Bagian 16- Finish

1.1K 111 154
                                    

Nyatanya benar takdir selalu punya cara tersendiri mengejutkan tuannya.

Luhan berada di semester akhir dalam perkuliahannya walau dengan tertatih-tatih.

Dimulai dari sebelah sayap yang patah karena Sehun tak ada di sekitar dengan salah fahamnya.

Juga satu sayap tersisa patah kemudian karena sang ibu yang meninggal tahun lalu, membuat dia bahkan harus merangkak untuk bangkit.

Sejatinya ayahnya lebih hancur daripada dirinya, tapi kesedihan selalu menyertai ketika bahkan keluarga mereka selalu baik membuat rindu.

Dia sekarang hanya hidup berdua dengan ayahnya yang ringkih, tubuh tua itu semakin kurus di setiap harinya.

Luhan hanya selalu berdoa, jika boleh dia ingin ayahnya panjang umur dan menyaksikannya berhasil dalam hidup.

Luhan masih berkuliah, tapi dengan perlahan dia belajar memahami bagaimana cara kerja di perusahaan ayahnya, dimulai dari jabatan paling rendah sebagai karyawan.

Hasil kerjanya memuaskan dan tuan Xi tidak terlalu khawatir dengan kehidupan putrinya, dalam hal materi tentu, untuk masalah cinta... Tuan Xi tak akan ikut campur lebih jauh.

Luhan baru keluar dari mini market ketika disekitar ia melihat Sehun yang sedang membukakan pintu mobil untuk seorang wanita cantik.

Sepertinya wanita itu baru pulang dari kerjanya dan dijemput oleh lelaki itu.

Dalam lamunnya Luhan kemudian  terpaku pun terkejut karena tatap mata elang itu sampai padanya, lalu iris yang terpaut terjalin sangat dalam.

Lelaki itu begitu terlihat matang sekarang. Perawakannya tinggi, pakaiannya sangat anak muda sekali walau rambutnya tak beraturan bak urakan, tapi tak mengurangi ketampanannya.

Luhan masih memperhatikan, bagaimana wanita itu terlihat merajuk dengan cara yang lucu.

Cuaca Seoul memang sedang panas-panasnya, jadi sepertinya wajar wanita itu marah, karena mungkin dibuat menunggu lama.

Bahkan sampai Sehun memasuki mobil dan meninggalkannya, wanita disamping lelaki itu begitu menarik perhatian Luhan. Sebab, keduanya begitu cocok, membuatnya pesimis mendapatkan kesempatan.

Kesempatan untuknya kembali bersama dengan Sehun-nya.

Luhan tersenyum, dia berusaha tulus untuk merelakan.

Mungkin memang tak ada takdir untuknya bersama lelaki Oh itu.

Dia kemudian memasuki mobil dan duduk dikursi pengemudi bermaksud pulang ke rumahnya.

Sedang Sehun dalam mobil tidak dalam keadaan fokus.

Ini pertama kalinya mereka bertem lagi setelah sekian tahun berlalu.

Dia merasakan rindunya, tapi kemarahan akan Luhan yang menyembunyikan tentang keluarga angkatnya masih menyelimuti.

Dia hanya merasa, Luhan tidak sepercaya dan sebutuh itu tentang dirinya.

"Hunnie! Kau melamunkan apa hum?" tanya Lisa yang berada di sampingnya dengan lembut.

"Tidak." Balasnya dingin, menghempas tangan wanita itu yang menyentuh tangannya.

Memberi batasan yang jelas.

Wanita ini yang ibunya pilihkan untuknya, tapi dia tak bisa merasakan apapun walau dengan keras mencoba.

Ini wanita pertama yang ia setujui temui setelah beberapa tawaran ia tolak mentah-mentah. Bahkan setelah hari ini dia tidak akan menanggapi lebih tentang wanita ini, dia sungguh muak.

Shall We? (HUNHAN VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang