Chapter 5

98 77 22
                                    

Apakah benar, masa lalu dapat menjadi penghalang untuk bersatunya kembali dua insan yang terpisahkan?

🌺

Sepulang sekolah, Nayna mendapat pangiilan dari wali kelas di kelas barunya. Heran. Sepanjang perjalanan Nayna bersekolah, baru kali ini ia dipanggil secara pribadi oleh wali kelasnya sendiri. Mina yang penasaran pun ingin ikut pergi bersama Nayna, tapi Nayna mencegahnya karena tidak mau melibatkan Mina dalam masalahnya kali ini.

Tok.. tok.. tokk...

" Permisi, Bu. "

" Silahkan masuk, Nayna. "

" Ada apa Ibu tiba-tiba manggil saya? "

" Duduklah. "

Dengan sigap Mina langsung mengambil posisi duduk berhadapan dengan wali kelasnya itu.

" Kamu ada masalah apa, Nak? " tanyanya.

" Eee.. Ibu kok nanya seperti ini? Saya tidak apa-apa kok, Bu. "

" Nilai kamu turun drastis akhir-akhir ini. Sejauh yang Ibu lihat, kamu adalah anak yang cerdas dan cekatan. Maka dari itu, Ibu bertanya sebenarnya apakah ada yang mengganggu pikiran kamu? "

Terdiam. Nayna tidak menyadari bahwa akhir-akhir ini ia mengabaikan tugasnya sebagai seorang pelajar. Yang ia tahu, ia banyak melamun belakangan ini.

" Maafin Nayna, Bu. Nayna salah. " Nayna tidak mau menceritakan masalah hidupnya selain kepada Mina dan Tuhan.

" Ibu gak percaya kamu bakal sadar sama kesalahan kamu ini. "

" Loh, maksud Ibu? "

" Ibu taruh kepercayaan kepada Nandra untuk mengajari kamu dan menjadi guru privat kamu. "

DEG!

" Ibu bercanda, kan? Saya gak mau, Bu. Saya sedia diajar oleh siapapun asalkan jangan dia. "

" Apa gunanya saya bercanda? Ini menyangkut masa depan kamu. Saya tidak terima alasan apapun. Mau tidak mau, kamu harus mau diajar oleh Nandra. "

" Tapi, Bu. Say- "

" Saya siap menemani Nayna belajar. " sela seorang laki-laki yang tak lain adalah Nandra.

"Terima kasih. Nayna, Nandra sudah bersedia untuk mengajari kamu dan kamu juga harus bersedia untuk diajari Nandra. Ingat! Seminggu ini saya mau melihat ada perubahan dari kalian berdua. "

" Baik, Bu. " ucap Nayna pasrah.

" Oke, saya rasa cukup. Selamat berjuang Nayna, Nandra. Silahkan keluar. Saya sudah ditunggu oleh pacar saya. "

Nayna dan Nandra menoleh ke arah seorang laki-laki berkumis tebal, berjas pink serta tangannya yang memegang payung pink.

" Astaga. Macaron pink gua terhina melihat ini. " batin Nayna.

" Anjir, itu manusia apa bukan? Serius nih emaknya gak nangis liat anaknya begini? " batin Nandra.

" Heyy kalian mau terus ada di ruangan saya? "

MACARON LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang