5.

41 3 0
                                    



Krystal dan Sehun serempak memandang dengan tatapan heran pada adik mereka, Jaehyun, yang saat ini sedang senyum-senyum sendiri sambil menyiapkan sebuah kue tart indah yang tadi dibelinya saat pulang sekolah.

"Kue untuk siapa?" Sehun melepas pertanyaan.

"Untuk Taeyong, hari ini dia ulang tahun." Jaehyun menjawab tanpa melunturkan senyuman lebar diwajahnya itu.

"Berarti kau kembali lagi ke sekolah?" kini Krystal bertanya sambil melirik jam dinding.

Jaehyun yang sedang sibuk menyiapkan lilin berangka 1 dan 7 itu hanya bergumam pelan.

"Tapi ini sudah sore, kau yakin Taeyong masih di sekolah?"

"Iya, hari ini dia ada latihan dance, tapi hanya sebentar. Aku tadi sudah berbicara dengan Ten, katanya, anak-anak dance juga akan menyiapkan kejutan untuk Taeyong." Jaehyun tersenyum semakin lebar melihat lilin yang dipasangnya terlihat begitu indah di kue tart itu.

Sehun dan Krystal akhirnya kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

"Aku pergi dulu ya!" Jaehyun pamit sambil berlalu dari hadapan kedua kakaknya, tak lupa ia mengambil kunci mobil dan membawa kue yang sudah disiapkannya tadi.

"Hati-hati" sahut Krystal dan Sehun berbarengan.

---

Ten baru saja keluar dari ruangan dance, menyisakkan Taeyong sendirian di dalamnya. Saat berbelok di koridor ia berpapasan dengan Jongin yang datang dari arah berlawanan, memasuki ruangan dance.

Taeyong yang sedang duduk meluruskan kaki itu, seketika menyadari kehadiran Jongin.

"Jonginn! Ada perlu apa kemari?" Taeyong bertanya antusias saat Jongin mendudukkan diri di sebelahnya.

"Tidak ada apa-apa, hanya ingin bertemu saja." Jongin tak dapat menyembunyikan senyumannya. Senang dengan respon antusias Taeyong saat ia datang tadi.

"Oh, aku pikir kau ingin memberikan kado!" Taeyong mengerucutkan bibir, nada suaranya dibuat merajuk. Jongin bahkan harus menahan diri agar tidak mencubit pipi milik si manis yang menggemaskan itu.

"Oh! Kau ulang tahun hari ini?" Jongin pura-pura terkejut. Sebenarnya ia tahu lelaki cantik di hadapannya ini berulang tahun. Daritadi begitu banyak adik-adik kelas dan teman seangkatan yang memberi selamat juga beserta kado bagi Taeyong. Kadonya begitu banyak, mengingat Taeyong adalah idola satu sekolah. Sangking banyaknya, semua kado itu harus ia simpan dulu di ruang latihan.

"Uhm!" Taeyong mengangguk antusias.

"Kau pasti sudah dapat banyak kado dari para fansmu kan?"

"Iya, bahkan ada yang memberiku 100 cokelat batang dengan pernyataan cinta. Astaga, ada-ada saja." Taeyong tergelak.

"Haha, berani sekali ya menyatakan cinta pada primadona sekolah." Jongin tertawa, memperlihatkan deretan gigi putih rapinya.

"Jadi, kau benar-benar tidak ingin memberiku hadiah?" Taeyong menatap Jongin dengan jahil.

"Aku tidak bawa apa-apa. Tapi jika kau ingin hadiah, sepertinya aku punya sesuatu." Jongin memposisikan badannya menghadap ke arah Taeyong.

Taeyong menatap Jongin dengan penasaran.

"Tapi sebelum aku memberikan hadiah ku, bisakah kau menjawab dengan jujur pertanyaan-pertanyaanku?" nada suara Jongin terdengar ragu. Ia dan Taeyong baru kenal beberapa hari, dan ia cukup ragu Taeyong mau menyanggupi permintaannya.

Tapi ternyata Taeyong menganggukan kepala tanda setuju.

Jongin berdehem pelan sebelum memulai pertanyaannya.

"Lee Taeyong..."

Taeyong menunggu kelanjutan kalimat Jongin.

"...apa kau.. benar-benar mencintai Jaehyun?"

Mereka berdua terdiam sebentar. Lalu Taeyong terkekeh.

"Apa yang kau bicarakan, haha, y—"

"Aku tau hubunganmu dengan Jaehyun hanya sebatas kau menjalankan dare dari sahabatmu kan?" Jongin dengan cepat memotong perkataan Taeyong.

Langkah kaki pelan itu kini dibarengi dengan rasa gugup.

"Ya benar. Aku hanya menjalankan dare dari Ten. Tap—"

Jleb. Sesak.

"Apa kau tak bosan dengan sikapnya yang kaku? Banyak bahkan yang bisa memberikanmu sesuatu yang lebih dari yang bisa kau dapatkan dari lelaki kolot itu!" entah kenapa Jongin mulai terlihat kesal.

Langkah sudah tepat berakhir hampir di depan pintu.

Taeyong tidak mengerti kenapa arah pembicaraan mereka sampai kesini?

Taeyong menghela napas sebentar, matanya kini menatap intens pria di hadapannya.

"Dengar. Jaehyun memanglah lelaki kolot yang membosankan. Aku bahkan sering lupa atau bahkan tidak pernah mengucapkan kata cinta padanya sangking aku menik—

Cup~

Langkah pelan itu sudah tepat berada di depan pintu.

Taeyong tak dapat meneruskan kalimat sarkasnya itu. Jongin dengan gerakan tak terduga menariknya dan langsung menempelkan kedua bibir mereka.

Taeyong hanya bisa mematung. Astaga, ini ciuman pertamanya! Seluruh tubuhnya terasa beku. Ini terasa aneh dan asing. Tidak ada gelenyar getaran yang biasa dirasakannya bersama Jaehyun, bahkan ini terasa sangat tidak nyaman. Tapi anehnya ia tak bisa melepaskan diri.

Oh ayolah! Apa yang terjadi dengan badan dan pikirannya?!

Merasa Taeyong hanya berdiam diri, Jongin mencoba sedikit melumat bibir ranum milik lelaki cantik itu.

Taeyong kini berusaha melepaskan diri setelah bisa mengembalikan akal sehatnya. Jongin menahan bahu Taeyong, dan kini tubuh Taeyong terasa lemas.

Lumatan-lumatan kecil diberikan Jongin pada Taeyong,
dan Taeyong tau ini salah! Ini salah! Astaga, ayolah kenapa tubuhnya lemas seperti ini?!

Ia memejamkan matanya erat, tidak menikmati tapi mencoba melepaskan diri—

"Taeyongie..."

Sebuah suara bergetar yang terdengar canggung dan serak itu menginterupsi kegiatan dua anak adam di dalam ruangan itu. Jongin segera menarik diri.

Dada Taeyong seketika sesak. Oh astaga, dihari ulang tahunnya kenapa semua menjadi kacau begini?

"Se-selamat .. ulang t-tahun.. Taeyongie."

















ehe:>

tbc:"

 𝐦𝐨𝐫𝐞 𝐭𝐡𝐚𝐧 𝐲𝐨𝐮 𝐤𝐧𝐨𝐰 | 𝐣𝐚𝐞𝐲𝐨𝐧𝐠Where stories live. Discover now