Borax

9 3 3
                                    

Rasa itu, semakin hari semakin tumbuh.
-Deniya Renatta Dwi

"ting"

Deniya menatap ponsel sebuah suara singkat mampu mengalihkan atensinya. Dan benar saja satu pesan masuk.

Borax 🦍

Cuman mau bilang jaga kesehatan ya. Kalo bisa jangan kemana-mana

Deniya
Iya, bawel banget dah kek cewek


borax 🦍

Maklum, namanya juga temen pasti khawatir lah.. :v

Entah, untuk kesekian kalinya Deniya mengulas senyum disudut bibir pichnya. Sebuah pesan singkat dari benda pipih itu, membuatnya sedikit tak karuan. Aneh. Tapi, apa boleh buat Deniya bahkan tak bisa menyembunyikan semuanya.

Borax 🦍
Gk capek apa senyum-senyum sendiri. :v

Entah, insting dari mana seseorang dibalik pesan itu mampu menebak apa yang dirasakan Deniya saat ini. Meski tak terlihat. Kenyataannya memang benar seulas senyum yang sedari tadi Deniya lontarkan hanya karena ucapan dari sosok itu, sosok yang saat ini menjadi lukisan untuknya.

Mungkin dari sebagian orang akan terheran-heran pasalnya, Deniya tak pernah menunjukan sikap ramah atau bahkan hanya satu senyuman saja.

Sikap arogan Deniya mampu menutupi sisi kelembutannya. Menutupi sebagian sisi putih dalam hidupnya.

Deniya
Ih siapa sih?

Borax 🦍
Udah ah jan senyum-senyum

Deniya
(Read)

Tak lepas dari rasa bahagia sebuah suara mampu mengalihkan dunianya. Naluri yang tertanam sedari kecil membuatnya di bendung rasa penasaran.

"Pranggggg"

"AAAAAAKHHH! "

Benar saja terdengar suara seperti pecahan, disusul teriakan yang memekakkan telinga. Tak banyak bicara buru-buru Deniya mematikan ponsel Deniya hanya ingin segera tau siapa malam-malam yang membuat gaduh.

Dengan bermodal pisau tumpul andalannya, perlahan Deniya mulai menuruni satu persatu anak tangga. Deniya berharap ini bukan maling atau penyusup yang mencoba mengambil berkas perting.

Jikapun demikian Deniya akan tetap berusaha melawannya meski kekuatannya tak sebanding pria lain diluar sana.

Dug

Dug

Dug

Suara ketukan kini kian semakin keras. Ini tidak lagi di sebut ketukan namun ini sebuah dobrakan. Semakin keras semakin membuat siapa saja merinding mendengarnya.

00.05

Dug

Dug

Dug

Lagi-lagi suara dobrakkan yang terdengar. Bukan tanpa alasan Deniya mengakuinya bahwa sekarang Deniya mulai merasa tegang. Siapa saja bisa tegang bukan? Bahkan seorang Deniyapun mampu mengalami ketegangan.

Hanya sekedar meneguk salivapun rasanya sangat susah. Keringat mulai membanjiri pelipis gadis itu. Hanya tinggal beberapa langkah untuk bisa meraih gagang pintu. 

Pada dasarnya Deniya memang berani dalam hal apapun. Sikap keberanian dan penasaran pun mampu berkontribusi dengan baik. Dengan perlahan Deniya mulai meraih tirai disamping pintu itu, tujuannya Deniya hanya ingin melihat postur dibalik pintu sebelum benar-benar membukanya.

Jleb

Seolah tak ingin ada yang tau siapa sosok dibalik pintu. Nyatanya listrik tiba-tiba mati. Ini seperti berada pada sebuah film bergenre psyco dimana ia muncul secara tiba-tiba. Meneror atau bahkan membunuh.

.

.

.

Jangan lupa vote + comentnya ya readers 🌼

Zawyn Khesa

So Cute so Bengis Where stories live. Discover now