일곱 | Tujuh

1.1K 173 38
                                    

13 Again - 일곱 | Tujuh

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 31 Agustus

-::-

Hari pertama mengulang kenangan di hari ulang tahunnya yang ke tiga belas, terlewati dengan baik. Setidaknya itu yang Jaehyun ketahui.

Semalam Jaehyun merengek agar ibunya menemaninya tidur, alih-alih membiarkan ibunya risau menunggu pemimpin di rumah mereka kembali dari bekerja. Padahal Jaehyun tahu, ayahnya tidak pernah mendapat pekerjaan lagi sejak usahanya bangkrut. Sebab pria itu terbiasa dengan pekerjaan santai, maka menolak pekerjaan berat yang berserakan di banyak tempat.

Dan benar saja, ayahnya baru kembali begitu pagi menjelang.

Dengan tatapan muak, Jaehyun melihat ayahnya tertidur di dekat pintu masuk. Dia lalu berpamitan pada sang ibu yang sedang menjemur pakaian di depan. Tidak lupa dengan kecupan ringan mendarat di pipinya, Jaehyun melambaikan tangan.

Mendekati pintu pagar, Jaehyun mendapati Park Chaeyoung kecil menuruni tangga dengan Seo Yeori mengekor di belakang.

"Annyeonghaseyo," sapa Jaehyun dengan ramah. Sunggingannya terasa kaku, tapi itu hal terbaik yang bisa dia lakukan. Sebab setidaknya Jung Jaehyun menyadari, perempuan yang ia nikahi di dimensi satunya, memang sebersinar ini.

"Annyeonghaseyo."

Kendati ada keraguan terbit di benaknya, Park Chaeyoung membalas dengan sopan. Laki-laki yang seusia dengannya ini sudah nyaris satu bulan tinggal di basement rumahnya, dan tidak pernah sekali pun Chaeyoung mendapati Jaehyun menyapa satu pun dari mereka hingga kemarin. Sebab Jaehyun bukan hanya jarang terlihat, tapi pemuda itu akan berjalan terburu-buru kemudian menghilang masuk rumah agar tidak bertemu siapa pun.

Jaehyun mengamati seragam sekolah Chaeyoung yang mentereng. Sudah pasti gadis kecil ini bersekolah di sekolah yang mahal. Berbeda dengan dirinya yang bersekolah di sekolah itu. Tapi setidaknya dia sekolah, daripada tidak sama sekali.

"Berangkat sekolah, Jaehyun-a?" tanya Seo Yeori.

Jaehyun mengangguk. Seo Yeori mengulas senyum ketika kakinya melewati pagar kayu.

"Selamat belajar dengan benar, kalau begitu," kata Seo Yeori, lalu merangkul putrinya. "Kajja, Chaeyoungi. Jemputanmu sudah menanti."

Rupanya, Park Chaeyoung sekolah dengan mengendarai jemputan. Pasti sekolah elit, tapi Jaehyun tidak mau ambil pusing. Dia ke sekolah dengan rasa tak sabar ingin pulang, berdekatan dengan ibunya lagi. Dan sepertinya hanya itu satu-satunya keinginan yang sangat ingin dia lakukan.

Sayangnya, Jaehyun harus benar-benar menjalani perannya sebagai bocah berusia tiga belas tahun. Dia harus melewati hari demi hari dengan harapan bahwa ibunya mempunyai kehidupan yang baik bersamanya.

Hingga hari-hari selanjutnya berlalu.

Di sekolah, keadaan tidak begitu buruk. Ada beberapa anak nakal yang berupaya mengganggu Jaehyun di jam istirahat. Tapi Jaehyun punya punggung Lee Taeyong untuk melindunginya. Bocah bertubuh tambun dengan kacamata itu selalu pasang badan agar si kecil kurus Jaehyun tidak diganggu siapa pun. Dan sepertinya orangtua Taeyong adalah orang yang lumayan berpengaruh, sebab setiap kali Taeyong mengangkat dagunya dan berkata hendak melaporkan pelaku perundungan kepada ayahnya, mereka akan menciut dan berlalu.

Jaehyun sendiri heran, kalau Taeyong dewasa adalah seorang pengedar narkoba dengan badan kurus kering, mata cekung, tulang rahang tercetak jelas dan tidak punya aura kehidupan... Kenapa Lee Taeyong kecil terlihat seperti anak yang disayang dan diberi perhatian oleh orangtuanya. Maksudnya, lihat saja bocah itu sekarang. Lee Taeyong adalah anak bertubuh besar bahkan sepertinya dua kali besarnya dari tubuh Jaehyun. Dia terlihat pintar dengan kacamatanya. Kelihatan pintar, suka membaca, dan tentu saja menggambar.

[✓] 13 AGAINWhere stories live. Discover now