7. Di Taman

195 33 0
                                    

Budayakan memberi vote dan komen sebelum membaca:)

🍁Happy reading!!🥀
°
°
°
Janji adalah hutang,dan hutang harus dibayar. Kalau gak dibayar artinya pembodohan. Entar dapet dosa emang mau?
-Alexander R. Garmade

"Aduh, ngakak gue," timpal Lia dengan napas yang masih tersenggal saat Reyn sudah berhenti untuk menariknya berlari.

"Demi apaan gue bisa lihat lo ketawa ngakak kayak tadi, Ra. Cantik anjir gak bohong gue," ucapnya sambil terkekeh dengan keringat yang membasahi wajah dan lehernya itu.

"Cih, modus lo!" balas Lia dengan tersenyum tipis.

Entahlah, semakin kesini Lia merasa nyaman berada di dekat Reyn walaupun Reyn selalu membuatnya kesal namun sifatnya itu yang membuat Lia menjadi nyaman bersamanya. Ia yang biasanya tak suka berada di dekat cowok pun sekarang membiarkan Reyn untuk masuk ke dalam hidupnya.

"Hahahha, baper lo!" ledek Reyn saat melihat senyum tipis terbit di bibirnya yang dibalas Lia dengan decakan.

"Btw, ini kita dimana njir?" tanya Lia sambil memandang sekitarnya.

"Gue gatau," ucapnya dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ha?!" beonya.

"Ya gue gak tau kita dimana sekarang. Dari tadi gue cuman fokus buat lari doang tanpa tau arah heheh," ucapnya dengan cengiran yang mana membuat darah Lia semakin dibuat mendidih di tempat.

"Begonya gak elite," decak nya.

"Yaudah sih, lagian entar juga bisa naik mamang ojol,"

"Hmm,"

"Btw Ra, lo belum bayar gue," ucap Reyn mengingatkan.

"Bodo. Gue bayar tadi lo gak mau, bego emang!"

"Yakan bayarnya bukan pake itu beb,"

Ia pun memutar bola matanya malas, "Terus?"

"Ikut gue," jawab Reyn sambil menarik tangan Lia kembali untuk mengikutinya.

"Gak usah tarik-tarik!" berontak Lia dengan menarik tangannya yang tak digubris oleh Reyn yang tambah mempercepat langkahnya.

Setelah sampai di tempat yang dimaksud Reyn, Ia pun menghentikan langkah dan aktivitasnya untuk menarik tangan Lia yang sedari tadi memberontak dari genggamannya.

"Ish, lo bawa gue kemana sih?!" ucap Lia kesal karena main ditarik begitu saja.

"Kepo lo kek dora,"

"Bodo. Ini dimana?" tanya Lia saat melihat sekitarnya dipenuhi banyak manusia yang berkeliaran di tempat umum seperti ini.

"Di taman,"

"Ck, iya gue tau ini di taman tapi ya dimana?!" kesal Lia sembari mencubit lengan Reyn cepat.

"Sakit, neng. Intinya ini di taman yang ada air mancurnya, gue juga gak tau namanya apaan,"

"Oh. Terus tujuan lo narik gue kesini mau ngapain?!" ucapnya tajam.

"Lo kan mau bayar gue,"

"Bayar apaan sih?!"

"Ayo duduk dulu disana, entar gue jelasin," ucap Reyn sambil menunjuk kursi panjang yang berada di pinggiran air mancur yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Keduanya pun melangkah menuju ke kursi panjang tersebut dengan langkah yang sejajar.

"So?" tanya Lia yang sudah jengah dengan tingkah Reyn yang dari tadi berbasa-basi.

RANIO (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now