19. Alpha

3K 197 12
                                    

"Kau adalah anak dari Klotho."

Ranya terdiam dengan mulut terbuka lebar. Ia tampak kaget dengan penuturan Fella barusan.

"T-tunggu ... jadi maksudmu, aku adalah anak dari salah satu bagian Dewi Moirai, yaitu Klotho. Benar?"

Mendapat anggukan dari Fella tidak membuat Ranya percaya. Ia melirik Rafael yang duduk di sebelahnya dan kembali mendapat anggukan dari lelaki itu.

"Aku adalah anak dari hubungan terlarang antara Klotho dan manusia biasa, benar?"

Fella mengangguk lagi, kini Rafael juga ikut mengangguk tanpa dilirik.

"Kalian pasti bercanda." Ranya tertawa kencang seolah baru mendengar candaan paling lucu di seumur hidupnya.

"Ranya ... dengar." Fella menyentuh tangan Ranya dan mengelusnya dengan ibu jari. "Aku tahu, kau pasti terkejut mendengar kenyataan yang satu ini. Tetapi itulah faktanya."

Ranya menepis tangan Fella dengan kasar. "Aku punya orang tua di duniaku! Walau mereka tidak menyayangiku, mereka adalah orang tuaku. Mereka adalah seratus persen manusia. Dan itulah kenyataannya!"

"Mereka tidak menyayangimu?" ulang Rafael merasa janggal dengan kalimat itu.

Ranya tertegun sejenak. Lalu, berdeham kecil. "M-mungkin mereka menyayangiku, tapi aku tidak tahu."

Rafael berdecak, ia memegang kedua bahu Ranya membuat gadis itu menatap kedua bola matanya. "Beritahu padaku, apa yang mereka lakukan padamu?"

"A-aku h-hanya sering dipukul jika melawan omongan mereka. Tetapi semua orang tua akan melakukan itu jika anaknya melawan, bukan?"

"Kau dipukul!?" Rafael spontan berdiri tegap. Ia menggulung lengan bajunya. "Di mana mereka? Katakan padaku, berapa kali mereka memukulmu? Aku akan membunuh mereka untukmu!"

Ranya berdecak. Ia menarik tangan Rafael agar duduk kembali.

"Lalu, apa lagi yang mereka lakukan padamu?" tanya Fella dengan raut khawatir.

Bola mata Ranya mengarah ke atas, seolah sedang berpikir. "H-hanya aku harus mendapat beasiswa agar bisa bersekolah. Tidak boleh mengikuti kegiatan sekolah. L-lalu, harus tetap di dalam kamar jika mereka ada di rumah. Dan aku tidak boleh memberitahu orang lain bahwa mereka adalah orang tuaku."

"Sialan! Padahal aku rutin memberi mereka uang sebagai biaya hidupmu," umpat Rafael membuat Ranya menoleh padanya.

"H-hah? Apa kau bilang?"

Rafael menatap Ranya penuh rasa bersalah. "Maafkan aku. Seharusnya aku mencari orang baik sebagai orang tua sementaramu."

Ranya berdecak. "Apa sih maksudmu?"

"Beberapa hari setelah kau lahir, Klotho dan suaminya dilempar ke dalam Tartarus. Saat itu aku dan Atropos ikut dihukum, karena kami adalah satu. Aku dihukum untuk menjadi mate seorang werewolf dan Atropos harus bekerja untuk Dewa Hades."

Fella menjilat bibirnya sekilas sebelum kembali melanjutkan, "Dua tahun kemudian, aku melahirkan Rafael. Seorang werewolf tumbuh lebih cepat dari manusia biasanya. Saat Rafael berumur satu tahun, tubuhnya bahkan lebih besar darimu yang berumur tiga tahun. Kemudian, suamiku mendadak meninggal karena sebuah kejadian." Wajah Fella mendadak berubah menjadi sendu.

"Cukup rumit jika harus dijelaskan. Aku yang terpaksa harus memimpin pack, tidak bisa menjagamu dengan baik. Kau hampir saja diserang oleh vampire, jika Rafael tidak menyelamatkanmu. Akhirnya aku meminta Rafael untuk menitipkanmu pada sepasang suami-istri manusia."

"Maafkan aku. Aku tidak tahu mereka memperlakukanmu seburuk ini." Fella menunduk.

Ranya menelan ludahnya susah payah. "Kalian bersungguh-sungguh? Ini bukan cerita fantasi ciptaan kalian 'kan?"

"Kau harus percaya pada kami, Ranya." Rafael berujar frustasi.

"Lalu, mengapa kalian kembali mencariku?"

"Seperti yang kukatakan di awal, kami adalah satu."

Ranya mendengus. "Bahkan kenyataan ini lebih gila dibanding fakta bahwa kalian bukan manusia biasa."

~To be continue
.
.
.

Mumpung mood lagi bagus, aku fast update aja deh. Takut mood mendadak hilang ( T-T)
Vote dan komennya jangan lupa, ya. Biar aku makin semangat ngetiknya><
See u in next chapter

.
.
.

-Thanks, God:)

My Handsome AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang