(26) Dengan mu

184 24 0
                                    

*Be Mine*

Ketiga pangaran sekolah berjalan dikoridor dengan Taehyung ditengah, tentu saja mengundang tatapan memuja para gadis, apalagi bel pulang yang membuat tempat itu ramai.

Ehem!

Jihoon berdeham keras dan menghentikan langkahnya yang diikuti Taehyung dan Eunwoo. Matanya menyipit melihat gelagat gadis yang terus berjalan dengan mata pokus pada ponsel.

Bruk!

Akh!

"Berterima kasilah padaku karna kau tidak menabrak tiang!" datar Jihoon melihat gadis yang baru saja dia dorong keningnya sebelum menabrak tiang.

Sohye yang tadinya mengelus kening langsung mendongak begitu mendengar suara yang sangat familiar—ah kakak dan kedua sahabatnya ada dihadapannya. Dengan gerakan cepat tangannya menyembunyikan ponsel dibelakang badan saat sadar layar ponselnya masih menyala.

"Apa yang kau sembunyikan?" jujur ia sangat bingung dengan gelagat sang adik seperti kedapatan mencuri.

"Tidak! Bukan apa-apa" jawab Sohye cepat dengan menggelangkan kepala sembari menyengir, membuat Jihoon menatapnya curiga.

"Berikan padaku," Jihoon menengadahkan tangan meminta ponsel adiknya tapi Sohye menggeleng dan mundur satu langkah. Ah, sekarang kecurigaannya bertambah besar, pasti sang adik merahasiakan sesuatu.

"Sohye!" seru Jihoon mendekat yang diikuti gadis itu mundur. "Apa yang kau sembunyikan? Berikan padaku!" desaknya menggerakkan tangan diudara meminta ponsel.

Sohye terus mundur dan menggeleng, ia tersenyum aneh yang membuat orang semakin curiga, "Kakak sudah makan?" tanyanya tiba-tiba membuat langkah pemuda itu terhenti dengan kening berkerut.

Terdengar dengudas kasar dari Jihoon, ia memutar mata jengah, "Jangan mengalihkan pembicaraan, berikan ponselmu."

Jihoon mengernyit melihat sang adik, Sohye diam membeku menatap kebelakangnya, merasa penasaran ia berbalik dan mendapati kedua sahabatnya berdiri ditempat semula, tidak ada yang aneh selain Eunwoo yang menepuk jidat dan Taehyung yang menunjuk kebelakangnya dengan dagu, apasih pikirnya kesal tapi tetap menurut.

"Gak ad—Yak! Park Sohye!!!" teriak Jihoon menggema disepanjang koridor, ternyata sang adik mengerjainya untuk bisa kabur, bodohnya kenapa ia lupa sang adik joga akting. Dengan geram ia berlari mengejar adiknya yang berteriak minta ampun.

Eunwoo menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya, meski sudah lama mengenal mereka tetap saja tidak pernah ada adengan seperti ini, "Rahasia antara saudara," gumamnya.

"Dia menyukai tetangganya!" celutuk Taehyung mengalihkan atensi Eunwoo padanya. "Jangan menatapku seperti itu, pria itu teman Jungkook kakak sepupu Tzuyu." kemudian ia melangkah menuju kelas gadisnya, Eunwoo mengangguk paham lalu berbelok menuju kelas Nancy.

Meski masih terkesan canggung tapi perlahan-lahan benteng antara keduanya mulai hilang.

.
.
.

Tzuyu melangkah keluar kelas, Yooseung bersandar didinding dekat pintu dan tersenyum begitu melihat Tzuyu.

"Belum pulang?" tanya Tzuyu heran, meski ada rasa ingin menghindar tapi tidak mungkin karena pemuda itu memblokir pintu.

Yooseung menggeleng sembari tersenyum, "Dimana Sohyun? Kau tidak pulang dengannya?" tanyanya melirik kelas yang sudah kosong selain mereka berdua.

"Tidak! Sohyun ada urusan," jawab Tzuyu seadanya, ia tidak sadar Yooseung tersenyum penuh kemenangan. Dilihatnya jam yang melingkar indah di tangan, sudah lima belas menit setelah bel berbunyi. Tidak ada Taehyung yang biasa menunggu di depan kelas membuat gadis itu menghembuskan napas, semarah itukah, pikirnya.

Tzuyu tersentak saat tiba-tiba seseorang menariknya hingga menubruk dada bidang orang itu, tanpa mendongak ia hapal aroma parfum ini, pelukannya begitu posesif.

