43. DIFNG

115 5 1
                                    

Andre dan Alya baru sampai di depan mansion keluarga Jovanji. Sudah berkali-kali Alya menolak untuk menetap, sayangnya Indra dan Indri kekeh untuk memaksa Alya tinggal. Alhasil, kesinilah Alya diantar.

"Makasih ya kak, udah mau anterin aku." Ujar Alya seraya meremas handphonenya.

Berbicara dengan Andre yang notabennya adalah laki-lagi dingin nan minim ekspresi membuatnya merasa gugup.

Andre turun dari motornya, sontak menimbulkan kerutan di dahi Alya. Sadar dari alam lamunnya, Alya segera menawarkan Andre masuk. Meskipun ada rasa tak enak karena bukan di rumahnya sendiri. Tapi melihat Andre yang turun dari motor membuat dirinya mau tak mau segera menawarkan diri untuk kakak kelasnya ini mampir sebentar.

"Kak Andre mau mampir dulu?" Tanya Alya setelah Andre melepas helm miliknya.

"Hmm, mau ketemu om Zeyn." Balas Andre seadanya.

Mendengar nama Zeyn, sontak membuat Alya menegang. Dia masih belum terbiasa dengan nama itu. Bahkan selama dia tinggal, tidak pernah berkontak mata atau bertegur sapa. Ketemu saja baru sekali saat menyampaikan pesan kakaknya.

Ketegangan Alya, membuat handphone di genggamannya tergeletak nahas di lantai. Melihat Alya yang masih melamun, Andre memilih mengambilkan handphone itu.

"Al!" Panggilan yang tak kunjung mendapat respon, membuat Andre berdecak sebal.

Andre lantas menyenggol lengan Alya dengan handphone yang sedari tadi disodorkan pada pemiliknya.

"Ehh." Kaget Alya yang baru kembali dari lamunnya.

Alya langsung mengambil alih handphonenya, seraya berekspresi tak enak hati, "Maaf Kak."

Andre hanya berdehem sebagai tanggapan. Pandangan Alya sontak mengarah pada leher Andre. Menyipit tanda memastikan.

"Kak Andre, itu kalung kakak?" Andre melirik kalung berbandul huruf E yang dikenakan sebelum berdehem.

"Apa kalungnya sepasang?"

"Hmm, tapi cowo-cowo."

"Apa ini pasangannya?" Tanya Alya sembari mengambil kalung yang memiliki persamaan desain modelnya. Hanya saja kalung yang Alya pegang berbandul huruf I.

"Kok di lo?" Tanya Andre dengan alis yang hampir menyatu.

"I-ini punya kak Andri ya?" Tanya Alya sedikit merasa gugup karena pandangan Andre yang begitu intens.

"Iya, kenapa di lo?"

"I-itu anu..." Jawab Alya semakin gugup membuat Andre berdecak sebal.

"Jangan lupa dikembaliin!" Tak ingin tau lagi urusan keduanya, Andre lebih memilih memberi peringatan sebelum masuk ke dalam mansion Jovanji untuk bertemu dengan Zeyn karena ada urusan bisnis. Karena itu pula Andre setuju untuk mengantar Alya.

¤=¤=¤

"Kak Andre!" Seru Alya setelah melihat Andre keluar dari mansion.

Sedari tadi Alya terus menunggu di teras. Dia ingin ikut bersama Andre. Dengan alasan ingin mengembalikan kalung milik Andri.

Jujur saja, Alya masih merasa tak enak hati terus berada di mansion ketika dua sahabatnya tidak ada.

Rozelly begitu murah hati memaafkan kesalahan kakaknya. Tanpa berpikir dua kali, Rozelly mengizinkan Alya untuk tinggal.

Memang wanita mana lagi yang bermurah hati memberikan tempat tinggal pada adik dari selingkuhan suaminya itu. Siapapun pasti akan mengusir tanpa belas kasih.

Dian Is Fuck Nerd GirlWhere stories live. Discover now