#2

685 86 2
                                    

Waktu merupakan sesuatu yang ajaib menurut gue, berlalunya cepet banget dan kadang meninggalkan kenangan yang nggak bisa kita lupakan dan akhirnya kita pun gagal move on meski udah berbulan-bulan lamanya. Jadi inget lagunya One Ok Rock yang dulunya Heartache, so they say that time takes away the pain but i'm still the sammeeee~. Oke, cukup galaunya.

Nah, kadang prediksi gue itu ada benernya juga. Shikamaru yang paling nggak bisa berdamai dengan jam tidurnya ternyata jam 8 pagi udah nongkrong duluan di halte, iya tapi nongkrong sambil curi-curi kesempatan. Curi-curi kesempatan grepe-grepe cewek cantik? Nauzubillah aja, Shikamaru adalah seorang jomblo terhormat, maksudnya curi-curi kesempatan adalah curi-curi kesempatan bokep. Nonton bokep? Bobo cakep woii.

"Duluan dateng sih duluan dateng tapi kalo tetep tidur ya sama aja" Sasuke meletakkan backpack birunya lalu duduk memandang sekeliling, menunggu temen-temennya yang lain.

"Masa baru tiga orang sih? Ini udah jam berapa nih?" Sai yang baru turun dari gojek ngomel nggak jelas hanya melihat penampakan dua makhluk, yang satunya lagi tidur dan yang satunya lagi kayak nggak semangat idup.

"Santai aja kali, baru juga setengah sembilan" Sasuke menggeser duduknya memberi tempat untuk Sai, meski halte lagi sepi kan nggak lucu juga kalo Sai duduknya dipangku Sasuke. Pertemanan antar cowok nggak sampe segitunya juga.

Nggak lama kemudian, Sai boleh sedikit lega ketika mendengar suara kegaduhan dari sudut jalan. Siapa lagi di dunia ini yang bisa ngalahin berisiknya Gaara, Kiba dan Naruto kalo mereka udah ketemu? Cakep sih tapi suaranya itu nggak pantes diperdengarkan di khalayak ramai, nggak tau mereka cerita apa sampe bisa sengakak itu, selera humor memang menjadi pemersatu bangsa.

"Berisik banget sih? Kalo pengen arisan mending di kosannya Naruto aja" Sasuke pecinta keheningan dan kedamaian dan entah kenapa terjebak temenan sama trio baka (Gaara, Kiba dan Naruto) yang mulunya nggak bisa di mute.

"Sori, sori kita lama, Gaara prepare-nya lama banget. Liat aja tasnya, udah ngalahin gedenya koper jamaah Haji dan Umroh" Naruto memandang tas super gede yang dibawa Gaara.

"Lagian masa iya sih, liburan pake tas leptop" Gaara membela diri.

"Buset, banyak amat. Isinya apaan aja?" Shikamaru yang terkenal mampu 'tidur sambil mati suri' pun kebangun gara-gara kerusuhan disekitarnya.

"Kalo gue perkirakan sih, isinya kenangan, beban hidup, omongan tetangga dan julid netijen" Kiba, Sayangku....

"Ah, masa bodo, yang penting lo jangan ngerepotin orang"

.

.

.

Suasana hening untuk beberapa saat, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing sembari menunggu bus Alam Indah yang akan mengantarkan mereka ke villa Sasuke. Ada yang tidur, baca buku, main gadget, denger musik, ada juga yang cuma merenungi nasib.

"GAWAT...!" Gaara tiba-tiba berdiri dan menjerit kenceng banget,

"Kok feeling gue tiba-tiba nggak enak yah" Sasuke melepas earphone dari telinganya, perasaannya mulai nangkep sinyal-sinyal yang bakal bikin perjalanan mereka berantakan.

"Lo kenapa lagi? Lupa cium tangan Mama sebelum kesini?" Naruto tau banget kalo Gaara tuh anak Mama. Maklum, Gaara adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, kedua kakaknya udah pada kerja di luar negeri.

"Lebih gawat dari itu..." Gaara meremas rambut merahnya, kenapa sih, beb, kenapa? keliatan frustasi banget kayaknya.

"Apaan sih? Lo jangan kayak cewek yang suka kasih kode nggak jelas deh, kita tuh cowok, bukan lembaga intel yang suka pecahin kode" tuh kan, Sai yang terkenal mampu mengontrol emosi dengan baik pun jadi baper gara-gara Gaara.

"Gue lupa bawa sesuatu yang penting banget" Gaara berjongkok sambil membulatkan mata.

"Kalo hal penting itu 'rasa yang pernah ada', mending lo simpen baek-baek aja. Kalo perlu lo buang aja!" Kiba ikutan frustasi liat tingkah Gaara dan emang udah dasarnya jomblo, ujung-ujungnya baper juga.

