokjin bergantian, tapi masih bisa mengangkat ujung bibirnya untuk mengulas senyuman tipis yang malah makin bikin pilu.

Kamu gak akan cerita ke dia kalau aja Ka Jieun ga tiba - tiba chat kamu dan malah sempat ada sedikit perdebatan diantara kalian berdua. Bukan apa - apa, tapi kamu juga sakit hati liat Jungkook yang sekarang.

Tapi ternyata keputusan kamu dan Seokjin yang mau merahasiakan ini malah bikin Jungkook makin kecewa, dia keliatan gak bisa ngomong apa - apa lagi. Kamu juga gatau mau apa kalau udah kayak gini.

"Selama ini aku cerita ke kalian berdua karena percaya, tapi takutnya malah nambah beban kayak sekarang. Maaf" Jungkook jadi menunduk, merasa bersalah karena malah menyeret kalian berdua juga kedalam masalahnya. Jungkook gak suka. Lemah.

"Gak gitu, Kook, bukan itu maksud kami" Seokjin juga bingung mau ngomong apa kalau Jungkook udah gini, biasanya kalian berdua cuma mendengarkan tanpa mengintrupsi, karena Jungkook memang butuh itu. Butuh didengar.

"Jangan didengar kalau tidak mau" Gumamnya seraya terkekeh pelan dan mengusap wajahnya, "Aku gak butuh dikasihani" Sambungnya.

"Jung, jangan gini, kami selalu siap jadi pendengar buat kamu kok, serius, kami beneran ga bermaksud bikin kamu ngerasa kayak gini, hm?" Kamu membujuk dengan nada lembut dan disambut anggukan setuju dari Seokjin.

Jungkook menggeleng dan kembali terkekeh pelan sebelum mengusap wajahnya lagi, "Gimana bisa aku lupain semuanya gitu aja, aku gak bisa. Gak akan bisa" Ucapnya.

"Bukan gak bisa, belum bisa" Seokjin membenarkan, "Semuanya emang butuh proses, Kook" Sambungnya.

Kamu mengangguk setuju, "Dia bilang jangan menyalahkan siapa - siapa kan? Jadi jangan salahin diri kamu sendiri" Titahmu.

"Heheh"

"Apaansi?! Jangan aneh - aneh!" Kamu menepuk lengan Jungkook yang malah ketawa pelan, Ya Tuhan, dia belum gila kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apaansi?! Jangan aneh - aneh!" Kamu menepuk lengan Jungkook yang malah ketawa pelan, Ya Tuhan, dia belum gila kan?

"Tapi kok, aku rasanya gak bisa diam ya? Ga bisa nyalahin dia juga, aku malah ngerasa aku yang salah karena masih belum bisa menjadi seperti yang dia inginkan" Tukas Jungkook, masih bahas yang sama ternyata.

Kamu menghela nafas, begitu juga Seokjin.

"Tapi dia bilang aku pasti bakal menemukan orang yang lebih baik dari dia, gimana bisa sedangkan dia aja udah yang paling baik buat aku?" Sambung Jungkook lagi.

Seokjin terkekeh pelan, "Pasti bakalan menemukan orang yang lebih baik, jangan terlalu larut, jangan sedih, Kata - kata klise itu, Kook. Mau sampai kapan dipaksakan untuk tidak merasakan seperti manusia? Sedih juga manusiawi, semua orang bisa sedih" Titahnya.

My Teacher is My Husband -Kim Seokjin [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang