🌻Apakah Kau Malaikat?🌻

277 33 1
                                    

Hafiz memacu motor vespanya dengan kecepatan lambat. Sengaja ia lakukan itu karena ingin menikmati suasana malam di jalan raya yang tidak terlalu ramai. Hanya tinggal beberapa mobil saja yang terlihat. Mungkin karena ini sudah sangat larut.

Sesekali muncul dibenaknya tentang kejadian beberapa menit yang lalu. Entah harus senang atau sedih, dia tidak tahu. Dia senang karena mengetahui bahwa Nazwa memilihnya, tapi dia juga sedih karena ditolak orangtua Nazwa.

Suara gemuruh petir terdengar di atas langit hitam yang gelap. Tampak sepertinya akan turun hujan, Hafiz memacu sepeda motornya lebih cepat. Rintik-rintik hujan mulai membasahinya, pria berusia 24 tahun itu berteduh di emperan toko yang sudah tutup.

Dia melihat sepasang kekasih yang sedang bermain hujan di tengah jalan——tunggu, sepertinya mereka sedang bertengkar.

Terlihat di sana, si wanita menahan lengan si pria agar tak pergi darinya. Wanita dengan dress merah itu menangis berlutut di kaki sang pria.

PLAKKK!!!

Pria tinggi itu menampar pipi kekasihnya, lalu pergi dengan mobil mewah. Meninggalkan wanita itu di tengah jalanan yang sepi serta hujan deras di larut malam seperti ini.

"Bima!!!" Wanita itu terus mengejarnya hingga ia terjatuh di atas aspal hitam, yang tidak jauh dari hadapan Hafiz yang sedang berteduh.

"Hiks! Bima, kembalilah. Aku mencintaimu."

BRUKKK!!!

Mobil itu tiba-tiba kembali dengan kecepatan tinggi, menindas habis tubuh wanita itu yang masih terperosok di tengah jalan. Tubuhnya terpancal jauh dari tempat kejadian.

"Ya Allah!" Hafiz yang melihat sendiri dengan mata kepalanya merasa panik.

Dia langsung berlari di bawah hujan untuk melihat keadaan wanita tadi. Tubuh wanita itu tergeletak tak berdaya, bagian kepalanya mengalir darah sampai ke wajahnya.

Hafiz menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah wanita itu. "Astaghfirullah, Nazwa!"

Wanita itu membuka sedikit matanya, melihat wajah malaikat dihadapannya. Dengan napasnya yang tersenggal-senggal ia mencoba membuka suara sambil menunjuk wajah Hafiz.

"A-apakah kau ma-malaikat pelindungku?" Lalu wanita itu menjatuhkan kepalanya dipangkuan Hafiz dan menutup matanya.

🌻🌻🌻

Jas putih membalut tubuh kekar Hafiz, dia mengeluarkan Stetoskop dari kedua telinganya setelah selesai mendengar suara detak jantung pasien yang saat ini dia tangani.

Hafiz teringat kejadian naas malam itu yang terjadi pada wanita ini saat hujan badai. Tanpa sadar dokter muda itu memperhatikan wajah pasiennya.

Sangat mirip dengan wajah Nazwa.

Hafiz menggeleng. Tersadar dari pikirannya. Ini salah!

"Astaghfirullah," lirihnya.

"Sus, bagaimana dengan keluarga pasien, apakah sudah bisa dihubungi?" tanya Hafiz pada suster yang sedang berdiri dekat tiang infus.

Suster berpakaian ketat itu mendekat ke arahnya, dia membelai tangan Hafiz penuh dengan sensasi. Dengan cepat Hafiz menepisnya.

"Tolong jaga sikap anda!" Hafiz keluar dari ruang rawat pasien, meninggalkan suster penggoda itu.

"Arghh!!" Dengan penuh emosi karena ditolak, suster itu membuang kasar kotak obat ditangannya.

Antara Dua PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang