Pamit

892 111 85
                                    


Note : Panjang guys mengandung 2100 kata. Kalo gak kuat jangan sekaligusin.
















"Kamu mau kita pulang ke rumah kamu dulu atau langsung ke rumah mama kamu?" Tanya Yeri ketika meraka sudah berada di parkiran dan hendak memasuki mobil.

Irene menggeleng kuat. Ia belum sanggup bertemu mamanya.

Ia takut...

Ia tidak mau membuat mamanya kecewa...

Membayangkan mamanya tahu tentang ini semua dan saat itu pasti mamanya akan menitikkan air mata, dan itu membuatnya sesak. Ia tidak akan pernah bisa melihat mamanya menangis karena dirinya.

Tapi bagaimana lagi? Ia tidak punya pilihan lain.

"Aku mau pulang ke rumah ku dulu, mau ambil barang barang aku" Jawab Irene. Yeri mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya.

Sesampainya di depan rumah Seulgi, Irene membuka pintu mobil kemudian turun sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Yeri. Yeri mengangguk dan mengatakan hendak menunggu Irene, namun Irene menggeleng dan menyuruh Yeri untuk meninggalkannya.

Dengan langkah berat, Irene memasuki rumah tersebut. Kemudian ia bergegas menaiki anak tangga dan mencari tas ransel model jingjingnya yang berada di lemari.

Untungnya ia hanya membawa baju sedikit ketika pindah dulu. Rata rata bajunya itu pemberian dari Seulgi. Ia langsung memasukan semua bajunya ke dalam tas ranselnya.

Gerakan memasukan barangnya terhenti ketika ia melihat celengan B4B1nya. Bibirnya bergetar menahan rasa pilu. Terlebih lagi ketika ia melihat foto bayi lucu yang ia tempel pada celengan B4B1 tersebut. Padahal tangisnya sempat mereda tetapi kenapa sekarang air matanya ini turun kembali?

Celengan B4B1 yang ia isi dari sisa uang belanjanya agar suatu hari bisa terpakai untuk biaya persalinannya.

....tentu, lah, aku pengen punya anak sama kamu. Cuma...aku belum siap aja gitu. Nanti habis perjalanan bisnis dari Bandung aku bakalan usahain buat anak sama kamu....

Rasanya begitu sakit baginya mengingat perkataan Seulgi ketika di Villa kolam renang. Buat anak? Itu hal mustahil, nyatanya Seulgi tidak pernah memiliki pandangan  untuk memiliki anak dengannya.

Jari Irene menarik foto bayi itu dan merobek foto itu dengan rasa sakit di dadanya.

"Karena dulu aku mikirnya kalau kita punya anak, hal itu malahan ngerepotin kita kalau kita cerai nanti"

Jantungnya serasa di tarik keluar, sangat saki mengingat perkataan Seulgi itu. Kenapa ia bisa sebodoh itu dan telat mengetahui makna dalam perkataan Seulgi. Apakah artinya itu semua bayangan penceraian terpampang begitu nyata di benak Seulgi?

Sedangkan Irene? Mengharapkan anak dari Seulgi dan merendahkan dirinya untuk telanjang dan menggoda Seulgi malam itu.

Irene muak, ia kecewa akan bodohnya dirinya. Ia pun membuang celengan B4B1 tersebut hingga pecah dan berserakan di lantai.

Irene pun mengambil beberapa amplop dan memasukan uang uang yang berceceran di lantai yang bercampur dengan pecahan tanah liat dari celengan B4B1 itu ke dalam amplop.

Kemudian ia menggenggam erat tali tas ranselnya dan berjalan keluar dari kamar itu. Hari ini, ia sudah memutuskan dengan mantap untuk bercerai dengan Seulgi.

Irene sekali lagi merasa bodoh dan bodoh ketika mengingat baktinya kpd Seulgi demi mendapatkan sebuah kata maaf dan kesempatan, tapi ketika ia mendapatkan itu Seulgi malah menyelingkuhinya.

Ketika Irene sudah berada di ruang tamu, ia melihat Sri dan Ayu yang sedang takut takut mengintip dari sudut pintu dapur. Pikir Irene mungkin mereka tahu kalau ia akan pergi.

BETRAYAL & REGRET(√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang