MDIMH 3|1. Afzal

6.7K 139 67
                                    

Jangan pernah untuk memplagiat cerita ini.

Budayakan Vote sebelum membaca dan Komentar sesudah membaca.

Hargailah penulis jika kalian sendiri ingin dihargai ✔

***

Tidak terasa sepuluh tahun pun telah berlalu, semenjak dimana Jesslyn melahirkan dua anak laki-lakinya sembilan tahun yang lalu, suasana mansion yang tadinya sudah ramai pun, kini bertambah ramai karena tangisan dan juga teriakan kedua anaknya, termasuk suaminya sendiri.

Ya, setelah dimana hari pernikahannya waktu itu ayahnya dan juga mamanya terus saja memohon dengannya untuk tinggal di mansion mereka, membuat Jesslyn yang mendengar sendiri bagaimana permintaan kedua orang tuanya itu pun mau tidak mau menurutinya.

Begitupun dengan Aldric, dirinya yang diancam oleh ayah mertuanya pun mau tidak mau memilih menyetujui apa yang sudah menjadi keputusan istrinya itu, mengingat ancaman ayah mertuanya itu yang tidak pernah main-main dalam ucapannya, jadi lebih baik dirinya mencari aman, bukan? Daripada mencari masalah dengannya.

"Afzal kenapa nangis, nak?" tanya Jesslyn saat dirinya sendiri tidak sengaja melihat Afzal putra pertamanya sedang menangis di kamarnya.

Afzal Athallah Douglas, merupakan anak pertama dari pasangan Princess Jesslyn Valentino dan juga Aldric Xander Douglas, dimana sejak lahir Afzal sudah mengalami kebutaan di bagian matanya, sangat berbeda dengan keadaan adiknya sendiri.

"Afzal sedih mi, mereka semua ngebully Afzal, mereka semua menghina Afzal, karena fisik Afzal yang seperti ini, mi." ucap Afzal disela-sela tangisannya, membuat Jesslyn yang mendengar sendiri ucapan putranya itu pun langsung memeluk putranya itu, yang dibalas pelukan juga oleh Afzal.

"Afzal jangan nangis nak, meski Afzal dibully sama mereka bukan berarti Afzal harus menangis, seperti ini, sayang." ucap Jesslyn sambil mengelus pucuk kepala putranya, yang dibalas anggukan kepala oleh Afzal.

"Iya mi." ucap Afzal berusaha mungkin menghentikan tangisannya, membuat Jesslyn yang melihat sikapnya itu pun tersenyum.

"Afzal kenapa sayang?" tanya Aldric sambil mendekati mereka berdua, menatap bingung kearah putranya itu.

"Afzal habis dibully lagi sama teman-temannya, kak. Mereka semua membully Afzal karena fisik Afzal yang seperti ini." ucap Jesslyn dengan perkataannya yang sama dengan perkataan putranya tadi, membuat Aldric yang mendengarnya pun menggeram.

"Besok papi bakalan panggil mereka ya nak, jadi Afzal gak usah sedih lagi sayang. Gak usah nangis lagi." ucap Aldric terdengar tegas, yang dibalas gelengan kepala oleh Afzal.

"Jangan pi kalau papi beneran panggil mereka, yang ada mereka semua nantinya semakin membenci Afzal pi, mereka semua akan membully Afzal bahkan lebih parah lagi dari yang Afzal terima sekarang. Jadi Afzal mohon sama papi, biarkan Afzal yang menghadapinya pi, jangan sampai papi sendiri yang menghadapi mereka bahkan memanggil mereka ke ruangan papi." ucap Afzal tidak kalah tegasnya dari ayahnya, tanpa memedulikan lagi bagaimana tatapan ayahnya itu sekarang kepadanya.

"Tap---" ucapan Aldric pun langsung terpotong oleh ucapan Andrian yang baru saja datang bersama Alfa dan juga Jeniffer.

"Ada apa ramai-ramai, begini? Bahkan pada kumpul begini, tanpa mengajak papa dan juga mama?" tanya Andrian sambil menatap ketiganya secara bergantian, sampai dimana tatapan tadinya yang sudah terlihat bingung pun, kini semakin bingung.

"Kenapa denganmu, Afzal? Kamu menangis lagi?" lanjutnya sambil mendekati Afzal, membuat Afzal yang ditanyai oleh kakeknya itu pun terdiam.

"Jesslyn? Aldric? Bagaimana bisa cucu kesayangan papa bisa menangis, begini?" tanya Andrian dengan pertanyaannya yang sama, ketika dirinya sendiri tidak mendapatkan jawaban sama sekali dari cucunya itu.

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Where stories live. Discover now