"Ah, sepertinya aku harus pulang–" kalimat Yooseung menggantung kala melihat  Taehyung membalik tubuh masih dengan memeluk erat Tzuyu, berjalan hingga membuat gadis itu berjalan mundur. Ia hanya diam melihat adegan romantis bak flim romansa live didepan mata.

"Ooppa..." lirih Tzuyu merasa aneh dengan ini dan sedikit takut dengan respon yang akan dia dapat.

"Hmmm!"

"Apa kita harus seperti ini?"

"Hm!"

"Oppa masih marah?" cicit Tzuyu pelan tapi masih terdengar Taehyung.

Taehyung berhenti dan otomatis Tzuyu juga berhenti, "Mana bisa aku marah padamu," suaranya melemah terdengar bersalah.

Tzuyu mendongak menyandarkan dagunya didada bidang pria itu, "Oppa cemburu?"

"Tentu saja aku cemburu!" jawab Taehyung cepat sedikit jengkel, kenapa gadisnya ini tidak peka terhadap perasaannya.

"Oppa sangat menyayangiku," ungkap Tzuyu bangga ingin meledek Taehyung namun pria itu menganggapnya serius.

"Tentu saja aku sangat menyayangimu, maka dari itu aku sangat marah pria itu mendekati kekasihku!" Tzuyu kembali tersentak dan ingin melepas pelukan mereka namun Taehyung menahannya, ia sadar itu membuat gadisnya takut.

"Maaf Tzuy, aku tidak marah padamu. Aku.., aku hanya takut, takut kehilangan orang yang sangat aku sayangi." lirihnya menunduk, astaga, Taehyung lupa posisi mereka sehingga sekarang wajah mereka hanya berjarak tiga senti saja.

"Kita seperti penunggu koridor sekolah saja," celetuk Tzuyu asal walau setelahnya mendapat cubitan di pipinya. Taehyung sudah hapal, gadisnya ini slalu perusak momen romantis yang ia ciptakan, sungguh kebiasaan menyebalkan bukan.

"Jangan biarkan pria manapun memelukmu, memegang tanganmu, menyentuhmu atau menatapmu lebih lama dari aku, itu menyebalkan!"

"Baiklah oppa, ayo pulang aku sudah sangat lapar" Tzuyu menarik Taehyung tak peduli jika pria itu mendengus kesal karna diabaikan karna sungguh ia sangat lapar karna sehabis pertengkaran mereka membuatnya tidak jadi ke kantin.

"Ck! Jangan mengabaikan ku, kau dengar-"

"Iya oppa, aku dengar aku milikmu."

Tidak tahukah Tzuyu, perkataannya barusan sangat besar efeknya untuk Taehyung, pria itu terdiam mematung membuat gadis itu terhuyung kebelakang. "Oppa kenapa? Ayo aku sudah lapar." ujarnya meninggalkan Taehyung yang masih terdiam.

mengulas senyuman tipis, ada sesuatu yang menggelitik perasaannya. Dengan cepat Taehyung berlari mengejar sang gadis, "Sayang tunggu."

.
.
.

"Minum."

Jieun mendongak, mendapati Jungkook menyodorkan sebotol air mineral lantas segera melirik jam yang melingkar indah ditangan. Keningnya mengernyit dalam heran mengapa pemuda itu ada disini.

"Kenapa di sini?"

Jungkook meletakkan botol itu di meja Jieun dan menarik kursi, duduk saling berhadapan. "Biar kau punya teman," balasnya enteng sembari membuka botol air mineral lalu kembali menyodorkannya. "Minum dulu, nanti dehidrasi."

Jieun menurut, memang ia haus. Kelas yang sepi hanya mereka berdua membuat suasana jadi canggung, ia pokus dengan tugas sementara pemuda itu hanya diam sembari mengedarkan pandangan ke segala arah.

"Kenapa sendiri?"

"Kebetulan teman sekelompok ku sakit dan aku tidak punya waktu luang mengerjakan lain hari." jawabnya masih sibuk dengan kegiatan. Jungkook mengangguk paham ia melirik dan menggigit bibir bawah ragu.

"Ji," Jieun menoleh. "Mau makan bareng tidak habis ini?"

Jieun diam, setelah kejadian tempo hari keadaan mereka canggung atau hanya ia yang merasa. Jungkook sedikit berbeda, pemuda itu akan minta ijin setiap mau mengajaknya seperti sekarang dan kalau ia tidak bisa maka pemuda itu hanya akan tersenyum dan pergi.

"Aku lapar dari tadi belum makan," ucapnya sambil nyengir.

________




BYE!

Salam manis,
Ra

I Want You to be MineWhere stories live. Discover now