Lilac 2 - Latihan

74 16 6
                                    

"Hyaat!"

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Hyaat!"

Tak! Suara dua tongkat yang beradu terdengar dalam beberapa kali hitungan, lantas terhenti dengan terdengarnya suara benda jatuh—yang sekaligus menandakan berakhirnya aktifitas siang itu.

Valmera memukul tanah dengan keras. "Menyebalkaan!" Untuk kesekian kalinya, dia masih belum bisa merobohkan pertahanan Neal yang serupa benteng itu. Ia masih harus banyak berlatih untuk melihaikan setiap teknik yang diajarkan si pangeran.

Yang dimaksud dengan semua teknik juga termasuk dengan menguasai semua jenis senjata. "Seorang pemimpin diharuskan mampu mengangkat segala jenis senjata. Meski begitu, kau boleh memilih satu yang menurutmu paling cocok dan paling dikuasai olehmu," tutur Neal di hari pertama mereka berlatih di belakang kastil Springgleam.

"Putri. Pertahankan kuda-kudamu. Fokus! Gerakanmu juga masih terlalu lamban, dan belum terasa kekuatan yang cukup untuk menjatuhkan lawan," ujar pemuda berambut pirang itu panjang lebar.

"Oh ayolah, Neal! Baru seminggu lebih aku memegang benda ini, dan kau sudah mengajakku untuk berduel!?" Wajah putih sedikit pucat itu memerah. Kedua alis Valmera bertaut kesal dan bibir tipisnya membentuk lengkungan yang begitu dalam.

Sang pemuda menelengkan kepala. "Tapi, kan kau yang menyuruhku untuk melatihmu," katanya dengan nada bertanya-tanya.

"Tapi tidak secepat ini juga! Jelas tidak mungkin aku mengalahkanmu yang jauh lebih andal!"

Senyum kecil tercipta di bibir Pangeran. Gemas melihat wanita di depannya merengek sambil mencabuti rerumputan di tanah. Neal mendekat kemudian duduk di samping Putri yang masih enggan menatap padanya. "Putri," panggilnya lembut. "Aku melakukan ini, karena kau hebat." Kalimat itu mengambil perhaian Valmera sepenuhnya. "Kau melebihi ekspetasiku, Putri. Perkembanganmu pesat. Dan, kemampuanmu sekarang sudah lebih dari cukup untuk naik ke tingkat selanjutnya."

Kemerahan di pipi sang putri berganti menjadi rona semu malu-malu sebab pujian tak terduga dari Neal. "Begitukah?" Pemuda berambut pirang mengiyakan. "Te—Terima—"

"Nona Valmera!" Tidak hanya si pemilik nama, tetapi orang yang di sampingnya turut menoleh ke orang yang mendekat. "Nona Valmera! Kenapa Anda di sini?" tanyanya terengah-engah selepas berlari. "Anda harus menghadiri kelas dansa seka--." Kalimatnya terhenti saat lelaki berambut merah itu menangkap dua benda panjang tergeletak di dekat sang gadis. "Nona ... apa itu—!?"

Sontak Valmera menggigit bibir bawahnya. Gelagat itu membuat pemuda yang sepantaran dengannya makin terkejut. "Nona! Kau tidak boleh—" Ia kemudian menangkap sosok lain di dekat sang putri, dan membuat air mukanya semakin tidak enak dipandang.

"Aku mohon, Luke! Jangan beritahu Ayah! Jangan salahkan, Neal. Ini murni keinginanku, aku yang memintanya untuk melatihku bertarung. Jadi, kumohon padamu, ya, ya, ya!"

Lilac's MemoryHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin