Denirarga | Part 26

500 27 5
                                    

Hola!

Ketemu lagi kita.
Monmaap ya updatenya meleset huhu

"Sama dengan cinta, jika kita terlalu membenci seseorang tanpa sadar orang itu akan memenuhi isi kepala kita dan itu benar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sama dengan cinta, jika kita terlalu membenci seseorang tanpa sadar orang itu akan memenuhi isi kepala kita dan itu benar."

Happy Reading..

***

Setelah meninggalkan Arga yang duduk lemas di atas bangku, kini Denira tengah berdiri di depan vending machine, gadis itu terlihat memasukan beberapa lembar uang pecahan lima ribu kemudian menekan icon softdrink yang ia pilih. Suara mesin mulai terdengar dan softdrink tersebut keluar dari kotak yang berada di bagian bawah mesin.

Saat Denira mengambil dua botol softdrink tersebut, tiba-tiba suara deheman seseorang membuat dirinya sontak berbalik. Dalam hitungan detik tubuhnya menegang kedua matanya membelalak tidak lama Denira merasakan tubuhnya bergetar, dadanya bergemuruh kala menatap mata itu, mata yang meneduhkan sekaligus menyakitkan.

Lelaki itu tersenyum, senyum yang membuat dirinya luluh kemudian berubah menjadi ketakutan. Sekelibat bayangan masalalu berputar dalam kepalanya, rasa benci membuat Denira mendadak mual dan ingin mengumpat.

"Hai, long time no see." Ucap seorang lelaki yang Denira kenali, bahkan sangat.

Dua botol di tangannya sudah terjatuh ke lantai dan menggelinding. Tubuhnya masih bergetar walaupun ia berusaha untuk terlihat biasa saja.

Lelaki itu tergelak, "sekaget itu lo ketemu gue?"

"Biasa aja, ngapain lo di sini?" Ketus Denira.

"Ini tempat umum. Lo taukan, siapa aja boleh kesini."

Denria terdiam, benar juga. Ah karena kedatangan Bastian yang tiba-tiba membuatnya menjadi bodoh.

"Dia siapa, Bas?" Tanya seorang gadis yang pundaknya di rangkul oleh Bastian. Ya, lelaki itu adalah Bastian. Mantan Denira dan juga Maura saat masih di SMA Dharmawangsa dulu, mantan yang membuat persahabatannya sempat hancur.

"Mantan gue sayang, cantik kan?" Bastian tersenyum miring ke arah Denira.

"Apa kabar? Makin cantik aja lo." Ucapnya dengan nada menggoda.

Denira menatap tajam Bastian, ayolah bagaimana bisa si brengsek itu berkata seperti itu di depan pacarnya? Ah tunggu! Gadis itu pacarnya bukan? Jika bukan mengapa Bastian memanggilnya dengan sebutan sayang?

Walaupun kali ini rasa takut yang mendominasinya, Denira terkekeh geli. "Sangat baik, thanks gue anggap itu sebagai pujian."

"Haha. Jawaban lo dan pahlawan kesiangan lo itu sama persis. Oiya, kalian tidur bareng di hotel mana?"

DENIRARGAWhere stories live. Discover now