Bagian 28

3.8K 336 93
                                    


"Aku mau kita pisah, Mas..."

Duaaarrrr

Bagai disambar petir di siang bolong, tubuh Jaehyun lemas seketika.
Tidak pernah terpikirkan ataupun terbayangkan, kata itu akan keluar dari mulut orang yang teramat ia cintai. Orang yang telah membawa perubahan pada hidupnya, orang yang membuatnya bahagia, orang yang teramat berarti baginya.

Ten. Pria cantik yang menyandang sebagai istrinya adalah dunianya sekarang, bagaimana bisa Jaehyun bisa hidup tanpa ada Ten disampingnya.
Membayangkannya saja, dia enggan.

Jaehyun menggeleng cepat, tangannya kembali mencoba meraih tangan Ten, namun lagi-lagi ditepisnya dengan kasar.

"Sayang... Aku gak mau pisah, aku cinta sama kamu, banget. Aku gak mau kehilangan kamu, dengerin penjelasan aku dulu, kamu cuma salah paha---"

"Salah paham? Salah paham Mas bilang? Aku liat dengan mata kepalaku sendiri, Mas. Gimana Mas balas ciuman perempuan itu dengan bergairah, bahkan tanganmu.....hiks."

Ten tidak sanggup melanjutkan perkatannya, hatinya teramat perih mengingat betapa Jaehyun sebegitunya membalas ciuman Rose.

Air matanya mengalir begitu derasnya, membasahi wajah mungilnya.
Jika dikatakan lelah, Ten lelah, sungguh. Menangisi hal yang sangat membuatnya sakit, menangisi betapa bodohnya dia selama ini karena mencintai lelaki yang masih mencintai masa lalunya.

"Enggak sayang, enggak. Itu diluar kuasaku, sungguh.." Jaehyun menatap Ten sedih, ia pun menangis sama halnya seperti Ten.

"Diluar kuasamu? Ck. Kamu udah nikah mas, udah punya anak sebesar Jeno, dan satu anak yang aku kandung. Dan apa tadi kamu bilang? Itu semua di luar kuasamu? Apa Mas gak bisa nahan nafsu, apa Mas gak bisa ngendaliin itu semua? Bilang Mas, kalo kamu masih cinta sama dia, bilang kalo pernikahan ini gak ada artinya buat kamu, bilang kalo kamu gak cinta sama ak----mmppphhhh"

Ten tidak melanjutkan ucapannya, karna bibirnya dibungkam dengan bibir Jaehyun. Pria berdimpel itu mencium Ten dengan rakus, ciuman yang berbeda dari biasanya.
Ciuman yang penuh kesakitan dari keduanya.
Ten sama sekali tidak membalas ciuman itu, dirinya malah meronta dan mendorong tubuh Jaehyun sekuat tenaga.

"Lewpasin aku...." Ten pun berhasil mendorong tubuh Jaehyun, hingga ciuman mereka terlepas.

Plak

Sebuah tamparan melayang di pipi Jaehyun, membuatnya meringis dan mengusap pipinya.

"Pergi! Aku gak mau liat muka Mas lagi, besok aku bakal urus surat perceraian kita!" teriak Ten.

Setelah mengatakan itu, Ten kembali masuk ke dalam kamar, mengunci pintu. Meninggalkan Jaehyun yang masih berdiri dibalik pintu sambil memandangi pintu kamar istrinya, dengan air mata yang terus saja mengalir.

"Ten... Istriku.... Aku gak bakal mau pisah sama kamu, sampe kapanpun. Aku bakal terus nunggu di sini, nunggu kamu maafin aku, sayang. Hiksss." Jaehyun merosotkan tubuhnya ke lantai, duduk bersimpuh membelakangi pintu. Memeluk kedua lututnya, menenggelamkan wajahnya di sana dan menangis tersedu.

Sama halnya dengan Jaehyun, Ten juga duduk bersimpuh di dalam sana, ia pun menangis, dan entah sudah berapa banyak bulir air mata yang keluar dari matanya.























"Jae....."

Jaehyun mengangkat kepalanya, melihat Yoona yang berdiri di hadapannya.

"Bangun, Nak. Jeno dimana?" tanya Yoona, ibu mertuanya.

Jaehyun baru ingat, kalo dia menitipkan Jeno kepada Johny.
Ia pun mengusap air matanya, lalu berdiri. "Astaga, aku nitipin Jeno ke temen, Bun."

Yoona tersenyum, tangannya menepuk pundak menantunya itu.
"Jemput Jeno dulu sana, masalah Ten, nanti Bunda coba ngomong sama dia. Bunda gak tau kalian ada masalah apa, namanya berumah tangga pasti ada masa-masa dimana kalian berbeda argumen. Cekcok gak bisa dihindari, kamu pasti udah tau itu 'kan? Toh, ini bukan pernikahanmu yang pertama kali." ujar Yoona menasehati Jaehyun.

Turun Ranjang-Jaeten✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt