48. Sejujurnya

957 60 31
                                    

Pukul 15.30 waktu setempat, Vivi, Dey, Febi, dan Jinan sudah sampai di rumah Chika.

Jinan langsung memeluk adik tirinya itu kala keduanya bertemu. Jinan yang lebih dulu menangis ketika memeluk Freya, apalagi ketika teringat cerita awal Freya bisa dekat dengan Ara.

"Maafin kakak ya Fre. Kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu" Sesal Jinan ke pada adiknya itu. Mendengar penyesalan yang begitu dalam, Freya pun ikut menangis.

Yang lainnya pun menjadi terenyuh melihat pemandangan tersebut. Febi sampai membalikkan tubuhnya karena tak mampu melihat momen haru itu lagi.

"Kamu kenapa?" Tanya Dey.

"Jadi kangen kak Viny" Dey hanya terseyum lalu mengelus bahu kanan Febi untuk menguatkannya.

Freya dan Jinan sudah terlihat lebih tenang, Freya yang tadinya tak mau lepas dari Chika, sekarang malah menempel terus ke Jinan.

Setengah jam kemudian, Jesslyn dan Mira serta rombongan kelas 1 sudah tiba di rumah Chika.

Freya dan teman-temannya kini berada di kamar Chika, sementara sisanya masih berada di ruang tengah.

"Chika, makasih banyak ya. Aku ga ngerti lagi deh kalo kemarin kamu ga ketemu sama Freya" Ucap Jinan.

"Iya kak sama-sama. Tuhan masih sayang sama Freya, dan kebetulan aja aku ada disitu buat jadi perpanjangan tangan-Nya"

Tak banyak yang mereka bicarakan, kecuali beberapa menceritakan ke Chika tentang apa yang ia lewatkan.

Jinan sedikit terlihat murung, entah apa yang tengah dipikirkannya.

"Kak Jinan kenapa?" Tanya Dey.

"Aku ngerasa bersalah aja sama Freya. Aku bukan kakak yang baik buat dia. Sampe dia nyari sosok kakak yang lain"

"Semua orang pasti pernah ngelakuin kesalahan kak, dan aku rasa ini waktu yang tepat buat kakak nebus kekurangan kakak itu. Dengan adanya hal ini kan, Freya jadi ngejauh dari Ara, nah kakak bisa pake buat ngejalin hubungan yang lebih intim dengan Freya" Ucap Dey.

"Bener kak, aku juga bisa ngerasain perasaan kak Jinan kala adik yang kita sayang malah bergantung sama orang lain, bukan sama kita. Aku tau rasanya ga mampu berbuat banyak akan hal itu" Tambah Mira kali ini.

"Dan gada kata terlambat buat memulai semuanya dari awal kak, apa perlu aku kasih tips and tricks supaya bisa dekat dengan adik dalam waktu semalam?" Tambah Mira lagi

Jinan menatap Mira bingung, "Maksudnya?" Tanya Jinan.
Mira sedikit menarik Jinan untuk mendekat, membisikkan sesuatu yang tempo hari Mira lakukan untuk lebih dekat dengan Brielle.

Mata Jinan jelas membulat, melotot ke arah Mira yang tersenyum tersebut.
"Gila kamu ya?" Tanya Jinan berbisik, namun dapat terdengar oleh Mira.

Mira hanya menjawabnya dengan tertawa, Jinan menggeleng lalu kembali menyandarkan dirinya kembali pada sofa.

"Ngada ngada nih Mira" Ucap Jinan sambil tertawa kecil.

"Ya siapatau kan bisa kak, kalo belum dicoba kan kita gatau" Jawab Mira.

Jesslyn jelas menatap Mira sinis, Mira yang menyadari tatapan Jesslyn pun kini hanya memperlihatkan cengirannya dan menggaruk tangannya kecil.

Jesslyn lalu menggelengkan kepalanya, "Hadehhh Miraa Mira" Ucap Jesslyn pelan.

"Coba aja dulu kak, siapatau aja" Ucap Mira pelan dan memainkan kedua alisnya.

"Miwaaa!" Panggil Jesslyn lalu beranjak dari tempat duduknya, mendatangi Mira dan langsung menarik telinga Mira.

Thank You, for the HeartbreakWhere stories live. Discover now