part-5: 🌷

176 30 3
                                    

Happy Reading🌹

"Ara," guman seorang pria yang kini ada di kelasnya. Dia tersenyum senang karena sudah mengetahui nama wanita yang ia sukai semenjak kuliah di Universitas ini.

Dari semenjak kuliah dia memang telah menyukainya tapi dia tidak mengetahui namanya. Ia memang sering memperhatikannya secara diam-diam, namun baru kemarin ini dia bisa bertemu langsung dengan wanita yang ia sukai karena insiden tidak sengaja itu.

"Woi," teriak seseorang mengganggu lamunan pria tersebut.

"Astagfirullah, Bagus lu kalo datang ucap salam kek, jangan malah ngagetin," ucap Reza sewot.

Perasaan banyak yang hobby ngagetin ya disini hehe_Author

Ya, dia Reza. Seorang pria yang sudah lama menyukai Zahra, namun tidak disadari oleh Zahra.

"Hehehe, sorry Za sorry," ucap temannya--Bagus Sunjaya cengegesan.

"Eh si Aldo mana?" tanya Reza kepada temanya itu.

"Palingan dia lagi di WC, biasa lah nabung," ucap Bagus, Reza hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Yang Bagus maksud nabung itu bukan berarti menabung uang atau semacamnya namun nabung menurut Bagus adalah BAB atau Buang Air Besar, makanya Reza menggelengkan kepala.

"Assalamualaikum," salam seseorang menghampiri mereka berdua.

"Waalaikumsalam," jawab keduanya

"Lagi ngomongin apaan si, kayaknya seru amat?" tanya orang itu.

"Lagi ngomongin lu," ucap Bagus

"Widih ngomongin tentang apanih? Pasti tentang kegantengan gua yang ga diraguin lagi kan? wahh iya nih keknya" ucap pria itu sombong.

"Nggak lah, kita itu lagi ngomongin hobby lu kalo di kampus," kali ini bukan Bagus yang bicara melainkan Reza.

"Hah? hobby gua? emang hobby gua apaan? perasaan gue nggak punya hobby deh di kampus," pria itu bingung sendiri.

"Hobby lu itu berak Yanto," celetuk Bagus, yang langsung mendapat ijakan kaki pria itu, karena dia duduk di sebelahnya.

Dia itu Aldo Wijayanto, Reza sering memanggilanya dengan sebutan Aldo namun Bagus kadang memanggilanya dengan sebutan Yanto, padahal Yanto adalah nama Bapak Aldo.

"Enak banget lu ngomong hobby gua berak," ucapannya sewot.

"Emang fakta bukan?" ucap Bagus tak mau kalah.

"Tapi itu bukan hobby gua Jaya," ucap Aldo yang mendapat pelototan dari Bagus.

"Heh bokap gua tuh," ucap Bagus geram karena Jaya adalah nama Bapaknya.

"Lo juga tadi sebut nama bokap gua," ucap Aldo tak kalah geram.

Jadi nama panjang Bagus dan Aldo adalah nama bapaknya. Hehehe

"Udah udah, kenapa pada ribut sih. Kalian gak malu apa jadi bahan tontonan," tegur Reza karena sekarang kelas sudah mulai ramai, waktu istirahat sebentar lagi habis, dan kelas akan di mulai kembali.

Tak lama kemudian, dosen mereka pun masuk dan memulai pembelajaran.

***

Kelas sudah selesai, Zahra dan teman-temanya menuju gerbang untuk pulang.

"Ra lo mau pulang sama siapa? Gue gak bisa bareng sama lo, soalnya gue masih ada urusan," ucap Karin merasa bersalah, karena biasanya Zahra pulang dengan Karin.

Amanda dan Nabila sudah pulang duluan karena mereka satu arah.

"Gapapa, aku bisa telepon Abang aku kok," ucap Zahra memaklumi, toh dia juga tau kalau Karin juga sibuk sama seperti dirinya.

"Ohh yaudah aku duluan ya Ra, Assalamualaikum," ucap Karin yang langsung pergi dari hadapan Zahra

"Waalaikumsalam,"

Setelah karin pergi Zahra duduk di halte, ia menelepon Abangnya untuk minta di jemput.

"Assalamualaikum Bang, Abang lagi sibuk nggak?" tanya Zahra yang sudah tersambung dengan Faisal di telepon.

"Waalaikumsalam Abang lagi sibuk dek, emamgnya kenapa?" ucap Faisal dari sebrang sana.

"Ohh gitu ya, Ara sekarang mau pulang tapi ngga pulang sama karin, soalnya dia ada urusan. Tadinya mau minta Abang jemput tapi Abangnya sibuk,"

"Yahh jadi gimana ya? kerjaann Abang nggak bisa ditinggalin soalnya sekertaris Abang lagi cuti. Mendingan kamu pesen ojek online aja gimana?," ucap Faisal memberi pengertian.

"Em yaudah deh iya, Adek tutup ya Bang Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Zahra menutup sambungan telepon bersama Abangnya, ia segera memesan ojek online di handphone nya. Namun sudah dua jam lamanya ia tidak mendapatkan ojek online tersebut sampai baterai handphone Zahra low bat, dan hari semakin sore.

"Duh gimana ya? handphone nya low bat lagi, masa iya aku harus jalan ke rumah. Tapi kalo nggak jalan, aku gak akan pulang dong," bingung Zahra, pasalnya rumah dengan tempat kuliah Zahra itu lumayan jauh. Jika naik mobil saja 15 menit apalagi kalau jalan, bisa-bisa satu jam Zahra baru sampai di rumahnya.

Tinn...

Suara klakson mobil membuyarkan lamunan nya, ia mendongak untuk mengetahui siapa pemilik mobil tersebut. Perlahan kaca mobil itu terbuka. Zahra memicingkan matanya.

"Reza," lirihnya


























Jangan lupa Vote⭐dan Coment💬
See you next part....🤗

_Me You and Allah_

📝Zahra Rahmania
🗒Cirebon,5 Agustus 2020

Me You and AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang