10

558 28 5
                                    

Memandangi rumah saya, taksi segera berjalan menjauhi rumah. Apa yang saya khawatirkan sekarang hanya satu. Yaitu Cinta. Sepanjang perjalanan saya ingin sekali menghampiri sekolah untuk sekedar bertemu dengan Cinta ataupun melihat wajahnya saja.
Di Bandara Ayah menawarkan saya untuk menelpon Cinta dari telepon selulernya. Saya berusaha menolak tapi tidak bisa.
Saat berjalan menuju ruang tunggu penumpang saya menelpon Cinta. Namun bukan ia yang menjawab. Ibunya. Saya hanya menitipkan salam saya kepada Cinta melalui Ibunya bahwa saya minta maaf dan harus meninggalkannya ke New York.
Perasaan saya seperti menyuruh saya menoleh ke belakang. Seperti ada Cinta disana.
Namun logika mengalahkan perasaan saya dan terus berjalan menuju pintu keberangkatan.
Sulit rasanya berjalan meninggalkan tempat ini.
Sayup-sayup saya mendengar suara hentakan kaki dan disambut teriakan "RANGGAAAA!" dari kejauhan.
Saya menoleh. Cinta?
Aliran darah saya seperti menyembur deras, saya tidak bisa mengendalikan kesenangan saya melihat wajahnya.

"Rangga.. Rangga, waktu terakhir sekali saya ketemu kamu, saya nggak marah sama kamu. Saya marah sama diri saya sendiri. Rangga maafin saya, saya nggak mau kamu ninggalin saya."

Saya terkejut mendengarnya.

"Maksud kamu?" tanya saya pelan-pelan menatap matanya
"Saya..saya sayang banget sama kamu."

Hilang semua rasa yang ada di dalam diri saya. Saya juga, Ta.
"Saya juga sayang sama kamu, Ta. Sayang sekali." balas saya seraya membalas pelukan Cinta.
Cinta bertanya apakah saya akan tinggal sambil menangis ketika saya menjawabnya saya harus pergi.
Saya ingin tinggal, Ta. Tapi saya harus pergi. Lalu saya memberikan buku harian saya yang berisi puisi-puisi saya. "Baca halaman terakhir."
Kemudian saya mencium Cinta. Perasaan saya bercampur aduk dengan kesedihan harus meninggalkannya.
Saya lalu melepas tangannya dan pergi. Cinta menangis memandang saya pergi. Tapi saya janji akan kembali, dalam satu purnama, untuk mempertanyakan kembali Cintanya.

Mengejar CintaWhere stories live. Discover now