Episode 10: Eyang Ali

1.9K 197 3
                                    

Tim proyek Wakatobi Scent semakin disibukkan dengan berbagai persiapan untuk presentasi pada investor di Wakatobi akhir pekan ini.

Juga Eshal yang kini tengah merevisi beberapa rancangan timnya untuk kemudian di evaluasi lagi sore ini. Saking sibuknya ia bahkan tak sempat untuk pulang makan siang dengan Kirana- lupakan perihal pulang, sebab hal itu tak lagi berlaku sejak Zachery mengeluarkan mandat mutlak jika dirinya tidak boleh pulang sebelum jam kerja berakhir.
Jangankan pulang, menyempatkan makan siang di kantor saja rasanya tak ada waktu.

Dibalik meja kerjanya yang tentunya masih di depan ruangan Zachery- meja kerja sekretaris, ia masih berkutat dengan komputernya menghaluskan rancangan desain di dalam sebuah aplikasi perangkat lunak.

Saking seriusnya ia sampai tidak sadar beberapa orang sudah masuk ke ruangannya.

"Nduk" suara berat mengalihkan atensi Eshal dari kegiatannya.

"Iya- Pak Ali?!" Eshal langsung bangkit dari kursinya saat melihat Pak Ali tengah berdiri didepan meja kerjanya. Iya, pak Ali pemilik perusahaan sebelum diwariskan kepada cucunya- Zachery.

Pak Ali tersenyum kemudian bertanya "Aqsa ada?"

Eshal sempat memproses perkataan yang baru saja terlontar. Lewat beberapa detik baru sadar yang disebut Pak Ali adalah nama tengah bosnya "sedang tidak ditempat, Pak. Beliau lagi makan siang sama mitra dari House Of Art" Zachery sedang makan siang bersama mitra House Of Art untuk peluncuran produk kerja sama. Sementara dirinya diminta untuk tetap di meja kerjanya mengerjakan desain yang harus selesai hari ini juga.

"Dia pergi makan dan kamu disini masih kerja?" Ada raut kesal di wajah pria berumur 75 tahun itu.

"Emm, bukan kayak gitu Pak. Ada proyek yang sangat mendesak, kita sedang mengejar target untuk merampungkannya" jelas Eshal.

"Proyek? Jadi ini nak Eshal ya?" Pak Ali ingat cerita dari Pak Ibnu. Bahwa sekretaris Zachery sekarang adalah gadis dari Departemen Design & Packaging.

Gadis yang menarik, karena kebal bersama Zachery hingga saat ini. Pun menurut ucapan Pak Ibnu lagi, Eshal adalah orang pertama yang tahan bekerja dibawah tekanan Zachery secara langsung dalam kurun waktu lewat dari seminggu selain Pak Ibnu tentunya.

Dulu saat Pak Ibnu harus pergi menemani sang Eyang untuk kunjungan ke Selandia Baru. Zachery sampai harus ganti 5 kali sekretaris karena mereka merasa tak sanggup.

"Iya betul Pak. Saya Eshal" Eshal membalas senyum ramah yang terukir di wajah pak Ali yang tak lagi kencang.

"Kalau gitu, makan siang bareng Eyang!" Putus pak Ali.

Merasa sungkan tentu saja, pasalnya ini kali pertama dirinya banyak mengobrol dengan pak Ali "enggak apa - apa, Pak. Enggak usah"

"Perut kamu harus diisi dulu, baru bisa kerja lagi" tutur pak Ali yang akhirnya membuat Eshal luluh dan ikut makan siang bersama.

"Perut kamu harus diisi dulu, baru bisa kerja lagi" tutur pak Ali yang akhirnya membuat Eshal luluh dan ikut makan siang bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AFFAIRE D'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang