04-mimpi

1.7K 284 19
                                    

"Hallo,Chenle,kini kau sudah dewasa ya? Aku harap kau tak akan menangis lagi karena kita harus berpisah saat matahari mulai tertidur."

"K-kau s-siapa?apakah kau Jisung?"

"Ya,aku Jisung. Lama tak jumpa ya?"

"Bagaimana kabar mu? Apakah kau tahu,aku merindukan mu"

"Aku baik,kau pikir aku tak merindukan mu juga?"

Tringggg! Tringggg ! Tringggg !

Alarm ponsel Chenle berbunyi,dan sang pemilik langsung bangun dari tidurnya yang nyenyak itu.

Ia melihat ke sekitar,dan tak menemukan sosok Jisung disana.

Rupanya ia hanya bermimpi.

"Aku harap ini bukan mimpi,Jisung-ah. Semoga kita lekas bertemu. Bagaimana pun caranya"

Chenle terlihat putus asa,ia berfikir bagaimana agar ia dapat bertemu Jisung.

Ia rasa itu hanya sebuah mimpi,dan tak akan mungkin terjadi.

Mata nya memanas , dan bulir bulir air mata pun berjatuhan di pipi nya.

"Mengapa jadi serumit ini,Jisung-ah? Mengapa kita harus berpisah ? Apakah ini yang di nama kan takdir?"

"Chenle,kenapa kau menangis?"

Kun masuk ke kamar Chenle,terlihat ia sudah rapi.

"Ah,gege. Tidak,aku hanya bermimpi buruk"

"Mimpi buruk?Apa kau yakin?"

"Uhmm,ya."

"Okay,sekarang cepat kau mandi dan bersiap,kita akan segera ke bandara. Tapi sebelum itu,kita sarapan terlebih dahulu"

"Hmmmm"

Chenle bangkit dari kasurnya,terlihat ia masih mengantuk sehingga tak jarang ia menguap.

Setelah setengah jam berlalu,akhirnya Chenle sudah bersiap dan pergi ke meja makan.

Ibunya dan Kun terlihat sudah menunggu nya.

"Chenle,makan lah sarapan mu"

"Iya mama"

Chenle pun duduk dan menyantap makanannya.

Setelah selesai,ia langsung bangkit kursi nya.

"Chenle,apa kau tak meminum susu mu?"

"Tidak ,ge."

"Cepat minum susunya,kita akan segera berangkat"

"Tidak"

"Kalau tak meminum nya , aku tak ingin membawa mu pergi ke korea. Cepat minum susunya!"

Kun sudah seperti ibu kedua bagi Chenle,karena ia sangat perhatian pada Chenle.

Padahal Kun hanyalah sepupu Chenle , tetapi ia sepertinya menyayangi Chenle.

Chenle pun meminum susunya dengan terpaksa dan menampakkann raut wajah yang kesal.

"Sudah ku habiskan , mari kita pergi"

"Tante,saya dan Chenle pamit ya"

"Iya , hati hati. Tolong jaga Chenle dengan baik ya,jika ia nakal,cubit saja"

"Iiiiiihh mamaaaaa aku tidak akan nakal!aku sudah besar!"

"Iya anak mama , bayi besar mama , utututu"

Mereka pun berpamitan dan lanjut pergi ke bandara diantar oleh supir pribadi yang ada di rumah Chenle.

Akhirnya mereka tiba di bandara dan menaiki pesawat.

Childhood [Chenji]Where stories live. Discover now