|8| Wondering

43 13 7
                                    

"kalaupun bisa, gue bakal menukarkan nyawa gue demi kebahagiaan lo"
- Min Yoongi

Yoongi sibuk memandang layar komputernya, membaca informasi yang Taehyung berikan. Sesekali, Yoongi menyeruput kopi, menahan kantuk yang teramat sangat.

Hari sudah malam, sekarang jarum jam menunjukkan pukul dua belas, sudah memasuki tengah malam. Kamarnya sunyi, hanya terdengar suara keyboard yang ia tekan. Sesekali dia mendengar kicauan burung hantu miliknya. Yoongi memberinya nama Cream karena warnanya yang seperti krim pada kue ulang tahunnya yang ke 8. Kala itu, ibunya memberi kue untuk merayakan ulang tahunnya yang ke delapan. Hanya saja, ada tragedi yang membuatnya sedih berkepanjangan. Sejak itu, dia membenci ulang tahun.

Huft...

Lagi lagi Yoongi menghela nafasnya. Dia kembali ragu akan pilihannya. Ibunya selalu punya taktik tersendiri yang susah ia tebak. Dia selalu berhati hati, mungkin saja ibunya punya rencana lain.

Pikiran Yoongi kembali dipenuhi dengan wajah Soora, gadis yang sudah beberapa tahun tak ia temui. Dia selalu bertanya tanya, mengapa gadis itu tak pernah bahagia? Apakah Tuhan pilih kasih dalam memberikan kebahagiaan? Banyak orang bilang bahwa kebahagiaan akan datang setelah badai berlalu. Namun, gadis itu seolah tengah hidup di dalam neraka. Yoongi bahkan menyaksikan sendiri ketika Soora mulai mengalami kehancuran dalam hidupnya. Dimulai dari kehidupan keluarganya yang hancur berantakan, hingga aksi bully yang kerap Soora terima. Sungguh, Yoongi ingin membantu. Tapi semesta seolah ingin gadis itu tersiksa, mati perlahan dan terbunuh oleh cacian.

Lelaki itu meraih ponsel yang ia letakkan di atas kasur, mengetik beberapa angka dan menelepon seseorang. Dia menunggu hingga orang yang di tuju mengangkat panggilan darinya. Lelaki itu seolah tak peduli dengan kejadian yang akan menimpa dirinya, yang terpenting dia harus menyelamatkan nyawa seseorang.

"Halo?"

Panggilan Yoongi dengan cepat diangkat oleh Taehyung. Suaranya terdengar berat, sepertinya pria itu baru saja terlelap.

"Lo dimana sekarang?"

"Di tempat biasa, kenapa?"

"Bantu gue buat ketemu Soora"

"Imbalannya?"

"Kita bahas nanti. Gue butuh mobil buat dipakai jam 8 pagi."

"Hanya itu?"

"Yup, jemput gue dirumah Jungkook. Lo tau kan? Sepupunya Micha. Gue ada urusan dulu disana"

"Sip, gue bakal telpon kalau mobilnya udah sampai"

"Okay"

Yoongi mengakhiri panggilan. Dia kembali fokus menatap layar komputernya, membaca kembali informasi tersebut. Tunggu gue, Ra. Gue bakal bebasin lo!

***

Paginya Yoongi bergegas dan mempersiapkan dirinya. Dia memilih menggunakan pakaian serba hitam. Mulai dari kaos, topi hingga celana yang ia kenakan.

Tepat pukul delapan pagi, Yoongi mengetuk pintu rumah milik keluarga Micha, sembari sesekali menekan bel rumahnya.

Kriek...

Pintu rumah terbuka dan menampakkan wajah Jungkook yang baru saja bangun dari tidurnya. Jungkook mengedipkan matanya yang terasa berat untuk ia buka. Barulah ia sadar bahwa Yoongi yang mengetuk pintu.

"Loh? Yoongi? Sini masuk dulu" ujar Jungkook sembari membuka lebar pintu rumah.

"Gak usah, gue mau nanya doang. Rumah lo di jalan Whalien kan?" Tanya Yoongi dengan wajah serius.

La Petite Voleuse || MYG✓Where stories live. Discover now