Part 21 - Bicara

14K 2.1K 378
                                    

Jadi yang part-part awal pada kesal sama Andreas trus berbalik jadi suka sama dia di part2 tengah siapaa? Malah Bintang yang dikeselin🤣

Kita senang-senang dulu di part ini ya🙄

Enjoy Reading!

Part 21 - Bicara

"Andreas!!"

Dia yang berjalan jauh didepanku menghentikan langkah. Sesaat dia hanya diam kemudian membalikkan badan menatapku dengan mata datarnya. Ekspresi yang benar-benar menyebalkan.

Dia menatapku lama, membuatku menelan ludah. Aku datang ke kantornya untuk mengunjunginya, tapi dari tiga puluh menit yang lalu aku menunggu, dia tak menunjukkan tanda-tanda akan menemuiku. Sehingga aku memutuskan untuk datang ke ruangannya saja, daripada membuang-buang waktu.

Di lorong menuju ruangannya aku bertemu dengannya, dia baru saja kembali dari ruangan Mas Nata, Oddi yang berjalan bersamanya langsung pamit saat melihatku. Namun dia hanya terus berjalan ke ruangannya dan mengabaikanku.

"Kenapa?" Nadanya benar-benar tidak enak untuk didengar.

Aku kehabisan kata-kata, aku tidak tahu ingin mengatakan apa. Aku hanya ingin menemuinya, aku hanya ingin melihat wajahnya. Meskipun sudah tak menghubungiku lagi dan dia benar-benar menghindariku, aku hanya ingin melihat wajahnya.

"Kalau ngga ada apa-apa, aku mau kerja dulu."

Dia kembali membalikkan badan.

"I hate you," saat dia kembali mengabaikanku.

Andreas kembali menghentikan langkahnya dan membalikkan badan, "Apa?" Tanyanya, keningnya mengerut sedikit dan menatapku bingung.

"I really hate you, Ndre!" Ujarku lagi.

Andreas menatap sekeliling dan menarik tanganku paksa. Aku dibawa ke ruang meeting dan langsung menguncinya. Memberikan privasi kepada kami untuk berbicara. Dia berdecak sebal dan berkacak pinggang. Baju kemeja hitam pas badannya saat ini benar-benar tidak mengurangi sisi menyebalkannya.

"Jangan malu-maluin aku, Bi. Ini kantor Nata," jawabnya, yang semakin memancing emosiku untuk naik.

Aku berjalan ke depannya. "I kissed you and you left me alone!" Aku tidak tahu siapa yang sedang berada di dalam diriku, tapi aku ingin mengeluarkannya. Aku sudah terlalu lelah menunggu dan bersabar. Aku hanya ingin dia mengetahuinya.

"You slept with me dan pilih si bangsat itu untuk menikahi kamu."

Aku terkejut saat Andreas mengeluarkan kata-kata itu. Dia sama terkejutnya denganku.

"Hanya karena kamu menciumku bukan berarti pilihanmu akan berubah kan? Aku ingin memiliki kamu, aku ingin menikahi kamu. Apa keinginan aku nggak cukup jelas Bi?"

Aku menelan ludahku dan menatapnya nyalang. "Aku nggak bisa!"

"Trus kenapa kamu ada disini? Menungguku tiga puluh menit lebih?" Andreas mencecarku.

"Kamu benar-benar egois, Bi. Kamu akan menikah dengannya dan masih mencariku! Hebat!" Andreas mengambil langkah cepat, tapi aku segera menahan tangannya.

"Don't leave me!" Tekanku padanya.

"Kenapa aku nggak boleh pergi?" Andreas masih ingin melanjutkan perdebatan kami. "Kamu udah tau rasanya diabaikan? Kamu udah tau gimana rasanya ditinggalkan?"

"Jangan mengatakan seolah-olah kamu nggak pernah melakukannya, Ndre."

Andreas menggelengkan kepalanya. "Kenapa kamu nggak berkaca dan bertanya ke diri kamu sendiri sebelum membuat orang lain kebingungan?!!"

Affectionate | ✓Where stories live. Discover now