EPH #02: A life fighter

1.2K 490 562
                                    

09 Maret 2020

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

09 Maret 2020

"Chagiya, sudah selesai berpakaian?" tanya Taeyeon sibuk mengikat tali seragam kerja nya. Trans: ( Sayang )

Sepuluh tahun setelah dia menetap di Seoul, kini Taeyeon telah menikah dengan seorang Namja bernama Park Jeha, mereka bertemu tahun 2011. Taeyeon bekerja sebagai Tour Guiding atau pemandu wisata, ini bukan pekerjaan pertamanya setelah pindah ke Seoul sepuluh tahun lalu. Ini pekerjaan yang ketiga setelah dia di pecat dari pekerjaan kedua sebagai seorang penyanyi. Lalu pekerjaan pertama, ia menjadi seorang Waitress selama tiga tahun, dan berhenti ketika menikah dengan Jeha.

"Nee, kamu berangkat saja. Aku bisa sendiri," jawab Jeha yang masih berada di kamar.

Jeha mengalami kecelakaan parah di tahun 2016 yang membuat nya lumpuh total, kini Jeha memakai kursi roda. Semenjak kejadian itu, Jeha tidak melakukan apa-apa, semua tergantung pada Taeyeon. Jeha tidak bekerja, jadi di rumah tangga mereka yang menjadi kepala keluarga adalah Taeyeon.

"Tidak, lihat kancing itu panjang sebelah. Sini biar aku rapihkan," ujar Taeyeon membungkuk agar lebih mudah mengancingkan pakaian Jeha.

Jeha terkadang merasa sangat bersalah, seharusnya kejadian buruk seperti ini tak menimpanya. Ia tak tega melihat Taeyeon bekerja begitu keras. Berangkat dari pagi dan pulang larut malam.

"Selesai, sarapan ada di meja. Aku berangkat, ah! Udah jam segini," keluh Taeyeon melihat Arloji nya menunjukkan pukul delapan pagi.

Jeha menahan pergelangan Taeyeon yang hendak pergi. Ia membuat kaki perempuan itu berlutut kembali karena tarikan nya, Jeha peluk dengan lembut tubuh mungil Istrinya tersebut.

"Mianhae..." kata jeha pelan. Trans: ( Maaf... )

Ini kata minta maaf yang ke seribu lebih kalinya ia dengar dari mulut Jeha setiap berangkat bekerja. Jeha melakukan itu karena rasa bersalahnya menjadi beban bagi Taeyeon, Jeha tak dapat membuat Taeyeon bahagia dengan keadaan kakinya yang lumpuh seperti sekarang.

"Aniyo, jangan mengatakan hal seperti itu lagi. Mengerti?" suruh Taeyeon tersenyum sembari meletakkan kedua tangannya di antara bahu Jeha.

Jeha mengangguk lalu ia sentuh lembut ceruk leher Taeyeon, mendekatkan kedua wajahnya. Jeha menempelkan bibir nya pada Taeyeon, ciuman berlanjut hingga mungkin akan lupa kalau Taeyeon sedang di kejar waktu.

Eng..ehmp..

"Saranghae, Taeyeon-ahh..."

"Nado..."

|||


Kini dia telah turun dari Bus dan berjalan sedikit sampai ke gedung perusahaan kepariwisataan GreenLabs. Ia tergesa-gesa sembari berjalan memasuki gedung, dengan menggunakan high heels, blazer hitam, rok pendek sebatas dengkul kaki.

"Kamu terlambat lagi, Han Taeyeon. Cepat pakai aksesoris mu," suruh atasan nya yang bernama Yo Daniel.

Taeyeon menunduk hormat lalu segera mengambil berbagai aksesoris lain seperti topi bundar berwarna hitam, dan masih banyak lagi. Setelah selesai ia ikut berbaris mendengarkan instruksi dari atasan nya sebelum menemui para klien.

"Kali ini kita kedatangan seorang turis dari Amerika Serikat yang berjumlah delapan belas orang. Mereka akan menggunakan bus nomor 134, siapa yang menempatkan bus itu? Acungkan tangan," tegas Daniel.

Taeyeon dengan berani mengacungkan tangannya. "Saya, sunbae..."

Daniel menghampiri Taeyeon lalu berbisik pelan padanya. Terlihat bukan dari sini, bahwa Daniel tidak menyukai Taeyeon. Ia selalu berperilaku dingin kepada perempuan ini.

"Buat mereka puas dengan hasil kerjamu. Ini bukan klien biasa," bisik nya tepat di telinga Taeyeon.

"Nee, Sunbae..."

Setelah itu Daniel menepuk pundak Taeyeon. "Oke selain Taeyeon, kalian menunggu giliran aba-aba dari saya."

Taeyeon pun memasuki bus, sebelum para turis itu datang. Dia mencoba mengontrol diri, walau sudah sering berbicara di depan umum, Taeyeon tetap merasa gugup, apa lagi kali ini dia akan memakai bahasa asing untuk berkomunikasi dengan klien nya.

Mereka pun masuk dan bertatap wajah dengan Taeyeon. "Welcome to the city of Seoul..."

|||

Jeha terlihat kesusahan mengambil gelas yang berada di atas rak, biasanya Taeyeon sudah menaruh gelas itu di meja, namun kali ini mungkin Istrinya itu lupa hanya menaruh piring di sana.

"Sial!" gumam Jeha terus mencoba meraih gelas tersebut.

Ia pun nekat mengangkat kakinya yang mati rasa agar memudahkan nya mengambil gelas di atas. Tapi gagal dan malah membuat kekacauan, kini ia terjatuh membuat sarapan yang di buat Taeyeon terbuang sia-sia di lantai.

"Andwae! Andwae! Andwae yo!" urai Jeha menggelegar ketika melihat masakan Taeyeon yang di buat untuknya jatuh ke lantai. Trans: ( Tidak tidak! )

Ia pun mengumpulkan kembali nasi dan lauk yang berserakan ke wadah. Karena panik dia juga ikut turun dari kursi roda nya agar bisa memungut kembali makanan yang telah jatuh.

Kekacauan seperti ini bukan sekali dua kali terjadi, tetapi sering. Jeha akan selalu memakan nya walau sudah terkena kotoran di lantai, karena ini masakan yang Taeyeon buat untuknya.

"Mianhae Taeyeon-ahh..."

NEXT



EPHEMERAL [ COMPLETE ] ✔️Where stories live. Discover now