Devil's Trap

3.5K 275 39
                                    

"Apa yang lebih menjerat dari seorang iblis dihutan tua?"

.

.

Langkahnya tak terdengar, untuk makhluk malam itu memang hal yang lumrah. Mengendap-endap layaknya pemangsa, menunggu manusia untuk datang ke perangkap.

Ya, bukanlah iblis demikian?

Menjerumuskan.

Sepasang mata onix mengintai, dari jarak beberapa meter dua orang pemuda dengan tinggi yang simpang menggugah perhatiannya. Si pendek berambut sewarna jeruk nampak ketakutan dan memeluk lengan teman disampingnya, pemuda pirang berkacamata berdecak tak suka.

"Chibi-chan jangan meremas tanganku seperti kau ingin mematahkannya," suara si tinggi terdengar ditelinganya, Iblis itu mendekat cepat.

Namun tanpa terduga membuat kesalahan yang mutlak, ia tersandung akar pohon hingga menimbulkan suara berdengung yang cukup keras.

Si rambut oren ketakutan dan berlari cepat meninggalkan Si pirang yang malah mendekati sumber suara, "hey ada orang?" tanyanya dengan langkah semakin mendekat.

Kuroo Tetsuro, iblis itu cepat-cepat merubah dirinya menjadi kucing hitam, namun hanya berhasil dalam beberapa detik saja. Karena nyatanya, Tsukishima menemukan dirinya dalam keadaan terjerembab kedepan.

"Kau sudah mati?" tanya Si pirang yang sudah berjongkok didepannya.

Kuroo merengut, dia akan memperlihatkan seberapa ganasnya ia sebagai iblis. Dengan kekuatan penuh melesatkan energi cahaya pada orang didepannya, tapi lagi-lagi tak berhasil.

"Otakmu ternyata tak waras."

Sial

////Kurotsuki/////

Tsukishima Kei kembali lagi mendatangi hutan yang waktu itu, kali ini bukan karena Hinata yang memaksa. Tapi karena keinginannya sendiri dan rasa khawatirnya pada pria berambut hitam nyentrik yang ia temui kemarin.

"Hei Kuroo-san, kau ada dimana?" tanyanya pada angin dan pepohonan.

Tsukishima tidak gila, tapi berputar-putar di hutan sangat melelahkan, tangannya juga kebas karena menenteng plastik berisi makanan, jadi berbicara dengan pohon yang mati tidak bisa mengidentifikasikan bahwa ia gila.

"Aku punya ikan untukmu Kuroo-san."

Dan dalam sekejap Kuroo sudah didepannya, sambil mendesis tak suka seakan punya dendam kesumat.

"Jangan pandangi aku seperti kau ingin memakan ku," Tsukishima meraih tangan Kuroo dan mengajaknya duduk, "aku bahkan berbohong pada Yamaguchi untuk menemuimu."

Kuroo masih menatapnya, sengit.

"Aku tidak ada hubungannya dengan sihirmu yang tiba-tiba menghilang, itupun kalau kau benar-benar bukan orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa,"

"Megane-kun, untuk apa kau datang kemari?"

"Menyelamatkan mu,"

Tsukishima Kei meletakkan plastik belanjaannya ditanah, dia punya banyak hal yang tidak pernah dilihat Kuroo. Apa karena seseorang yang mengaku iblis itu memang tidak pernah keluar dari hutan atau karena dia memang orang gila yang tidak waras?

Ah, Tsukishima tak perduli.

"Kau mau apa? Ikan kaleng, onigiri, kopi, air mineral, puding, atau permen jeli?"

"Berikan aku semuanya," kata Kuroo.

Tsukishima menghela napas, lalu memberikan semuanya pada Kuroo. Dilihat Kuroo makan dengan lahap, hingga dia menyicipi puding stroberi yang membuatnya dahinya terlipat, "ini manis. Megane-kun, aku tidak suka manis."

"Oh," Tsukishima mengambil bekas Kuroo lalu memakannya tanpa ragu. Toh segala yang berbahan dasar stroberi adalah kesukaannya.

"Kuroo-san, ayo keluar dari hutan," Tsukishima masih menyantap pudingnya.

"Untuk apa? aku sudah ada disini sejak dulu,"

Kuro menunduk, menjadi iblis yang terlahir tanpa muasal membuatnya terikat dengan tempat ini dan tak bisa kemana-mana, kesepian sering kali menghampiri saat melihat para hewan yang mengelompok, juga melihat manusia yang berjalan pulang atau sekedar menangkap kumbang dihutan.

"Kuroo-san, kau yakin bukan benar-benar orang gila?" Tsukishima mencicit.

Kuro bergerak, mengibaskan tangannya dan pepohonan yang semula mati kembali hidup, hijau dan rindang hingga menutupi bulan purnama, yang memang merupakan kelemahan iblis sepertinya, untunglah cahaya bulan tidak sampai mengenainya.

"Kuroo-san," Tsukishima tak percaya, iya terkagum-kagum melihat pohon yang perlahan berbuah. "Kuroo-san, apa kau bisa membangkitkan Dinosaurus?"

Tsukishima menutupi mulutnya sendiri saat Kuroo tertawa. Wajahnya memerah menahan malu, dan karena cahaya bulan menyorot Tsukishima dari celah pepohonan membuat Tsukisima terlihat beribu-ribu kali lebih menawan.

Dan tanpa diminta Kuroo bergerak, instingnya menyuruhnya untuk membuat Tsukishima ikut bersamanya, menemani dan menghilangkan kesepiannya yang panjang.

"Kuroo-san! Apa yang kau lakukan?!" Tsukishima berteriak, menarik diri dari kungkungan Kuroo namun gagal, taring milik Kuroo lebih dulu menggigit pundaknya.

Tsukishima menyesal, datang kemari bukan pilihan yang tepat. Ia kecewa, pada sosok yang masih memeluknya hingga kesadarannya habis tak tersisa.

'Oyasumi Megane-kun, temani aku untuk selamanya.'

  - Fin.

Kurotsuki FanbookWhere stories live. Discover now