5

1.2K 85 0
                                    

pagi kembali menyapa, di musim salju hanya ada salju putih yang terus-terusan jatuh dari langit mendinginkan suasanan dunia,lan wangji sudah kembali melangkah menuju sekte lan, untuk menemui kakak dan juga pamannya bersama wei-ying.

“ ah, lan zhan , sudah setengah hari perjalanan kau masih saja diam, kau masih membosankan” ucap wei memulai pembicaraan sambil menarik setiap rumput yang melintasi perjalannya.

Lan wangji semain kuat menggenggam pedangnya dan hanya memandang dari sudut matanya.

“ lhan zhan, lhan zhan, lhan zaan” ucap wei terus memanggil, lan wangji hanya diam tak ingin angkat bicara.

“ lhan zan, aku akan beistirahat disini, kau memaksaku berjalan sejauh ini tanpa berhenti, kau tau ini menyiksa aku, kau benar-benar keterlaluan” ucap wei sambil duduk di jalanan sambil memainkan rumpt yang ia petik.lan wangji terus melanjutka perjalannnya dan tak menghiraukan wei wuxian yang sedang berhenti dan kelelahan.

“ lhan zhan, kau tak ingin berhenti, lan zhan walaupun aku tau jalan ke gu su  apa kau tidak hawatir jika terjadi sesuatu padaku, lan zhan aku tidak punya pedang, kau benar-benar tidak memikirkan aku ya, kau, lan zhan” teriak wei berharap lan wangji memberikan rasa kasihan padanya, namun sayangnya lan tak menghentikan langkahnya hingga akhirnya menghilang di balik semak-semak belukar.

“ lhan zan, kau. Kau yang mengatakan ingin bersamaku, bagaiman kau bisa meninggalkan aku begitu saja, ucapan pria es sepetimu tidak bisa di percaya, lan zhan” ucap wei wuxian kembali melangkah dengan pelan karena sudah cukup kelelahan.

Setelah melangkah cukup jauh dan tidak menemukan lan wangji , wei wuxian kembali berhenti untuk berteduh di sebuah pohon besar di tengah hutan,

“ ah, semoga saja aku ingat jalannya, ai ai,ai, ini semua salahku kenapa aku mau ikut dengannya, ini sudah setengah perjalanan jika aku pulang aku juga akan mendapatkan rasa lelah yang sama,lhan zhan kau dimana. Lhan zhannnn” teriak wei-ying keras.

“ aku disini, balikkan tubuhmu” ucap suara tak asing di telinganya, wei wuxian kembali membalikkan tubuhnya.

“ lhan zhan kau disini, kenapa kau disini” ucap wei-ying dengan memasang wajah kesal.

“ hmmz minumlah” ucap lan wangji sambil memberikan kendi kecil berisi air.

“ kau tidak menaruh racun didalmnya kan” ucap wei-wuxian, lan wangji melirik dari sudut matanya ucapan wei- wuxian sedikit menyinggungnya, ia melangkah cepat meninggalkan kembali wei-ying kembali .

Wei tak ingin di tinggalkan, dengan berlari wei berusaha mengejarnya setelah cukup dekat wei kembali menarik tangan lhan wangji.

“ kau sangat gampang marah, aku hanya bercanda, tidak mungkin kau ingin meracuniku, maafkan aku, kau sangat tidak asik, ada apa dengan wajah dinginmu itu, kau sama sekali tidak bisa memberikan pandangan yang baik padaku, seharian perjalan kau hanya diam, aku menjadi kesepian” ucap wei- sambil menggenggam tangan lan wangji .

“ kau sudah selesai” ucap lan wangji, wei seketika tersenyum bahagia karena akhirnya lan wangji mengeluarkan suaranya.

“ iya aku sangat senang, kau akhirnya mau bicara padaku, aku sangat senang , kau terlihat menawan kau, hmmm,hmmm,hmmmz,hmmmmz” tak sepat wei mengatakan yang ingin di katakannya lan wangji telah lebih dulu memberinya mantra pembungkam milik keluarga lan

Wei seketika menghentikan langkahnya dan duduk di tanah sementara lan wangji hanya memandang saja,

” hmmm, hmmmm, mmmmmm” ucap wei ingin mengatakan tak ingin pergi karena ia cukup lelah
Lan wangji mendekatkan pandangannya pada wajah kesal itu  yang duduk di tanah seperti anak kecil

” hmmmmz” ucap wei-tak berani lagi berbicara banyak, lan wangji seketika menghilangkan pedang dari genggamannnya dan mengangkat tubuh wei-ying dalam pangkuannya dan kembali melangkah melanjutkan perjalanan tanpa ingin mengatakan apapu.

“ hmmmmz hmmmmz,hmmz” ucap wei memberontak, lan wangji tak peduli, ia terus melangkah membawa tubuh yang sudah tak mampu lagi berjalan itu. .
.
.
.
Bersambung....

WangxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang