[2] : You wanna hang-out with me?

65 7 2
                                    

Alexa melihat ke arah dapur dan tidak menemukan keberadaan Mbok Surti yang merupakan pembantu sekaligus perempuan yang menjaga mereka sejak berpisah rumah dengan kedua orang tua mereka. Tentu, posisi Mbok Surti sangat spesial di hati mereka. Bagi mereka Mbok Surti bukan sekedar pembantu yang hanya mengurusi rumah dan makanan saja, melainkan juga pelindung mereka selain Pak Tio.

Akhirnya, Alexa melihat Mbok Surti sedang memainkan gadget yang diberikan oleh Chandra secara cuma-cuma kepadanya. Alexa duduk di sebelah Mbok Surti dan mengintip layar ponselnya.

"Astagfirullahaladzim! Adek ngagetin aja!" Mbok Surti kaget sambil mengelus dadanya. Alexa hanya tertawa melihat Mbok Surti yang kaget. "Ada apa, Dek? Mau dimasakin apa?"

"Nggak minta dimasakin kok, Mbok!" ucap Alexa. Kemudian, ia mengambil majalah primbon favorit mereka berdua di atas meja dekat kasur Mbok Surti. "Di dalam majalah ini ada ramalan tarot, nggak?"

Mbok Surti mengernyitkan dahinya. "Ada kok, cuma mbok gak mau baca. Karena, baca ramalan dan percaya gituan shalatnya nggak diterima 40 hari 40 malam, lho!" ujar Mbok Surti seraya kembali melihat perkembangan berita terbaru di akun facebook-nya.

"Masa sih, Mbok? Jadi, shalatku yang kemarin dan hari ini nggak diterima dong?! Aku harus gimana, Mbok?!" Alexa benar-benar panik dan takut saat diberitahu hal seperti itu oleh Mbok Surti. Ia mengguncang-guncang lengan Mbok Surti agar ia juga memberikan penjelasan.

Mbok Surti kemudian menenangkan Alexa. "Kamu, 'kan baru tahu hari ini ... jadi, nggak masalah," jawab Mbok Surti yang membuat Alexa menghela napas lega.

"Tapi, kenapa? Ada apa dengan tarot?" tanya Mbok Surti kepada Alexa. Kemudian, Alexa melihat keadaan sekitar kamar Mbok Surti. Lalu, ia melihat keluar dan menyaksikan Pak Tio sedang menyeruput kopi sambil memantau keadaan di luar rumah melalui monitor yang terhubung oleh CCTV.

Setelah semuanya dianggap kondusif, ia kemudian membisikan jawabannya ke telinga Mbok Surti. "Aku pergi ke peramal tarot pas kita ke pasar malam kemarin."

Sontak, Mbok Surti membelalakan matanya dan menatap Alexa dengan tidak percaya. "Anak milenial seperti kamu ternyata suka klenik-klenik! Tapi, buat apa?!"

Alexa kemudian menjawabnya, "Aku kepo sama bagaimana bentuk pasangan hidupku nantinya."

Mbok Surti menepuk jidatnya. Ia kemudian menasehati Alexa dengan kalimat yang sama persis dengan yang dikatakan Chandra tadi siang. Bahkan, Mbok Surti terang-terangan melarang Alexa untuk tidak perlu mengunjungi peramal tarot atau Mbok Surti tidak akan lagi mengajak Alexa pergi ke pasar malam.

"Tapi, sia-sia juga sih, Mbok ... soalnya, abang juga nggak ngasih izin buat pacaran," ujar Alexa. "Kayaknya, aku bakal dijodohin kayak Siti Nurbaya. Untung-untung yang dijodohin baik, pinter, harum, bersih."

"Abangmu itu masih sayang sama kamu, Dek. Dia pernah curhat ke Mbok, kalau dia mau nyari calon istri yang mau sayang ke kamu," ujar Mbok Surti.

**************

"Ale, lo tahu nggak?"

"Nggak tahu, tuh! Apaan emangnya?" tanya Alexa kepada Fera. Mereka berjalan bersamaan menuju ke kelas mereka.

Fera kemudian berbisik kepada Alexa. "Kemarin malam gue pergi ke peramal tarot."

Alexa terkejut mendengar ucapan Fera. Ia kira hanya ia sendiri yang mengunjungi peramal tarot. Namun, ia memilih untuk tidak menceritakan kepada siapapun kecuali Mbok Surti.

"Terus, apa yang lo dapetin dari itu?" tanya Alexa.

Fera menjawab, "Hubunganku untuk saat ini tidak akan berjalan mulus karena disebabkan oleh masalah besar. Jika hubungan ingin berjalan mulus, maka gur harus menunggu lelaki untuk mendatangiku di saat gue sudah merasa siap menikah."

Tarot Cards [ON HOLD]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora