Rival: 14

9.8K 1.4K 749
                                    

Aku balik lagi:>
.
Book ini sudah 8k readers, makasih ya♡
Seneng banget aku:)
.
Makasih ud luangin baca Book yg kecil ini
.
Enjoy
Sorry Typo
.

"Taehyun? Mau kemana?" Tanya Beomgyu, pasalnya ini hari minggu. Taehyun nampak rapi, pake kaos hitam dan celana jeans. Gaya anak jaman jigeum.

"Mau keluar bareng temen sekelas" jawab Taehyun, ia menyambar kunci mobil diatas meja ruang tamu, dimana Beomgyu duduk di sofa-nya sambil nonton tv.

"Kemana?" Tanya Beomgyu lagi, Taehyun menoleh sebentar pada Beomgyu.
"Entah, ini mau ke cafe dulu" ucap Taehyun, Beomgyu mengangguk aja, padahal dalam hati dia tidak mau ditinggal.

Apalagi ditinggal pas lagi sayang sayangnya:(.
Ini kan minggu, Beomgyu sendirian di Apart Taehyun malah mau keluar bareng temennya, dan ninggalin Beomgyu:(.

"Jangan pulang malam-malam" ucap Beomgyu memperingati. Taehyun mengangguk singkat dan keluar dari apart. Beomgyu memutuskan untuk bikin makanan dia lapet guys, ia pergi ke dapur.

Beomgyu melihat lihat kulkas, sayang gak ada bahan yang cukup untuk membuat cemilan. Dia harus belanja bulanan lagi. Tapi, besok aja. Dia males kalau hari ini.

Ting Tong...

Beomgyu menyerngit, siapa yang bertamu. Gak mungkin Taehyun sih, diakan tau pin apartemen mereka. Gak mungkin teman Beomgyu, karna gada janjian buat ketemu. Temen Taehyun kali. Tapi tadi kata Taehyun mereka mau jalan jalan.

Cklek

"Umm.. maaf sia-" Beomgyu melotot melihat siapa yang berdiri di depan pintu Apartemen mereka. Beomgyu memasang wajah biasa saat bertatap dengan sang tamu.

"Halo, choi" sapa orang itu. Itu bibi-nya. Chaeryeong.
Beomgyu menatapnya dengan pandangan biasa.
"Mau apa?" Tanya Beomgyu.

"Perusahaan Lee bangkrut" ucap Bibinya. Beomgyu membulatkan matanya itu perusahaan yang dibangun oleh papanya dari nol dari awal yang dinamai Choi's Group, menjadi Lee's Corp.

"Benarkah? Itu bukan urusanku lagi, lagian kau yang memegang kepemilikannya kan?" Ucap Beomgyu tenang. Bibinya menatapnya geram.
"Kau! Ini semua karna dirimu! Kau lupa?! Jual tokomu itu pada salah satu klienku. Maka perusahaan tidak akan bangkrut" ucap samg bibi marah.

Bentar aku geram sendiri-Author note
/maaf ganggu/

"Maaf, tapi itu bukanlah urusanku lagi, toko itu milik ibu yang surat warisnya tertulis namaku, dan aku tidak akan menjualnya" ucap Beomgyu. Ia akan mempertahankan apa yang menjadi miliknya. Sudah cukup dulu ia diusir dari Mansionnya.

Bibinya mendorong Tubuh Beomgyu memasuki Apartemen menutup pintunya keras,
"Apa kau ingin Ayah-mu kecewa karna anak kesayangannya tidak bisa membantu perusahaan yang dibangun olehnya dari nol" ucap bibi chaeryeong.

Beomgyu diam, ia berjalan mundur sampai kearah dapur. Bibinya menyeringai.
"Coba pikirkan, jika ayah dan ibumu masih hidup.. ibumu juga tidak akan sungkan memberikan toko itu" ucap bibinya lagi.

"Iya, karna itu tidak akan merugikannya. Ayah pasti akan membagi hasilnya dengan ibu.sedangkan, aku kau bahkan mengusirku dari rumahku sendiri. Menetap di rumahku bagaikan permaisuri dan mengaku pemiliknya" ucap Beomgyu.

Bibinya menggeram marah, ia melihat sebuah pisau di konter dapur, ia mendekati Beomgyu sambil menyeringai.

Plak

Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Beomgyu, mengeluarkan sedikit darah di ujung bibirnya. Dan pipinya yang memerah sakit.

Bibi-nya mengambil pisau itu dan mengacungkannya di depan Beomgyu yang mulai ketakutan.
"Kau gila, kau sangat menggilai harta, lebih tepatnya harta keluargaku. Kau mati harta tidak akan kau bawa" ucap Beomgyu ketakutan

Bibinya itu hanya tertawa ia memang gila, gila harta.

"Kenapa? Kau takut?" Seringai di wajah itu, Beomgyu semakin ketakutan. Bibinya mencengkram rahang Beomgyu.

Srettt

Pisau itu menggores pipi Beomgyu dan tangan kanan Beomgyu, darah mulai keluar akibat sayatan itu. Tidak dalam, namun perih.
"Sshhh.. lepaskan" Beomgyu mencoba memberontak.

Srett

Pisau itu kembali menyayat pipinya yang satu lagi. Kali ini lebih dalam. Bibinya menyeringai.
"Sebaiknya kau pikirkan lagi baik baik. Jika jawabanmu tidak, aku tidak akan segan segan membunuhmu, oh ya.. kau memiliki apartemen yang bagus. Darimana mendapat uang? Menjual tubuhmu?" Bibinya melenggang pergi dari sana.

Tak lupa mengacak seluruh dapur dan ruang tamunya. Membuat Beomgyu semakin menutup telinganya. Lalu bibinya pergi mematikan lampu apartemennya. Beomgyu dibiarkan dalam gelap dengan luka dipipi dan tangannya. Beomgyu terisak. Jiwanya lelah.:(

.

Taehyun pulang agak larut, ia lupa mengabari Beomgyu. Ini sudah pukul 7.30 malam. Taehyun bergegas membuka apartemennya. Yang pertama ia lihat adalah kegelapan.

Ia menyerngit, kok apartemennya gelap? Beomgyu sudah tidurkah? Tidak mungkin sih, anak itu tidak mungkin tidur cepat.

"Beomgyu?" Panggil Taehyun, ia menghidupkan lampunya dan melihat keadaan apartemen yang kacau. Vas pecah dan lainnya.

"Hiks..." samar samar terdengar tangisam dari arag dapur.

Bukan kunti ya:)

Taehyun bergegas ke dapur yang gelap, tanpa menghidupkan lampu ia menemukan Beomgyu yang memeluk lututnya menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Taehyun mendekati beomgyu.

"Gyu.." panggil Taehyun, ia memegang tangan Beomgyu. Tapi ditepis Beomgyu malah menjauh darinya.
"Jangan... hiks sentuh" ucap Beomgyu penuh ketakutan. Taehyun kembali memegang bahu Beomgyu.

"Gyu, ini aku Taehyun!" Ucap Taehyun, Beomgyu mendongak dengan matanya yang berair, dan luka Beomgyu yang sudah mengering bahkan darah yang mengalir sudah mengering.
"Taehyun? Hiks.. Taehyun.." Beomgyu memeluk Taehyun tanpa aba aba.

"Iya.. ada apa denganmu? Ada seseorang yang datang kemari dan melukaimu?" Tanya Taehyun, Beomgyu tidak menjawab ia hanya menangis.
Taehyun akhirnya mengangkat Beomgyu, menggendongnya kayak baby koala menuju ke kamar Taehyun. Beomgyu memeluk leher Taehyun erat.

"Ceritakan.. ada apa?" Tanya Taehyun. Beomgyu sekarang duduk di pangkuan Taehyun yang duduk di atas kasur, Beomgyu masih saja memeluk leher Taehyun menyandarkan kepalanya di ceruk leher Taehyun

"Hiks... Taehyun..." Beomgyu masih saja meracau, Taehyun menghela nafasnya,
"Iya, sudah ya jangan menangis lagi..." ucap Taehyun menenangkan Beomgyu mengelus ngelus rambut belakang Beomgyu.

Beomgyu mulai tenang, tapi pelukannya tidak lepas.
Dia belum bicara apapun, Beomgyu tidak akan menceritakannya pada Taehyun.

Perlahan, Beomgyu mendongak menatap Taehyun yang juga menatapnya.
"Berhenti menangis ya.. dan ceritakan apa yang terjadi" pinta Taehyun. Beomgyu menggeleng.

"Baiklah jika belum mau menceritakan, tapi katakan siapa yang menyakitimu" ucap Taehyun, ia mengelus luka Beomgyu.
"Bibi..." bisik Beomgyu pelan. Taehyun hanya diam saja, tapi tidak dengan hatinya ia geram sekali pada bibinya Beomgyu itu.

Jika Beomgyu tidak mau cerita, ia yang akan mencari taunya sendiri.

"Taehyun? Kok bengong?" Tanya Beomgyu, mereka ini gada kesadaran apa masih pangku pangkuan?.

"Gapapa, obati dulu lukanya oke" ucap Taehyun mengambil obat P3K dinakas yang ada disebelahnya dan mengobati wajah Beomgyu.

"Aku gakpapa kok" ucap Beomgyu dengan senyum lima jarinya. Taehyun hanya mengangguk.
"Udah.. sekarang tidur" ucap Taehyun, ia membaringkan Beomgyu disebelahnya dan memeluknya.

Beomgyu hanya tersenyum,
"Taehyun" panggilnya. Taehyun menunduk melihat Beomgyu yang tersenyum padanya.

Cup














Tbc

Wayo gantung hahaha:)
Ga gantung sih.

Gimana? Aku buat official ga nih? Atau plot twist alias karam😂

Dadah~

Salam,
ThyunNoona

Rival -TaeGyu✔Where stories live. Discover now