"Dunia sudah terlalu sering membuatnya kecewa. Jadi untuk kembali berharap karenanya, ia sudah tak berselera"
------------
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنتَ أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إليكَ
(Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu)
Yang Saskia tahu dirinya baru saja melafadzkan doa setelah ia selesai membaca ayat terakhir di juz 25 ketika terdengar suara pintu kamarnya diketuk. Saat ia membuka pintu dan mendapati ibunya tersenyum begitu manis, ia menghela napas cepat. Bukan.. bukan dirinya tidak menyukai senyum itu. Senyum dan suara ibunya adalah salah satu hal terbaik yang pernah ia miliki dan jika bisa ia tak ingin kehilangan dua hal itu dalam hidupnya. Tapi semenjak laki-laki itu datang dan keluarganya kompak memproklamirkan diri sebagai sekutu laki-laki itu, ia merasa was-was dengan segala tingkah laku keluarganya. Mereka, terutama ibu dan adiknya, terlalu bersemangat dalam berusaha mendekatkannya dengan laki-laki itu. Terkadang ia merasa jengah dan ingin mengungkapkan semuanya. Menceritakan siapa laki-laki itu hingga keluarganya berhenti. Namun, ia tak tega menghapus kelegaan dan kebahagiaan yang terpancar di wajah orang-orang yang dicintainya. Mereka tampak lebih ceria dan baginya itu sudah lebih dari cukup. Sekalipun ia tak bahagia, walaupun dunianya tampak lebih suram dari sebelumnya.
“Saski ke pasar sendiri aja ya, Buk?” pintanya untuk yang ketiga kali namun lagi-lagi ibunya menggeleng. Akhirnya di sana lah ia sekarang, di jok belakang dengan pengemudinya adalah laki-laki itu. Walau berkali-kali ibunya memperingatkannya agar berpegangan, ia memilih menjaga jarak. Seperti tahu bahwa moodnya sedang tidak baik, laki-laki itu tidak banyak bersuara –hanya bertanya ke arah mana laki-laki ituharus melaju ketika bertemu persimpangan— hingga mereka tiba di pasar.
Suasana pasar di sore itu cukup ramai, di lapak yang menggunakan mobil pick up berwarna hitam sebagai tempat berjualan apalagi. Di sana, ibu-ibu sibuk memilih barang pecah belah yang Saskia dengar cukup jelas –karena sang penjual menggunakan toa— sedang diskon. Saskia tidak merasa asing dengan sang penjual. Pak Joko,yang sering menawarkan barang dagangan di sekitar rumahnya. Ibu-ibu merasa senang karena sistem pembeliannya bisa dicicil. Tapi sering kali mereka telat membayar yang membuat Pak Joko merasa nelangsa karena bingung memikirkan modal. Pernah suatu kali ia menyarankan agar Pak Joko tidak menjual barang secara kredit yang hanya dijawab, “Yo piye, Mbak Saski. Uwong kene ae, nek ndak diutangi, yo ndak tuku.” (Ya gimana, Mbak Saski. Namanya warga sini, kalau nggak dikasih utang, ya nggak akan beli), yang akhirnya membuat ia hanya mengangguk setuju. Tapi setelah pembicaraan itu Saskia bersyukur, Pak Joko mau merubah sistem penjualan kreditnya. Ia menghapus bunga dan tambahan jika pembeli terlambat membayar cicilan. Nggak apa-apa walaupun untungnya sedikit, yang penting berkah, katanya. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang memberi nikmat iman dan hidayah bagi Pak Joko.
Saskia masuk ke dalam pasar terlebih dahulu. Walau tidak menoleh, ia tahu laki-laki itu mengekor di belakangnya. Ia membeli berbagai macam bahan makanan mulai sayuran hingga daging yang telah ibunya catat di shopping list. Awalnya ia sempat kaget, ketika laki-laki itu bergerak cepat mengambil alih barang belanjaannya. Namun ia biarkan saja, terlalu malas untuk berbincang apalagi jika harus berdebat.
Ia mengecek shopping list sekali lagi, memastikan pesanan sang ibu tidak ada yang tertinggal. Ia mengucap hamdalah ketika semuanya sudah tercentang, setidaknya sang ibu negara tidak akan kecewa karena melupakan satu dua barang. Tapi sesuatu di ujung pasar menarik perhatiannya. Seorang wanita yang sedang menawar dagangan laki-laki yang sudah lanjut usia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daur Ulang Hati
SpiritualCerita Fiksi Sebaik-baik bacaan tetap Al-Qur'an Ayat Al-Qur'an, hadits, atau perkataan para ulama dalam cerita ini dikutip dari ceramah asatidz sunnah dan website Rumaysho.com, muslim.or.id, muslimah.or.id, muslimafiyah.com, almanhaj.or.id, dll, in...