Bab 31 - Dejavu.

1.6K 139 5
                                    

Kamu tidak tau bagaimana rasanya berpura-pura menjadi orang asing di saat hati masih ingin bersanding.

Kamu mungkin bisa melakukan nya dengan mudah, tapi perihal hati tidak bisa di bohongi.

Seperti saat ini sudah beberapa bulan Aleta dan Altair sudah seperti orang asing yang hanya bertatap muka saling memandang namun tidak saling menyapa.

Mereka kembali lagi menjadi dua orang asing, semua itu memang sudah berjalan dengan semesti nya.

Perasaan itu masih ada bahkan sampai saat ini. Mungkin memang seharus nya Altair bersama dengan Anaya, biarkan Aleta sendiri mengisi ruang hampa nya.

Akhir-akhir ini juga Aleta bukan seperti Aleta yang Barbar, riang, dan selalu gembira.

Aleta sekarang adalah Aleta yang tertawa sewajarnya dan becanda seperlunya, dia bahkan selalu terlihat bersama dengan Reyon dan Fiordan.

Banyak juga yang merumorkan Fiordan dan Aleta pacaran, padahal aslinya mereka bersaudara.

"Hei sayang" Panggil Fiordan begitu kencang nya ketika mereka sedang berada di lapangan basket.

"Sayang-sayang pala abang dua peyang!"

Aleta mendesis tidak suka, berdecak sebal karena abangnya selalu menjadikan nya santapan para buliyan Fans nya.

"Makasih sayang!"

Fiordan merangkul pinggang Aleta romantis, banyak orang yang memperhatikan keduanya dan banyak juga yang mencibir nya.

"Abang ihhh" Aleta berusaha menyingkirkan tangan Fiordan yang merangkul pinggang nya.

Sangat meresahkan.

"Udah si dek,lo jomblo ini belagu lo!"

"Aih bangsat!!" Umpatnya dan langsung mencubit kecil perut abang nya.

Aleta lalu pergi dari hadapan abang nya yang menyebalkan itu.

"Dih dia bisa juga ngomong kasar gua bilangin mamah lo" Teriaknya dan Aleta tidak peduli dengan omongan Fiordan.

* * *

Aleta terus berjalan melewati koridor yang sepi, karna memang jam masuk sudah dari tadi berbunyi, tapi karna Fiordan dia harus rela mengantarkan baju basket yang sengaja Fiordan tinggalkan di tas nya.

Akibat terburu-buru akhirnya Aleta menabrak seseorang yang menyebabkan dirinya jatuh.

Aleta menabrak dada bidang orang itu dan ternyata orang itu adalah Altair.

Seperti Dejavu,ingatan kembali lagi berputar saat Aleta tidak sengaja menabrak dada bidang Altair dulu.

Altair menatap matanya lekat begitu pun dengan Aleta tapi setelahnya Aleta yang memutuskan tatapan itu lalu pergi dari hadapan Altair begitu saja.

"Segitu benci nya lo sama gua" Ucap Altair saat Aleta sudah pergi dari hadapan nya.

* * *

Kenangan adalah sesuatu yang terkadang datang begitu saja dengan menyakitkan, Aleta masih memikirkan insiden tadi, saat dimana dia tidak sengaja bertemu dengan Altair.

Disini tak hanya ada Aleta, tapi ada juga Reya, Briyan dan juga Banyu karna sekrang sudah waktunya istirahat.

Briyan dan juga Banyu memang ada disini semenjak kejadian Altair menjauhi Aleta tanpa sebab, mereka bertengkar karna sebuah pendapat yang berbeda.

Banyu dan juga Briyan tidak marah, mereka hanya tidak percaya dengan Altair yang lebih memilih Anaya dibanding persahabatan nya.

"Let lo jangan diem aja, makan" Ucap Banyu menyuruh Aleta makan.

Dari tadi Banyu perhatikan Aleta hanya mengaduk-aduk bakso nya saja.

"Iya Bany nanti Aleta makan" katanya tersenyum manis.

Semua orang di meja ini tau jika senyum itu hanya topeng untuk menutupi lukanya.

"Hmm... gua sama Iyan mau ngambil nilai dulu yah ke ruang Guru, nanti kita kesini lagi gapapa kan?" Tanya Reya kepada Aleta dan juga Banyu.

"Iya gapapa rey, gua disini sama leta" Jawab Banyu dan Aleta juga mengiyakan saja.

"Bye jangan kangen ma gua sama ayang beb,yuk beb" Ucap Briyan kepada mereka semua membuat Banyu dan juga Aleta berdecak sebal, dari dulu Briyan tetap saja seperti itu.

"Gila lo"

"Yaudah bye" Ucap Briyan dan langsung pergi dengan Reya.

* * *

Reya juga Briyan telah selesai mengambil nilai nya, tidak sengaja Reya melihat Zia bersama dengan Riris dan juga Sisi Antek-anteknya Zia yang berada di gudang dekat halaman belakang.

"Yan liat deh Zia sama temen nya, nguping yu mereka lagi asik ngapain sih?" Ajaknya dan Briyan mengiyakan saja, dia juga kepo dengan Ketiga orang tersebut.

Briyan dan Reya menguping pembicaraan Zia dan juga antek-anteknya di belakang lemari tua didekat pintu tempat mereka berkumpul.

"Keren lo Zi,salut gua sama lo!" Ucap Sisi yang begitu semangat berbicara.

"Yaiya lah gua gitu loh!"

"Oh iya Zi, keuntungan lu apa sih sampe lo rela-rela an bikin mereka bertengkar hebat?" Tanya nya Riris penasaran.

Riris memang sedikit lemot tapi Riris orang yang bisa di andalkan dari Sisi walaupun semua teman nya lemot.

"Ris, dengan mereka bertengkar gua bisa deket sama Altair dan Altair juga ga cuek lagi sama gua, bahkan sekarang dia baik banget sama gua" jelas Zia panjang lebar kepada Riris.

"Tapi kan Altair sekarang makin lengket sama Anaya, lo ga cemburu apa?" Tanya sisi.

"Cemburu sih tapi gua tau kalau tuh si kutu buku sukanya sama Kevin gua setiap minggu selalu liat mereka Di rumah kevin, jadi gua ga perlu khawatir!"

Sebenarnya Zia dan juga kevin tetanggaan. Sudah tidak aneh lagi jika Zia tau soal hubungan nya dengan Anaya.

Mamah Kevin selalu bercerita tentang Anaya kepada mamah nya Zia.

"Salut gua sama lo Zi"

"Yoi,pasti lah Ziaa" bangganya percaya diri.

Reya dan juga Briyan mendengar semuanya dan mereka sempat merekam semua pembicaraan Zia dan juga antek-anteknya.

Awalnya Reya emosi tapi Briyan mencoba menenangkan, ternyata yang membuat Aleta dan juga Altair seperti itu adalah Zia.

Tidak akan Reya biarkan Zia melakukan apa yang di inginkan nya selama ini.

Apalagi ini soal sahabatnya yang disakiti oleh Zia berbulan -bulan, tapi dengan kurang ajarnya dia bermain cantik seperti ini.

Lihat saja nanti apa yang akan Reya lakukan untuk Zia.

--see u--

Kenangan,sesuatu yang terkadang datang begitu saja dengan menyakitkan tanpa mempedulikan kondisi dan perasaan.

-Altatair-

Altatair✓ [Revisi]Where stories live. Discover now