Dear You

378 9 0
                                    

oke, sebelum ada yang menuduhku plagiat, disini aku akan mengaku dahulu.

Jujur aja. postingan kali ini aku dapet inspirasi dari salah satu cerita penulis wattpad yang begitu terkenal, Jenny Thalia Faurine.

Aku aja kagum sama semua cerita yang dia bikin. Dan yang aku updated kali ini hampir sama dengan idenya yang perihal surat itu, aku lupa judulnya yang jelas tentang ngirim surat tapi gk ke orangnya langsung.

Ceritini murni pengalaman bukan plagiat dari cerita manapun, hanya idenya yang sama dengan Jenny, jadi buat fans nya jadi aku minta maaf ya.

Karena aku lagi galau karena teringat masa lalu jadi cerita ini adalah bentuk kegalauanku.

cekidot ->

To : My (ex)crush

From : Who still remember you everytime

Haiii, apa kabar? Aku harap kamu baik-baik aja ya. Sama sepertiku yang baik-baik saja disini walau baik-baik saja itu tak sama seperti baik-baik saja saat dulu masih ada kamu disekitarku.

Gimana rasanya dikampus baru? Ahh salah, itu bukan kampus baru lagi mengingat kamu udah disana selama setengah tahun ini.

Tahun udah berganti,tapi kenapa bayangan kamu masih ada dipikiranku? Wajahmu bahkan masih teringat jelas dipikiranku, semua kata nasihatmu masih kuingat jelas walau terkadang aku mengabaikannya dan lebih memilih untuk melanggarnya supaya kamu bisa hadir untuk mengingatkanku.

Tapi kenyataannya saat aku lakukan kesalahan itu berulang kali, kamu tak kunjung hadir. Membuatku hanya bisa tersenyum pahit karena terlalu mengharapkan hadirmu disini menemaniku lagi.

Udah berapa lama kita nggak ketemu?

Aahh, aku pernah menanyakan itu padamu, dan saat itu baru tiga bulan.

Tapi jika dihitung sejak sekarang, bisa dibilang hampir sepuluh bulan. Itu pun kalo aku nggak salah hitung. Yang jelas itu bagaikan sudah berabad-abad lamanya bagiku.

Melalui surat –yang tak akan pernah kukirimkan ke kamu- ini, aku cuma mau bilang sama kamu.

I miss you.

I miss you so badly.

Seberapa kali pun aku mengucapkan kata-kata itu, tak akan mengurangi besarnya kerinduanku padamu.

Ini lah yang aku takutkan sejak pertama kali kamu mendekatiku –yaitu merindukanmu yang bahkan bukan siapa-siapaku-.

Aku ingat hari itu, saat kita sama-sama menjadi panitia acara tahunan sekolah kita. Acara yang membuat kita dekat hingga tak sadar aku membuka hatiku yang telah lama kututup untuk siapapun.

Hari itu kamu menanyakan sudah berapa dana yang kudapat. Dan aku dengan juteknya menjawabmu.

Kenapa aku memperlakukan itu padamu?

Mungkin itu menjadi pertanyaanmu hingga kini.

Dan melalui surat tak langsung –entah ini bisa disebut surat atau bukan mengingat aku tak ada niat sedikitpun mengirimkannya padamu- ini, aku akan mengatakan alasan sikapku itu padamu.

Aku tak ingin sakit hati.

Asal kamu tau, sejak kecil aku tak pernah bersikap baik pada laki-laki kecuali keluargaku tentunya.

Mengapa?

Karena aku tak mau masuk ke lubang yang akan menyesatkanku dan membuatku menyesal di kemudian hari. Sejak kecil aku sangat ingin membahagiakan orang tuaku. Hingga tanpa sadar aku berjanji pada diriku sendiri, aku tak akan memiliki hubungan spesial pada seseorang hingga aku tamat sma. Ironis bukan?

Cerita singkat langsung -end-Where stories live. Discover now