3.

67 6 0
                                    




JAEHYUN membereskan barang-barangnya, merapikan kertas-kertas proposal osis, dan memasukkan laptopnya ke dalam tas selempang hitam khusus laptop miliknya. Ia membuka kacamata baca yang dipakainya hanya dalam waktu tertentu saja, lalu mengusap sedikit keringat yang ada di area mata. Sekarang jam 5 sore, ia dan anggota osis yang lainnya baru saja selesai mengadakan rapat osis.

Kun, bendahara osis yang tersisa bersama dengan Jaehyun di ruangan itu, bangkit berdiri dari kursi yang tadi di dudukinya, ia sudah selesai mengatur keuangan organisasi mereka, dan kini berpamitan pulang pada Jaehyun. Jaehyun hanya mengangguk dan tersenyum.

Jaehyun beralih mengecek ponselnya, tidak ada panggilan atau hanya sekedar pesan singkat dari Taeyong. Taeyong juga tak membalas satupun pesannya dan tidak mengangkat panggilannya. Tak biasanya, mengingat setiap hari sepulang sekolah Taeyong selalu mengirimkan pesan singkat, untuk sekedar memberi tahu Jaehyun jika dirinya ada jadwal latihan dance atau tidak. Tapi yang Jaehyun tau, Taeyong tidak memiliki jadwal latihan hari ini, dan biasanya lelaki cantik itu akan menunggu di depan ruang osis jika tidak memiliki jadwal latihan. Tadi pagi, Jaehyun juga sudah memberitahu Taeyong bahwa dirinya ada jadwal rapat osis, namun sekarang lelaki mungil itu tidak ditemukan di depan ruang osis.

Jaehyun akhirnya berinisiatif untuk mencari Taeyong ke kelasnya. Mereka berdua selalu pulang bersama jika keduanya sedang tidak sibuk dengan urusan masing-masing. Dan hari ini, Jaehyun rasa Taeyong tidak mempunyai urusan penting sehingga ia akan mengajak kekasihnya itu untuk pulang bersama.

Kelas Taeyong terletak di lantai 2, kelas 12 IPS 3. Sore itu, lantai 2 terlihat sepi. Sepertinya anak-anak yang menempati kelas di lantai itu pun sudah pulang kerumah mereka masing-masing atau mungkin sedang keluyuran bersama teman-teman mereka.

Jaehyun mendekati kelas Taeyong, mengintip ke dalamnya untuk mencari kekasih mungilnya itu. Kelas Taeyong tampak sepi, hanya tersisa sepasang manusia di dalam kelas itu. Taeyong dan seorang lelaki yang Jaehyun tak pernah lihat sebelumnya. Kedua lelaki itu duduk bersampingan di meja Taeyong, sesekali melempar candaan dan tertawa bersama. Jaehyun mengerutkan kening, mencoba mengingat jika ia pernah mengenal lelaki yang bersama Taeyong itu, tetapi nihil, seingatnya ia memang tidak pernah mengetahui lelaki itu.

"Hahaha, eomma menanyakanmu terus Taeyongie. Ia bilang, kau sudah melupakannya makanya sekarang kau jadi jarang main kerumah." Lelaki itu berujar sambil tertawa dan merapihkan helaian rambut Taeyong.

"Benarkah? Aigoo, perhatiannya bibi Kim sampai menanyaiku begitu" Taeyong membalas.

"Mungkin eomma ingin punya menantu cantik sepertimu." Lelaki itu berujar lagi, dan Taeyong sedikit terdiam saat mendengarnya, suasana sempat berubah canggung, namun Taeyong kembali tertawa.

"Hahaha, berarti kau harus mencari pacar yang cantik, kalau bisa lebih cantik dari aku."

Lelaki itu mengusak gemas rambut Taeyong, "tetapi menurutku kau itu yang paling cantik Taeyongie."

Mereka berdua bersitatap selama beberapa saat, dan Taeyong memilih memutuskan kontak mata mereka terlebih dahulu.

"Yongie?" satu ucapan Jaehyun memecahkan keheningan yang terjadi di ruangan itu. Taeyong terlihat kaget mendapati Jaehyun yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya. Dan sedetik kemudian ia menyadari kebodohannya yang lupa mengirimi pesan singkat pada Jaehyun, atau mungkin malah tidak membalas pesan lelaki Jung itu.

"Jonghyun, aku duluan ya." Taeyong menutup buku-bukunya, memasukannya ke dalam tas dan segera menghampiri Jaehyun.

"Hati-hati." Lelaki beranama Jonghyun itu tersenyum sekilas kepada Jaehyun, tapi Jaehyun terlihat kaku, ia ingin tersenyum tetapi nyatanya wajahnya tidak selaras dengan keinginannya.

 𝐦𝐨𝐫𝐞 𝐭𝐡𝐚𝐧 𝐲𝐨𝐮 𝐤𝐧𝐨𝐰 | 𝐣𝐚𝐞𝐲𝐨𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang