34. Luna

2K 154 17
                                    

Zeus benar-benar luar biasa. Ia mengirimkan seluruh makhluk mitologi yang bahkan tidak terpikirkan oleh Leo. Pasukan kaum werewolf kini semakin berkurang dan melemah. Sedangkan, pihak lawan semakin bertambah kuat seolah tak ada habisnya.

Leo mengoyak-ngoyak makhluk setengah burung setengah manusia di hadapannya dengan buas. Ia mengalihkan perhatian pada sekeliling. Banyak anggota packnya yang tergeletak mengenaskan. Leo menatap makhluk aneh yang kini berdiri di hadapannya. Makhluk mitologi yang biasanya disebut Chimera. Makhluk itu memiliki tiga kepala dari hewan yang berbeda, yaitu singa, ular, dan kambing. Konon katanya, Chimera sering menjadi lambang kekuatan setan.

Ukuran Chimera pun berkali lipat lebih besar dari Leo. Tetapi itu tak membuat Leo takut sedikitpun. Chimera tampak bersiap untuk menyerang. Leo pun bersiaga di tempat.

Chimera melompat dan menerjang. Untungnya, Leo dengan sigap menghindar. Lalu, ia melayangkan cakarannya sebagai balasan. Chimera tampak kesal, ia menggeram dengan wajah kambingnya yang menyeramkan. Ular yang menjadi ekornya menjulur dan melilit tubuh Leo dengan cepat. Semakin lama semakin erat membuat Leo susah bernapas.

Leo mengaung dengan keras. Beberapa panah langsung menancap kepala sang ular membuat Chimera mengerang kesakitan. Perlahan, lilitan di tubuh Leo mengendur. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Leo langsung menerjang Chimera dan mengoyak-ngoyak tubuhnya.

Leo menghela napas lega. Ia mengangkat kepalanya yang sudah bersimbah darah milik lawannya itu.

"XANDER!!!"

Perlahan Leo menolehkan kepalanya. Saat itu juga, ia merasa waktu seolah berjalan dengan lambat. Leo melihat Ranya berlari ke arahnya. Ia sangat harap ini bukan khayalannya.

***

[3 jam sebelumnya]

Yerikho tak berhenti mengumpat. Ia sudah melewati tempat yang sama berkali-kali. Hutan itu seolah dirancang untuk memancing emosinya.

"Semua ini karena ponsel sialan itu," gerutunya masih kesal dengan benda yang berasal dari dunia manusia itu.

Yerikho menghentikan langkah kakinya saat merasakan kehadiran seseorang. Refleks, ia langsung bersiaga. Siap-siap jika ada yang menyerangnya dari berbagai sisi.

Ia tersentak pelan saat merasa perpohonan dari sebelah kanannya bergerak. Yerikho siap berubah menjadi werewolf, jika saja yang muncul bukanlah seorang anak kecil.

"B-bocah?"

Anak kecil itu berjalan mendekatinya. "Namaku Cal."

"Namaku Yerikho. Apa yang anak kecil lakukan di tengah hutan seperti ini?"

"Apa kau mencari seorang kakak cantik?" Cal mengabaikan pertanyaan Yerikho.

Bola mata Yerikho membesar. "Apa kau melihatnya?" tanyanya antuasias.

Cal mengangguk. "Aku melihatnya dibawa oleh seorang nenek tua beberapa hari yang lalu."

"Kau tahu di mana sekarang mereka berada?"

Cal mengangguk sekali lagi.

"Apa kau bisa membawaku ke sana?"

Cal tampak berpikir sejenak lalu menjawab, "Ikut aku."

Yerikho bersorak girang. Ia berujar dalam hati, "Apa kataku, aku bisa menemukan Ranya tanpa bantuanmu, benda menyebalkan!"

My Handsome AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang