Bab 13

2.2K 201 1
                                    

Arka, Putra, dan Raya. Selamat jatuh cinta di cinta segitiga❤

•────────────•

Matanya yang indah kini selalu berair. Dia terus menangis seolah hidupnya tidak bahagia.

•────────────•

Tangan Arka lolos dari balik selimut. Lelaki itu meraba cela ranjang di sisinya. Arka tersentak. Dia tidak menemukan Raya ada di sana. Kemudian helaan napas frustasi kian terdengar keras. Arka kembali ingat jika Raya masih kecewa dan memilih tinggal selama beberapa hari di rumah orangtuanya.

Arka bangun dengan keadaan lesu dan berantakan. Semalam dia pulang larut untuk menetap di klub langganan lebih dulu.

Usai mandi, Arka mulai menatap wajah kusutnya dicermin. Matanya memerah akibat kurang tidur. Rasa kecewa Raya terhadapnya membuat Arka terus uring-uringan merasa bersalah. Ponsel Arka berdering. Arka mengambilnya dan melihat nama Topan tertera di layar.

"Ada—"

"Di mana kau?!" Pertanyaan Topan di balik sana memotong seruan Arka.

"Aku—"

"Kau gila?! Kau membuat banyak klien menunggumu! Aku ingatkan sekali lagi, hari ini adalah meeting penting bersama perusahaan Dernata." Lagi, Topan memotong.

Arka mendesah. "Batalkan kerjasama antara perusahaan kita dengan perusahaan Dernata!" pintanya telak.

"Apa? Kau gila?! Kerjasama ini bisa memberi keuntungan banyak bagi perusahaan. Kau mau membatalkannya?"

"Aku atasanmu. Aku pemegang perusahaan yang kau tinggali. Jadi jika aku memberi anjuran, maka turuti! Putri perusahaan Dernata sudah mencari masalah denganku."

"Mrs. Tia Denata?" tanya Topan.

"Ya," balas Arka cepat.

"Munafik," celetuk Jordan dari balik sana. Kemudian terdengar suara tamparan kecil yang diyakini berasal dari Topan.

Arka menutup sambungan sepihak. Dia kembali menatap dirinya di cermin. Tangannya memukul tembok kemudian. Berusaha melepas gelojak amarah. Dirinya memang salah.

"Aku rindu," gumam Arka kepada foto pernikahan mereka yang dia pasang setelah membuat Raya menangis. Arka tersenyum kecut.

Arka melihat pelacak keberadaan Raya melalui ponselnya. Gadis itu berada di rumah sakit. Sudah beberapa hari ini Arka mengintainya dari kejauhan. Setelah diselidiki apa yang dilakukan Raya setiap kali pergi ke sana. Arka benar-benar marah. Dia bahkan melampiaskan kemarahannya kepada Jordan ataupun Topan dengan memukulnya melalui alibi cara kerja mereka yang tidak becus.

"Arka?"

Arka menoleh, memperhatikan Ayah-nya dengan malas.

"Mengapa kamar kalian sangat berantakan?" omel Adam. "Raya belum pulang?" tanyanya.

"Dia sangat kecewa padaku, Yah," jawab Arka.

"Apa ini adalah anak Ayah? Memalukan sekali."

Arka mendelik sebal ke arah Adam. Tapi juga malas menanggapinya.

"Jika kau benar-benar anak Ayah. Seharusnya jangan diam saja! Dekati dia! Ambil hatinya sampai dia mau memaafkanmu."

Adam menepuk pundak Arka. Berusaha memberi keyakinan jika masalah akan selesai jika Arka mau memperbaikinya. Awalnya Adam memang marah besar. Tetapi dia tahu kalau Arka tampak menyesali perbuatannya.

𝗘𝘃𝗲𝗿𝗹𝗮𝘀𝘁𝗶𝗻𝗴 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔Where stories live. Discover now