Cerita 2

33.5K 1.6K 27
                                    

🌸🌸

Araminta itu anak kost, walau kampung halamannya dekat yaitu di bandung, bukan berarti dia bisa dengan bebas dan seenaknya pulang kesana. Lagipula tujuannya ke jakarta bukan hanya kuliah saja tapi juga menjauh demi kesehatan jiwa dan mentalnya.

Lalu, karna Ara hanya anak kost yang memiliki kemampuan masak yang minim tapi besar kemageran maka jalan satu-satunya agar tetap hidup adalah makan diluar. Sebenarnya Ara sering ingin berhemat, tapi kalau di pikir-pikir sebenarnya Ara tidak perlu berhemat karna mamanya tercinta selain menanggung penuh biaya kuliahnya uang bulanan yang tidak sedikit juga tetap mengalir. Bukannya Ara mau sombong tapi masalah uang dan harta Ara tidak perlu khawatir. Ara terlahir dari keluarga yang memang tidak kaya raya. Tapi cukup

Mau ini ada, mau itu ada.

Untungnya hari ini kelas akan dimulai pukul delapan, dengan keadaan siap rapi dan bersih nanti ia tinggal ke kampus saja

Mau masak Ara bosan dan sebenarnya sedang malas,  dia cuma bisa masak nasi goreng yang rasanya tidak pernah konsisten

Kadang enak, kadang asin, kadang hambar. Membuat Ara harus makan dalam keadaan terpaksa saja

Maka pilihannya jatuh pada warung makan langganannya. Ayam goreng langsung terbayang di kepala. Untungnya letaknya juga tidak jauh dari kampus, jalan kaki lima menit juga sampai.

Ara duduk di dekat jendela membelakangi pintu masuk, pagi-pagi begini jelas tidak banyak orang. Hanya ada Ara dan dua orang pria kerja kantoran jauh di depannya. Sungguh waktu yang nikmat untuk makan karna jujur saja Ara tidak suka makan di tempat ramai.

"pesanannya dek" Ara tersenyum manis lalu mengatakan terima kasih, meraih gelas berisi teh hangat pesanannya untuk diminum sebelum makan

"pagi Ara" dan tersedak lah ara, mendengar suara familiar sekaligus suara paling sumbang yang pernah ia dengar.

"pelan-pelan ra, kamu kayak gak pernah makan aja" Ara mengabaikan tisu yang Kalliandra berikan dan mengambil sendiri tisu yang baru di depannya

Apa gak bisa ngerecokin gue di kampus aja!

Kalliandra diam sebentar, menurunkan kembali tangannya yang tadinya mengulurkan tisu

"kamu kenapa sarapan disini"? 

Emang kenapa, gak suka lo!?

Ara sungguh ingin bilang begitu, tapi mau dipandang dari sisi manapun kalliandra ini tetap dosennya. Kurang ajar sedikit nilai adalah taruhannya

Walaupun kesal tujuh turunan dengan kalliandra etika tetap harus dijaga

"gak sempet masak pak" Ara menjawab sambil mulai makan, abaikan rasa risih akibat Kalliandra yang menatapnya tanpa putus

Pen colok pake garpu rasanya

"kayak kamu bisa masak aja sih"  Kalliandra menyahut santai tak lupa senyum kecil turut disertakan agar lebih lengkap penghinaannya

Ara memutar bola matanya malas, terus saja fokus makan dengan cepat.
Lebih cepat ia makan maka cepat ia pergi dari hadapan Kalliandra

"kamu ngekos kan"? Ara hanya berdehem sebagai jawaban, sungguh percuma ia membalas, Kalliandra selalu punya cara ampuh membuatnya bungkam sebungkam bungkamnya.

Ara menyelesaikan makannya dengan cepat, Kalliandra yang melihat itu cukup dibuat heran dan sedikit tidak enak. Ara sepertinya sangat tidak nyaman dengannya. Kalau ia tau akan begini, seharusnya saat melihat Ara memasuki warung ini ia tidak perlu turun dan memastikan lalu sampai duduk di hadapannya.

"kamu doyan apa memang ra___

"bapak mau bilang saya rakus"? Ara memotong ucapan dosennya itu. Sabar itu bukan hal yang mudah untuk di lakukan, tidak semua orang mampu melakukannya dan Ara juga sama.

Kalliandra memandang lekat pada Ara yang entah kenapa Kalliandra mendapati kesedihan disana

"saya emang segalanya yang jelek-jelek saya sadar. saya permisi pak, gak baik bagi bapak yang maha sempurna duduk sama orang seperti saya" lalu Ara pergi setelah membayar dan mengucapkan terima kasih pada pemilik warung.

Kalliandra terdiam, merenungi rentetan kata yang keluar dari bibir Ara beberapa detik lalu.

Kalliandra merasa bersalah

Apakah selama ini ia keterlaluan?

Sepanjang menjadi dosen di kelas Ara memang ia terlalu banyak membuat Ara kesal tanpa pernah berfikir Ara suka atau tidak dengan tindakannya.

****

Sampai di kampus Ara langsung menuju kelasnya, sia-sia saja dia makan ayam goreng tadi karna nyatanya ia makan dengan perasaan kesal, yang membuat makannya jadi tidak maksimal. Bahkan Ara menyisakan banyak nasi di piringnya tadi.

Sedikit. Hanya sedikit, Ara merasa bersalah karna telah meninggalkan dosennya sendirian. Itu tidak sopan dan Ara sungguh tidak suka akan itu. Dimana ia masih mampu merasa tidak enak pada orang-orang sementara orang lain belum tentu merasakan hal yang sama.

Ara kesal setengah mampus

Ia repot-repot menjaga perasaan orang sementara orang yang ia jaga perasaanya justru bermasa bodoh

Sialan!

Di kelas sudah duduk manis Nadia di bangkunya dengan nasi kuning di hadapannya. Sekedar informasi, Nadia itu juga anak rantau bahkan lebih jauh dari Ara. Dan tidak seperti Ara, Nadia pandai masak, pandai hemat dan Nadia selalu membawa bekal ketika di kampus. Dalam rangka menghemat tentu saja.

"pagi Nanad" Ara menyapa ramah lalu duduk di sampingnya

"kok pagi banget datangnya" ? Nadia menjawab menyendokkan lagi nasi ke mulutnya

"lo sendiri, ngapain pagi-pagi makan nasi kuning di kampus kosan lo roboh"? Nadia memukul pelan kepala Ara dengan ujung sendoknya. bukan marah Ara justru tertawa-tawa

Membuat Nadia kesal adalah jalan ninja seorang Ara

"gue ikut mbak Imel jadi datang pagi, lagian gak pagi-pagi amat kok. Bentar lagi jam setengah delapan ini" Imel adalah kakak sepupu dari Nadia. Mereka tinggal di kosan yang sama. Nadia enak ada teman tinggal jadi tidak merasa sepi. Ada teman bicara ada teman bercanda ada teman bertengkar tidak. Seperti Ara yang bahkan tidak begitu akrab dengan anak-anak kostnya yang lain. Jelas saja, Ara keluar kalau hanya mau ke kampus atau belanja di warung saja

"kenapa lo ngelamun, mikirin utang ya"? Ara mendelik tajam, menerima suapan kuning telur dari Nadia

Nadia mengenal Ara sangat lama, sudah sejak bertahun-tahun lalu. Maka Nadia menghafal di luar kepala apa yang Ara suka atau tidak sukai. Contohnya ya kuning telur ini, Ara sangat suka.

"Nad" dan satu lagi, Ara adalah tipe orang yang tidak bisa menahan diri untuk tidak berbagi cerita pada Nadia dan hanya pada Nadia. Karna Ara adalah tipe orang yang sangat sulit mencari teman. Bukan karna tidak mau, Ara saja yang tidak tau caranya.

"apa"?  Nadia mulai membereskan kotak bekalnya siap dimasukkan kembali dalam tas

"sebenarnya gue ada salah apa sih sama pak Kalliandra? kenapa kok dia kayaknya gak suka sama gue" Ara berkata pelan, tentu ia risih selama ini. Mau melawan tidak tau caranya dan sebenarnya juga Ara tidak berani.

Kalliandra laki-laki dosen pula

"pak Andra aja sih manggilnya, dia cuman becanda Ra. Mungkin biar kelas gak serius-serius amat" walau kelas Kalliandra hanya dua kali dalam satu minggu dan durasinya merecoki Ara hanya sesekali saat mengajar, tapi tetap saja Ara tidak nyaman.

"ya tapi dia gak mikir apa kalo gue juga gak nyaman" Nadia mengusap bahu Ara yang sedang bersandar

"gak usah di ladenin Ra, anggap aja angin lalu" angin lalu? tapi saat guyonan receh Kalliandra keluar Nadia juga tertawa dengan keras

Untung temen!








STRUMFREI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang