HTN : 2

42.2K 6.7K 669
                                    

Namanya adalah Narasya Inke Raid. Putri pertama dari pasangan Catra Bisma Raid dan Maya Surita Asyamdi. Wanita itu lahir Dua puluh tujuh tahun yang lalu, namun masa muda lenyap karena harus menuruti pinta sang ayah agar ia menikah dengan pria bernama Akira Ilyas Arundapati.

Sejak kecil, sosoknya seolah dibedakan dengan saudara yang lain. Ketika menikah ia harapkan bisa mengubah nasib hidup yang selalu di bawah kekangan keluarga, mempertaruhkan masa muda dengan berpikir, ah ... Nanti suamiku pasti lebih baik dari papa dan mama.

Harapan itu membuatnya setuju untuk menikah di usia dua puluh dua tahun.

Namun ternyata asa yang ia tanam layaknya bibit yang tak mampu berkembang. Hanya membusuk di dalam tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan.

Mati.

Benar.

Harapan yang ia miliki mati kala ayah mertua, Brama, membuat perjanjian gila yang menimbulkan percikan kecewa, cemburu dan sakit pada hati Akira juga keluarga pria itu.

Nara tak tahu mengapa Brama harus membuat perjanjian yang mencipta berbagai pikiran negatif, seolah-olah Nara lebih berarti dari keluarga pria itu.

Brama ayah mertua yang baik. Tak tahukah jika perjanjian yang dibuat sama saja dengan menargetkan nasib Nara yang seketika tertulis secara tersirat, setelah Akira menandatangani perjanjian dengan terpaksa.

Nasib buruk seorang istri yang tak akan mendapatkan cinta dari sang suami karena telah dianggap sebagai perusak hubungan seorang ayah dan anak juga suami pada istrinya, karena sejak itu ibu mertua tampak selalu menghindari Brama hingga kemudian nyawa Brama terlepas dari raga.

Nara masih terlalu muda untuk memahami semua yang terjadi. Hingga hari-hari di awal pernikahan, Nara habiskan untuk diam menerima semua tatapan murka sang suami yang tak lama kemudian mengasingkan dirinya.

Aah ... Diasingkan ketika ia pikir bisa memiliki sandaran yang tak bisa didapat selama hidup dengan keluarga sendiri.

Tapi nasib buruk Narasya tak hanya sampai di situ saja. Benar. Sial sekali, bukan? Saat ayahnya didapati melakukan korupsi besar-besaran di salah satu anak perusahaan milik keluarga Akira yang sudah dipercayakan pada Catra untuk mengurusnya.

Ah ... Nara tahu pernikahan ini jelas untuk keuntungan keluarganya yang hanya diam dan tersenyum kala Akira menandatangani perjanjian gila yang dibuat Brama. Tapi mungkin kematian Brama membuat keluarganya kecewa, karena Akira menaruh rasa tak peduli pada mereka, dan kemudian ya ... Catra tertangkap karena melakukan penggelapan uang. Hal yang kian memperburuk citra Nara yang memilih bungkam atas tindakan licik sang ayah.

Lantas setelah mendapatkan begitu banyak sial, Nara tak berpikir untuk menjadi bodoh dengan terus menambah daftar sial dalam hidupnya.

Ia diasingkan oleh suami sendiri, dan cap buruk pun sudah disematkan pada dirinya. Narasya Inke Raid yang menikahi Akira hanya demi bongkahan harta. Maka ... Fitnah sudah terlanjur menenggelamkan diri, lalu mengapa tak berenang saja, agar tak mati sia-sia?

Narasya Inke Raid bukan lagi gadis dua puluh dua tahun yang menyerahkan nasib hidup pada orangtua yang tak pernah peduli padanya. Dan Narasya Inke Raid bukan lagi seorang istri berbakti dari pria bernama Akira semenjak ia dibuang dan diperlakukan tak adil.

Ah ... Tidak-tidak. Hidup terlalu indah untuk disia-siakan. Dan untuk memanfaatkan itu semua, mengandalkan kekuatan posisinya yang bisa melakukan apapun karena yakin sang suami tak akan menceraikannya--jika tak ingin kehilangan separuh harta kekayaan Arundapati--Nara membangun kerajaannya sendiri di dalam istana mewah pemberian sang suami yang digunakan untuk mengurung dirinya.

Hold The NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang