EPH #05: Can I touch you?

1K 385 326
                                    

Vote please

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote please

Taeyeon mengulurkan tangan untuk memberhentikan Taksi yang sedang melaju. Kini ia akan berangkat menuju Jeonju bersama Jeha. Taeyeon meminta bantuan pada supir Taksi untuk membantu Jeha masuk ke dalam angkutan tersebut.

Setelah berhasil Taeyeon melipat kursi roda Jeha dan di bawanya ke dalam. Taeyeon sangat senang akhirnya bisa berkunjung ke kampung halaman nya.

"Jeha-yaa, apa kakimu nyaman?" tanya Taeyeon memastikan, ketika Jeha berhasil duduk di kursi mobil.

Jeha mengangguk, lalu memasukan Taeyeon ke dalam rangkulan nya. Ia akan menempuh jarak yang lama 2,5 jam untuk sampai ke kota Jeonju.

Di tengah perjalanan Taeyeon terlelap di pelukan Jeha, Namja itu melihat paras cantik Taeyeon, semakin tumbuh rasa kekhawatiran nya. Apa wanita yang ada di hadapan nya kini akan terus bersamanya?

"Benarkah ini tujuan Anda?" tanya supir itu.

Jeha tak ingin membangunkan Taeyeon, ia pun merogoh tas kecil Crossbody bag yang Istrinya bawa lalu menemukan kertas berisi alamat rumah orang tua Taeyeon.

|||

"Yobo, bukankah itu Taeyeon?" tanya Eomma ( Yena ) yang menunjuk dari kejauhan. Trans: ( sayang )

Ketika wanita yang ia tunjuk menoleh, mereka sadar bahwa itu adalah anak nya, Taeyeon. Rasa rindu membuat Yena dan Appa ( Sam ) berlari menghampiri Taeyeon. Sedangkan wanita itu sendiri sibuk membantu Jeha duduk di kursi roda dengan benar, walau tadi memang sudah sempat melambaikan tangan.

"Appa! Eomma!!" urai Taeyeon memeluk keduanya.

"Aigoo, apa kau baik-baik saja di sana?" tanya Yena mengelus rambut Taeyeon lembut.

"Nee, Eomma, Appa. Sapa juga Jeha, kalian sudah lama tidak bertemu," papar Taeyeon tersenyum lebar.

"Nee, anyeonghaseo Eommoni, Abonim..." sapa Jeha menunduk hormat.

Yena dan Sam ikut menyambut kedatangan Jeha. Ini bukan yang pertama bagi suami nya kemari, tapi aneh saja bukan. Tahun-tahun kemarin Jeha kesini dengan keadaan kaki yang mampu berjalan, tapi sekarang hanya bisa mengandalkan kursi roda.

Mereka pun masuk ke rumah tradisional milik sang Aboji. Taeyeon menaruh barang-barang mereka, Yena menyiapkan begitu banyak makanan.

"Jeha, jika kamu kesepian karena Taeyeon sibuk bekerja. Aku bisa menyuruh Taeyeon membiarkanmu menginap disini," saran Han Sam atau Appa.

Yena yang berada di dapur bersama Taeyeon berdeham mendengar pembicaraan Sam dan Jeha barusan, mana mungkin itu terjadi. Taeyeon tak bisa jauh dari Jeha.

"Abonim, Eommoni. Justru Taeyeon yang seharusnya menginap disini, udara di Jeonju cocok untuk menyegarkan pikiran dari lelahnya bekerja," jawab Jeha tersenyum ramah.

"Benar juga, Taeyeon-ahh, kapan kau ada jadwal libur? Pergilah berlibur dengan Jeha," sahut Sam yang duduk bareng Jeha.

Taeyeon yang berada di dapur menoleh dan terkekeh lembut, sayang sekali. Jadwal libur sebagai seorang Pemandu Wisata hanya hari Minggu saja, waktu itu biasanya ia pakai untuk mengurus Jeha di rumah.

Setelah makanan di siapkan Taeyeon, Jeha dan yang lain berkumpul di meja makan lesehan. Sudah lama tak merasakan suasana semacam ini. Ketika di pertengahan sesi makan, Yena membahas sesuatu pada mereka.

"Begini, umur pernikahan kalian telah menginjak enam tahun. Benar, kan?" tanya Yena berhati-hati.

Taeyeon mengangguk. Yena membicarakan hal ini agar Taeyeon dan Jeha ingat, bahwa dalam pernikahan bukan hanya rasa cinta saja, tetapi ada satu tujuan utama mengapa mereka di persatu kan. Anak, mereka harus memiliki keturunan. Yena dulu juga sama hal nya seperti Taeyeon dan Jeha, susah mendapatkan momongan, dan sampai akhirnya lahirlah Taeyeon.

Yena dan Sam bukan karena di sengaja tak dapat anak, namun memang ada masalah. Tetapi Taeyeon dan Jeha? Apa benar mereka sengaja menunda?

"Kapan kalian memberikan kami cucu? Taeyeon-ahh, Jeha-yaa. Kamu tidak lupa perihal itu, bukan?" tanya Yena di ikuti anggukan Sam.

Taeyeon tersedak lalu segera di berikan segelas air oleh Jeha. Benar juga, sibuk mengurus Jeha dan bekerja membuat mereka berdua jarang bermesraan. Sampai lupa ada satu hal yang mereka tinggalkan.

"Apa kamu sudah periksa ke Dokter? Apa ada masalah pada kalian? Sampai pada saat ini belum juga di berikan momongan? Apa perlu Eomma mengantarmu ke dokter?" tawar Yena tanpa jeda.

Yena seperti sekarang karena takut hal yang sama terjadi pada dirinya, dialami juga oleh Taeyeon.

"Akan aku usahakan..." kata Taeyeon samar.

|||

Brrr!!!

Hujan lebat di sore ini, padahal Taeyeon dan Jeha harus kembali ke Seoul. Namun kondisi tak memungkinkan. Yena dan Sam menyuruh mereka berdua menginap semalam disini, Sam sudah menyiapkan kamar kosong.

"Woah, sejak kapan ada kamar disini? Hahaha, banyak perubahan selama aku tak ada," kagum Taeyeon melihat bahwa ada satu kamar yang terletak jauh dari ruang utama rumah tersebut.

"Hahaha, menginap saja. Jangan memaksakan pulang dalam kondisi buruk seperti sekarang," saran Yena.

Taeyeon mengangguk lalu ia mendorong kursi Jeha masuk. Ini sangat nyaman, membuat Taeyeon rasanya ingin berbaring di kasur dan terlelap tidur.

"Chagiya, gapapa kamu menginap dan tidak pulang ke Seoul? Pekerjaan mu bagaimana?" tanya Jeha masih duduk di kursi roda nya. Trans: ( sayang )

"Tenang saja, aku mengambil libur dua hari, untuk berjaga-jaga," jawab Taeyeon lalu membuka kemeja yang di pakai Jeha.

Niatnya membuka kemeja Jeha ingin membantu nya mandi, namun Jeha menolak dan ingin melakukan nya sendiri.

Taeyeon keluar Toilet, lalu menemukan Jeha yang sedang berbaring di kasur sembari melihat keluar jendela kamar, hujan belum mereda. Taeyeon pun naik ke ranjang dan memeluk Jeha di sana.

"Hangat~" lirih Taeyeon ketika tubuhnya masuk ke dalam pelukan Jeha.

Jeha tak mengatakan apapun dia hanya terus mencoba menghangatkan tubuh Taeyeon. Berbeda dengan wanita itu sendiri, ia kini sedang mempertimbangkan harus melakukan nya atau tidak. Orang tuanya jauh dari posisi kamar mereka, Taeyeon yakin aman.

"Je-Jeha," panggil Taeyeon mendongak menatap Jeha.

Hidung Pria ini tajam sekali, Taeyeon suka memainkannya. Jeha menunduk, mereka kini saling mengontak mata.

"Wae?"

Yang tadinya sibuk memainkan hidung Jeha, kini jemari Taeyeon turun menyentuh lembut bibir tipis Jeha dengan memberikan nya sedikit kode. Taeyeon sudah lama tak bermesraan dengan Jeha, dan itu membuatnya gugup.

"Mari kita lakukan," pinta Taeyeon pelan sembari perlahan melepas kancing baju Namja itu.

Jeha awalnya bingung, namun tak lama ia paham apa yang di maksud Taeyeon. Tidak, Jeha tidak dapat melakukan nya.

"Mianhae... Taeyeon-ahh," jawab Jeha pelan menahan gerak tangan Taeyeon yang berusaha melepas kancing bajunya.

NEXT

EPHEMERAL [ COMPLETE ] ✔️Where stories live. Discover now