Chapter 22

960 173 16
                                    

Sudah lewat lima jam sejak aku dan para penghuni kelas 1-A mendaki gunung ini. Udara terasa semakin dingin. Jika dihitung dari rata-rata kecepatan kami mendaki, mungkin sekitar dua jam lagi kita akan tiba di puncak gunung ini. Tepat saat matahari akan tenggelam.

Kami melewati jalan setapak menanjak yang berada di tengah hutan lebat. Semakin kami berjalan masuk, hutan ini semakin gelap. Selama perjalanan, kami tidak mengalami kendala apapun selain kelelahan. Kami pikir semua akan tenang-tenang saja sampai kami tiba di penginapan puncak gunung itu. Tapi keyataannya, satu masalah muncul di hadapan kami. Tanah yang kami pijak tiba-tiba saja bergetar, seperti ada sesuatu yang besar sedang menghampiri kami.

"Semuanya, mundur!" Jirou yang sadar akan apa yang sedang bergerak menghampiri kami mulai memperingati. Kekuatan pendengarannya berhasil mengenali benda apa itu.

Tak perlu menunggu lama, kami semua segera tahu benda apa yang sedang menghampiri kami. Itu adalah seekor monster raksasa yang tubuhnya ditutupi tanah dan bebatuan. Kami semua terkesiap dan berseru panik melihatnya. Makhluk apa itu? Apa di dunia ini ada makhluk aneh seperti itu juga? Masih ada berapa banyak lagi yang tidak kuketahui tentang dunia ini?

Makhluk itu meraung ganas melihat kedatangan kami. Tingginya sekitar lima meter. Bentuk tubuhnya persis seperti seekor reptil raksasa yang pernah kulihat di film.

Ini gawat. Makhluk itu mulai mengejar kami, dan siap menyerang siapapun yang ada di sini.

"Tenanglah, monster! Mundurlah!" Koda berusaha menghentikan makhluk itu dengan kekuatannya yang bisa berkomunikasi dengan hewan.

Namun, monster itu tidak berhenti. Dia tetap bergerak cepat ke arah kami. Artinya, monster itu bukanlah hewan. Makhluk itu pasti dikendalikan oleh seseorang.

Midoriya melesat maju. Dia melepaskan kekuatan supernya, memberikan monster itu satu tendangan telak yang membuat tubuh monster tanah itu remuk.

Belum cukup sampai di situ. Monster itu masih berdiri. Kirishima sudah mengaktifkan kekuatan pengerasnya. Ashido bersiap mengeluarkan cairan asam dari tubuhnya. Tokoyami mengeluarkan dark shadow-nya. Todoroki melepas kekuatan esnya. Aoyama mengaktifkan kekuatan laser dari perutnya. Sero dengan kekuatan selotipnya. Ojiro dengan ekornya. Dan, Iida dengan kekuatan mesin di kakinya. Semua serangan itu diterima oleh monster itu hingga akhirnya ia hancur tak bersisa.

Serangan tanpa ampun itu belum berakhir. Rupanya di atas sana masih ada puluhan monster tanah yang siap mengincar kita semua. Ini tidak akan mudah. Waktu dan tenaga kami akan tersita untuk mengalahkan monster-monster itu.

Dalam hitungan detik, kami langsung membuat formasi. Jirou dan Shoji akan melacak keberadaan mereka. Depan, samping kanan, dan kiri, mereka datang dari banyak arah. Sisanya berpencar untuk mengalahkan monster-monster itu dengan kekuatan masing-masing.

Aku bersama Kaminari, Uraraka, Aoyama, Sero, dan Ashido menyerang ke arah kiri. Ashido terus melemparkan cairan asam kepada monster-monster itu. Aoyama tidak berhenti menembakkan laser dari perutnya ke monster-monster itu, dan perutnya mulai sakit. Sero dan Uraraka bekerja sama, Uraraka melayangkan bebatuan di gunung ini dengan zero gravity-nya, dan Sero akan melemparkannya ke arah monster-monster itu dengan selotipnya. Kaminari memberikan listrik bertegangan 1,3 juta volt kepada monster tanah itu, dan kekuatan sebesar itu langsung membuat Kaminari bodoh. Aku mengulurkan tanganku ke arah monster-monster di hadapanku itu, tepat saat aku melepaskan kekuatanku, monster-monster tanah itu kubuat hancur menjadi potongan kecil.

Lima belas menit kami menyerang monster-monster itu. Akhirnya tidak ada lagi yang tersisa. Puluhan monster yang muncul dari arah kiri telah kami kalahkan. Ya, harusnya begitu. Kami sudah mulai kelelahan. Sakit perut Aoyama semakin menjadi-jadi, Uraraka mulai mual, kebodohan Kaminari mulai sulit diatasi, kami semua hampir melewati batas penggunaan kekuatan kami.

The World Turns Into Anime [Bakugou X Reader]Where stories live. Discover now