04. Alexa doesn't like to take centre stage

1.6K 205 208
                                        

Rayn merebahkan tubuhnya yang letih ke atas ranjangnya yang empuk. Entah mengapa dia merasa ada setumpuk beban berat di pundaknya. Masalah geng-nya dengan Bastian sudah berhasil diatasi, lalu apa yang membuatnya menjadi sangat kepikiran saat ini?

Alexa.

Sontak saja nama Alexa langsung muncul di benaknya. Dia belum bertemu dengan gadisnya seharian ini. Terakhir kali dia melihat gadis itu adalah waktu berangkat sekolah tadi. Itupun hubungan mereka belum juga membaik dan Rayn malah membuatnya menjadi semakin runyam.

Masa iya sih gara-gara mikirin Alexa gue sampe jadi begini!?

Rayn tidak pernah menyadari jika Alexa berhasil membuatnya uring-uringan selama seminggu ini. Ingin rasanya dia mengirimi Alexa pesan hanya untuk sekedar bertanya tentang bagaimana kabar gadis itu, namun Rayn selalu mengedepankan rasa gengsinya.

Butuh waktu beberapa saat untuk menenangkan hatinya yang bergejolak sebelum akhirnya Rayn memutuskan untuk pergi menemui gadis itu.

"Gue harus ketemu sama Alexa," ujarnya kemudian beranjak dan menyambar kunci motornya.

Rayn melajukan motornya menuju rumah Alexa. Dia sudah membulatkan tekadnya untuk coba meminta maaf kepada gadis itu. Dia sadar kalau apa yang dia lakukan sudah keterlaluan. Alexa pasti cemburu. Kali ini, dia harus mengesampingkan egonya terlebih dahulu.

Kamar gadis itu masih terlihat terang, itu artinya Alexa belum tertidur. Rayn pun turun dari motornya dan memutuskan untuk memanjat pagar rumah Alexa. Alih-alih masuk menggunakan pintu depan, Rayn justru lebih memilih untuk memanjat balkon kamar Alexa.

Tok ... tok ... tok

Rayn mengetuk pintu kaca balkon kamar Alexa. Butuh waktu beberapa saat sampai akhirnya balkon itu terbuka menampilkan gadis dengan setelan baju tidurnya.

Lucu.

Entah mengapa saat ini Alexa terlihat sangat imut di matanya. Apa mungkin ini efek karena mereka sudah tidak berbicara selama seminggu?

"Rayn, kamu ngapain malem-malem ke sini?" tanya Alexa menyadarkan Rayn dari keterpakuannya.

"Emang gue ga boleh dateng ke rumah lo?" ketus Rayn berusaha menutupi debaran di hatinya.

"Bukannya gitu, tapi kan kamu bisa lewat pintu depan. Ga usah pake acara manjat segala. Ntar kalo kamu jatoh kan bahaya," ujar Alexa dengan raut wajah menunjukkan kekhawatiran.

Rayn berusaha menahan senyum yang memaksa untuk terbit di bibirnya. Hatinya tiba-tiba menghangat saat mengetahui jika Alexa mengkhawatirkan dirinya.

"Mending kita masuk yuk, di luar dingin."

Alexa pun menggandeng tangan Rayn memasuki kamarnya dan mendudukkan dirinya di pinggir ranjang diikuti oleh cowok itu.

Keheningan menyelimuti keduanya. Entah mengapa tiba-tiba ada rasa canggung yang menyeruak masuk di antara mereka.

"Nyokap lo di rumah?" tanya Rayn memecah keheningan di antara mereka.

Alexa mengalihkan pandangannya pada Rayn, seminggu tidak berbicara dengan Rayn membuat cowok itu terlihat semakin tampan di mata Alexa.

"Iya, tapi kayaknya Mama udah tidur," jawab Alexa berusaha menutupi kegugupannya.

Entah mengapa hatinya tiba-tiba berdebar kencang gara-gara berdekatan dengan cowok ini.

"Oh."

"By the way, tumben kamu malem-malem ke sini. Ada apa?" tanya Alexa.

Entah mengapa lidah Rayn tiba-tiba kelu ketika hendak menjawab pertanyaan Alexa.

RELATION-SHIT [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora