Bitter 25

2.2K 382 359
                                    

"Jadi, kalian sudah bisa menjelaskan tentang yang apa sebenarnya terjadi kan?"

Mulanya kedua orang yang duduk di jok depan itu tidak menjawab pertanyaan Baekhyun barusan, tapi setelah Yena mengancam akan mencekik leher Kyungsoo, barulah lelaki tidak berambut itu mau menjawab dengan agak enggan. "Semuanya terlalu runyam jika dibahas sekarang, yang jelas untuk sementara ini kau jangan pergi kemana-mana."

Yena menunjuk dirinya sendiri, "aku?"

"Iya. Kau. Kalau berdua dengan Presdir tidak apa, tapi jangan berpergian sendirian untuk sementara waktu."

"Tapi kenapa?" Yena melirik Baekhyun yang terlihat sama bingungnya dengan dirinya saat ini, "kau mengetahui sesuatu?"

Lelaki itu menggeleng dengan tegas sebelum kembali bertanya pada dua orang lelaki di depannya, "Sebenarnya apa yang sedang kalian berdua rencanakan?!"

Walau lagi-lagi belum mendapat sahutan, Baekhyun tetap kembali bertanya dengan lebih frustrasi, "apa kalian tahu kalau semua yang terjadi begitu tiba-tiba seperti ini membuat orang lain panik?! Apa yang akan terjadi jika Yena berpergian keluar? Apa sekumpulan orang-orang ber-jas hitam di acara pernikahan tadi akan mengejar dan menyakitinya?! Katakan sesuatu!! OH SEHUN, KAU TIDAK MENDENGARKU YA?!"

Yena jadi menyadari sesuatu yang sebelumnya tidak ia sadari. Benar, kapan terakhir kali ia mendengar Sehun berbicara padanya? Yena tidak terlalu mengingatnya, tapi untuk sepanjang hari ini, laki-laki itu entah mengapa terlihat terus terdiam seperti batu dan menghindarinya.

Itu aneh karena semua orang tahu betul kalau Sehun adalah orang yang ceria dan banyak bicara. Dan lagi, sejak kapan Sehun cukup akrab dengan Kyungsoo untuk dapat bersekongkol seperti ini?

Yang jelas, dua orang yang hari ini terlihat begitu aneh itu berakhir mengantar Yena dan Baekhyun pulang ke rumah. Dan Yena sedang merasa semua ini begitu konyol, apalagi ketika Sehun dan Kyungsoo pergi tanpa benar-benar menjelaskan apapun.

"Menurutmu Sehun bayar berapa banyak sampai Kyungsoo mau menuruti perkataannya?" Yena melipat kedua tangannya di depan dada. Mereka berdua masih berada di luar gerbang rumah sebelum memutuskan untuk benar-benar masuk.

"Kau penasaran soal itu? Aku justru lebih ingin tahu tentang kenapa mereka berdua bisa memberi statement bahwa sekumpulan orang-orang ber-jas hitam itu mengejarmu, dan apa jadinya jika kau ditemukan oleh mereka di sini?"

"Kenapa? Kau takut tidak bisa melawan orang-orang banyak itu jika hanya sendirian ya?"

"Aku lebih takut jika maksud orang-orang itu adalah ingin menyakitimu."

"Aduh.." Perempuan itu menyentuh dadanya sambil meringis.

"Kenapa?"

"Sudah kubilang jangan mendadak berucap romantis seperti itu, aku bisa sesak nafas."

"Apa kau fikir aku sedang bercanda?"

"Tidak mungkin jika wajahmu semurung itu. Omong-omong, aku lapar karena tadi tidak sempat makan, bagaimana jika kita pergi ke restoran pizza? Kau yang bayar karena gajimu lebih besar."

"Kau tidak dengar apa yang dua orang itu katakan tadi? Kau dilarang berpergian kemanapun."

"Astaga kau percaya pada dua orang tidak jelas itu?"

Baekhyun membuka passcode rumah mereka sambil menyahut, "sebenarnya aku tidak ingin percaya, tapi karena keselamatanmu yang dipertaruhkan, aku jadi tidak punya pilihan lain."

"Tapi aku sangat lapar."

"Aku yang masak."

"Serius?"

Bitter of Love (Byun Baekhyun)Where stories live. Discover now