4

1.3K 103 7
                                    

"Hin, kangen" 

Entah kenapa Tay malah memeluk New yang ada disampingnya. "Hin? Jangan bilang dia itu-" New menatap ke arah Tay. Sosok yang terakhir ia temui beberapa tahun yang lalu.

Karena alasan pekerjaan, keluarga Tay pindah ke tempat yang jauh. Waktu itu mereka masih kecil, masih belum mengerti apa yang akan terjadi diantara mereka berdua.

New masih ingat mamanya hanya berkata Tay akan pergi untuk sementara waktu. Minggu pertama kepergian Tay, New merengek dan menangis seperti anak kecil yang kehilangan sahabatnya. Bahkan ia tidak mau makan jika ia belum bertemu Tay.

Bulan pertama kepergian Tay, New masih merindukkan Tay, ia masih menangis merindukkan Tay. Satu tahun berlalu, New menjadi seorang yang pendiam. Dia tidak punya teman di sekolahnya, dan dia masih memikirkan Tay.

Beberapa tahun berlalu, New mencoba melupakannya dan berteman dengan orang baru. Ia mulai bersosialisasi di sekolahnya. Ia pikir Tay tidak akan kembali ke hidupnya.

Tapi hari ini, detik ini juga New salah. 'Hin' adalah panggilan Tay padanya dulu. New ingat jelas Tay berteriak memanggil 'Hin' di pekarangan rumahnya, mengajaknya bermain. 

'Hin' adalah panggilan yang ingin sekali New dengar dari dulu, tapi ia sudah lama tidak mendengarnya. Tapi secara tiba - tiba entah kebetulan atau tidak, Tay muncul lagi dalma hidupnya. 

Sudah bertahun - tahun New tidak mendengar panggilan itu. Entah refleks atau apa New mengusap surai hitam milik Tay yang masih memeluk New dan tersenyum kecil. "Aku juga"

***

Off memegang handphonenya dengan ragu - ragu. Ia ingin mengetik sesuatu tapi tetap saja sedari tadi ia masih belum yakin untuk mengechat nomor itu. Ini bahkan lebih sulit daripada menghadapi ulangan Fisika. 

Off bimbang mengechat nomor hasil dari soal yang diberikan Gun padanya. Entah kenapa Gun memberikkan nomornya, ia sendiri juga masih bingung. 

Off mengacak rambutnya dan bingung. "Ah, bodo amat lah. Pencet aja" ucap Off lalu memencet tombol 'send'. Belum juga 3 menit pesan itu sudah dijawab. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Off menatap layar itu dengan ragu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Off menatap layar itu dengan ragu. Ia tidak yakin harus ke alamat yang diberikan Gun atau tidak. Siapa tau ada jebakan  Gun yang akan membuat dirinya dalam masalah. 

Setelah beberapa menit berpikir, Off langsung mengambil kunci motornya dan pergi dari rumahnya. "Kira - kira gw ngapain ya disitu" ucapnya sambil berpikir.

***

Off memencet tombol bel rumah Gun perlahan. Sekarang tekadnya bulat, hanya bertanya sedikit lalu pulang, tidak ada yang lain. Seketika pemilik rumah muncul di abang pintu.

Sekarang Off sudah bisa melihat sosok itu dengan jelas, Gun bertubuh pendek dengan wajah yang imut. Sekarang ia memakai kaos putih yang agak kebesran dengan celana pendek sepaha.

Gun tersenyum melihat Off lalu mempersilahkannya masuk. Rumah Gun terkesan besar dan elegan, sepertinya ia hanya tinggal sendiri disitu. Off juga tidak melihat orangtua atau saudaranya disitu.

Off duduk di salah satu sofa rumah Gun. "Mau minum apa?" tanya Gun ke Off. Off menggeleng lalu berkata, "Gausah, gw cuman mau nanya doang". Gun mengangguk lalu duduk disebelah Off.

"Tanya aja" ucap Gun. "Lu selama ini katanya jarang sekolah ya? Lu ngapain emang?" tanya Off. Gun mendekatkan wajahnya ke Off, Off otomatis mundur. "Kepo banget ya?" ucap Gun sambil tersenyum.

"Engga juga" ucap Off ragu. "Gw ga ngapa - ngapain, gw cuman ke club" jawab Gun santai. Off mencoba untuk tidak kaget tapi tidak bisa. "Lu ngapain di club?" tanyanya lagi

Gun tertawa renyah lalu tersenyum. "Kayaknya kalo lu nanya terus gw jawab agak canggung, gimana kalo gw praktekin aja?" ucap Gun dengan nada nakal.

Off hanya diam lalu menatap Gun aneh. "Maksudnya?" tanya Off. Seketika Gun berdiri lalu duduk dipangkuan Off dengan posisi wajah menghadap ke Off. "Ya gw gini" ucap Gun dengan nada polos yang dibuat buat.

Ia menggesekan badannya ke selangkangan Off dan mengalungkan tangannya ke Off. Off hanya diam dan merasakan bagian selatannya mengeras. Gun tersenyum, "Cepet juga" ucapnya. Tangan kiri Gun meraih kancing kemeja Off lalu membukannya satu persatu.

"Lu mau ngapain?" Off panik lalu menutup kancingnya lagi. Ia mengangkat Gun lalu berdiri dari sofa. Gun hanya tersenyum lalu ikut berdiri. Gun menggengam tangan Off lalu mendorongnya pelan ke sofa. 

"Gw cuman mraktekin apa yang lu mau" ucapnya nakal yang membuat Off merinding. Ia kembali melakukan aksinya, sekarang Off benar - benar berada di jalan buntu. Jujur, Gun memang menarik dimatanya.

Tangan Gun kemabli membuka kemeja Off lalu menggesekkan badannya ke benda kepunyaan Off. Gun mendesah sesekali untuk menarik perhatian Off. "Oke, lu menang" 

Gun tersenyum senang ke arah Off yang benar - benar keliatan horny. "Lakukan apa yang lu mau" bisiknya di telinga Off. Off lalu berdiri lalu mengangkat Gun kasar ke dalam satu kamar. 

Di kamar itu, Off seperti orang yang tidak terkendali. Ia langsung melucuti pakaian Gun lalu menyesap leher Gun. Ia mengigiti leher Gun yang membuat Gun mendesah kesakitan. Selama ini memang dia bekerja di club, tapi ia tidak membiarkan siapapun menggigit lehernya atau membuat kissmark.

Sekarang badan mulus Gun ternodai oleh bercak bercak merah hasil karya Off. Off tidak puas dengan menciumi leher Gun, ia berpindah keatas melumat bibir Gun. Gun membalas lumatan itu dan menggalungkan tangannya ke leher Off.

Jarang - jarang ia membalas lumatan orang. Tapi entah kenapa Gun membiarkan Off melakukan semaunya. Tangan Off merayap menelusuri badan Gun, seketika ia menemukkan 2 buah tonjolan yang sedari tadi ia cari.

Off langsung memainkkan puting merah muda milik Gun. "Eunghh, ahh" Gun mendesah diantara lumatan mereka. Off melepas lumatannya dan berpindah kebawah, kearah puting Gun lalu menjilatnya habis - habisan. 

"Aahhh" Gun merasa agak berbeda dengan sentuhan yang Off buat kali ini. Ini berbeda dari sentuhan orang lain yang ada di club. Ia merasa Off ini berbeda dan ia menginginkannya.

Semakin Off menyentuhnya semakin Gun menginginkannya. Ya, malam ini akan menjadi lebih panjang dari malam sebelumnya. 

- to be continued - 

MAMPUS GW GREGET SENDIRI. Btw, buat yang nanyain gue ada twitter apa kaga, gue ada twitter satu tapi akun pribadi gitu.

SUMPAH CARA BIKIN TWITTER TANPA NOMOR TELP GIMANA SI? Gue pengen buat supaya bisa dipake mutualan ama fans" thai BL yang suka bngebadut, SERU SUMPA

Kalo ig, gue punya, namanya @/jodohnyananonn, isinya rata" buat ngebadut sama repost tiktok doang. Kalo mau mutualan dm aja brouw.

TAPI SUMPA PEN BANGT BIKIN TWITTER BARU SJHZDSHSHSH :)

attitude - [taynewsingkitoffgun]Where stories live. Discover now