18 - Sasuke (1)

2.2K 287 66
                                    

Seminggu kemudian.

"Look, siapa yang pulang."Ucap Itachi saat mendengar langkah kaki melewati mereka. Keluarga Uchiha lainnya sedang berkumpul dengan manis di depan perapian, saling berbagi kisah dan nasihat sesekali tawa terdengar.

Mereka menoleh menatap pria Uchiha yang beberapa terakhir menjadi topik hangat dalam pembicaraan keluarga. Konan menyikut suaminya pelan, menegur pelan tingkah Itachi yang menurutnya kekanakan. Ibu dan Ayahnya hanya tertawa kecil. Sedangkan Kirio, Uchiha termuda di dalam rumah itu berlari menemui pamannya.

"Jangan terlalu dekat dengan Uncle Sasuke, Kirio. Dia dari luar."Tegur Itachi pada anaknya.

Namun jelas saja anak itu mengabaikan ucapan ayahnya, ia berlari mendekati pamannya. Berdiri 3 langkah jauhnya, wajah Sasuke sangat datar berbanding terbalik dengan Kirio yang sangat berseri.

"Apa paman sudah sembuh? Apa paman dari rumah bibi Sakura? Paman tidak pulang seminggu, grand mama bilang paman ingin berhenti jadi orang bodoh? Papa bilang paman akan menikah dengan bibi Sakura apa itu benar? Jadi kapan Kirio punya adik sepupu? Apa dia akan cantik seperti bibi? Karena grandmama bilang dia tidak boleh terlihat seperti paman. Well, Kirio setuju."

Kirio menyerang Sasuke dengan pertanyaan beruntun yang membuatnya jelas terkejut dari mana anak seumuran memiliki nyali menanyakan hal seperti itu, kecuali memang pembicaraan tersebut lazim dibicarakan selama dirinya tidak ada berada disini. Sasuke menatap Itachi dan Ibunya bergantian yang terlihat sangat jelas menahan tawanya. Ia merasa terhianati, lebih tepatnya tersinggung keras dengan pertanyaan-pertanyaan Kirio padanya. Keponakannya itu jelas membawa sakit kepala untuknya.

"Well, paman tidak tau mau menjawab yang mana. Sorry, paman ingin berisitirahat."

Mengabaikan Kirio, Sasuke segera pergi menaiki tangga menuju kamar yang ditempatinya.

...

'Tok tok tok'

Sasuke yang baru saja menyelesaikan acara mandinya mendengar ketukan pada pintu kamarnya. Acara berendam nya selama sejam baru saja selesai ia lakukan. Berendam air hangat benar-benar membantunya untuk membuat otot-ototnya menjadi rileks, tubuhnya terasa sangat segar.

Perlahan ia membuka pintu kamarnya, Ibunya berdiri di depan pintu. Tanpa senyuman, satu alis terangkat naik dan kedua lengannya terlipat silang di depan dada.

"Apa ma?"Tanya Sasuke kebingungan.

Mikoto tidak perlu menunggu persetujuan anaknya untuk masuk ke dalam kamar. Ia berjalan dengan santai dan duduk di salah satu kursi panjang dibawah kunsen jendela. Mengarahkan tangannya untuk Sasuke duduk dihadapannya.

Tentu saja Sasuke mengikutinya, meskipun tubuhnya saat ini hanya tertutupi bathrobe coklat tua. Dirinya duduk bersebrangan dengan ibunya, selama beberapa detik ia tahu akan terjadi pembicaraan serius. Apalagi melihat ibunya sudah duduk dengan posisi kaki menyilang. Ini akan memakan waktu yang cukup lama, tebaknya.

"Dengar..."

Dari semua pemikiran tentang topik apa kira-kira yang akan dibicarakan oleh ibunya, Sasuke yakin ini mengenai Sakura, Ino, dan dirinya. Sasuke sudah bisa menebak kira-kira apa yang akan dikatakan oleh ibunya. Sudah pasti berputar pada kebodohan dirinya, lalu kesalahan lalu nya, kemudian seberapa besar masalahnya, terus akhirnya keluhan semua masalah yang ia timbulkan akan diselesaikan oleh ibunya. Penutup tentang mempertanyakan kedewasaan dirinya, karena ibunya yang pada akhirnya ikut turun tangan dalam kekacauan yang dilakukannya.

"... Kau tidak boleh semarah itu. Kau membuatnya menangis."

"Ino?"Sasuke menghela napas.

"Hah? Kirio tentu saja maksud mama."

and this is how destiny worksWhere stories live. Discover now