"Gue lupa bawa... celana dalam.." dengan malu-malu dan wajah polos berdosa andalannya, Gaara menatap temannya satu per satu.

"APPAAAA...?" yang bikin gue dan Sasuke dkk heran adalah tas segede peti mati gitu apa aja yang di bawa Gaara? Masa celana dalam aja lupa bawa sih -_- cakep-cakep kok lupaan sih kamu beb :(

'Tuh kan, gue bilang juga apa..' batin Sasuke.

"Gitu aja kok kalian berle (berlebihan) sih, kalo lupa bawa ya balik lagi ke rumah ngambilnya" Shikamaru udah lelah dengan tingkah temen-temennya yang bikin tidurnya nggak nyenyak. Ini dia tugas pokok Shikamaru dalam geng, yang kadang menjelma jadi pria dewasa yang mampu menengahi temen-temennya.

"Kalo pulang jauh banget kali" Kiba mah ogah nemein Gaara jauh-jauh pulang ke rumah cuma buat ngambil celana dalam.

"Kalo gitu salah satu dari kita harus minjemin Gaara-" kata-kata Shikamaru terputus.

"NNGGAAK BAKALANN..!" Peduli setan sama imej cowok tamvan idaman mertua, denger kata-kata Shikamaru yang ngusulin minjemin Gaara celana dalam bikin cowok-cowok itu nggak tahan buat nggak teriak.

"Kalo pulang buang waktu, berbagi celana bakalan berbagi panu. Cukup kejombloan kita aja yang saling menular, penyakit kulit jangan" Sai memecah kebisingan.

"Terus aku kudu piyeee..." gue jamin, ntar lagi Gaara bakalan mewek. Nggak mungkin perjalanan jauh nggak bawa celana dalam. Doi kan klimis banget anaknya.

"Ya terus gimana?" Naruto nggak tega liat Gaara harus ditinggal cuma karena nggak bawa celana dalam. Bagi Naruto, sosok Gaara itu "nggak ada lo nggak rame"

"Deket sini ada swalayan, lo tinggal beli aja kali" Sai memutar mata, nggak nyangka aja gitu temen-temen se-gengnya mpe segitunya.

"Masa gue sendiri? Gue yang nggak bawa masa gue juga yang beli kesana, sendiri pula. Lo pikir jatoh ketimpa kontener itu enak apa" Gaara berdiri dari jongkoknya (?),

"Sai harus ikut, karena Sai yang ngasih ide. Lo harus mempertanggungjawabkan ide lo" Naluri Shikamaru kembali muncul sebagai yang 'terdewasa' dalam geng.

'Mempertanggungjawabkan apaan? Lo pikir gue hamilin Gaara..' Sai ngomel dalem hati.

"Gaara harus ikut, karena Gaara yang mau pake. Naruto juga harus ikut karena Naruto yang paling nggak tahu malu-" Sekali Shikamaru banyak omong, kecepatan bicaranya tuh bisa ngalahin kecepatan cahaya dan saking semangatnya, Shikamaru sampe lupa diri ngatain Naruto nggak punya malu.

"Ape tuh maksudnya nggak punya malu?" mata Naruto berubah jadi sangar denger kata-kata Shikamaru yang ngatain kalo dia nggak punya malu. Mungkin Naruto hanya punya hati *eh

"Maksud gue, Naruto yang paling percaya diri, pokoknya Naruto pasti bisa melaksanakan misi mengambil celana dalam dari tempatnya. Kiba juga harus ikut mendampingi Naruto dalam pencarian celana dalam, lo tahu kan maping-nya Naruto buruk banget.." Shikamaru memandang satu per satu temennya.

"Iya, gue inget dia mau lonri baju tapi dia bawa ke bengkel las" Kiba mengenang salah satu bukti dari buruknya maping Naruto.

"Terus Sasuke ngapain?" Naruto memandang Sasuke yang nggak kebagian job.

"Kan tadi gue udah bilang, jangan ngerepotin gue" tatapan dingin Sasuke udah bikin temen-temennya yang lain nggak berani nyahut lagi.

"Lah, terus lo ngapain?" Sasuke mulai curiga dengan Shikamaru, jangan-jangan...

"Ya jagain tas kalian dan nungguin bus lah, gue capek kali mikir strategi beli celana dalam. Gue need a little rest " Shikamaru mengambil posisi nyaman di halte, sementara itu Gaara dkk menuju ke mart terdekat untuk mencari celana dalam.

"Inget, kalian jangan bikin rusuh dalam perjalanan dan cepet kembali. Busnya bentar lagi dateng" Sasuke ngingetin bak bapak-bapak yang ngomelin anak gadisnya.

.

.

.

To Be Continued~

Aaaa, I miss those good old times :')

NgetripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang