Unexpected Part 8

3K 396 41
                                    

Happy reading❤️.
Jangan lupa ceritanya dishare ke teman-teman kalian, ya💚.

Sedari tadi, keadaan didalam mobil Jaehyun sangat hening. Diantara mereka masih tidak ada yang berani membuka suaranya.

Jaehyun sibuk menyetir mobil dan Rose sibuk memandangi indah nya kota lewat jendela mobil.

Rose gugup, dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Sedangkan Jaehyun, ia gengsi untuk bertanya terlebih dahulu.

"Jae?"

"Rose?" ucap mereka berdua bersamaan.

Hanya beberapa detik, pandangan mereka bertemu. Sebelum akhirnya Rose memutuskan pandangan nya seraya berdehem pelan.

"Kau dulu,"

"Kamu dulu," ucap mereka bersamaan lagi.

Lagi, pandangan mereka bertemu. Jaehyun dan Rose tidak ada yang memutuskan pandangan nya. Mereka berdua tengah menikmati manik mata satu sama lain.

"Benar kata saya, sepertinya kita berjodoh." Cetus Jaehyun.

Rose mengernyit. "Kenapa bisa begitu?" 

"4 kali bertemu, dan 2 kali bicara bersamaan." Ujar Jaehyun.

"Belum tentu, siapa tau hanya kebetulan saja." Elak Rose.

Bukannya tak mau, Rose hanya gengsi untuk menyampaikan yang sebenarnya. Jujur, dia sudah jatuh pada pesona laki-laku ini. Dari awal ketemu, hingga sekarang.

"Jangan pura-pura menolak! Saya tau, kamu pasti senang." Rose terdiam. Ia pura-pura tidak mendengarkan ucapan laki-laki itu.

"Saya mau ngelanjutin pembicaraan saya yang tertunda tadi,"

Entah mengapa, Rose semakin gugup dibuatnya.

"Saya ... Saya menyukaimu. Ah ralat, saya mencintaimu."

Rose mematung mendengarnya. Jaehyun mengucapkan kalimat itu dengan sangat enteng. Bahkan, Laki-laki itu tidak memikirkan bagaimana nasib kerja jantung nya setelah ini.

Pandangan Rose beralih pada sebuah tangan besar yang tiba-tiba mengelus telapak tangan nya. Itu tangan Jaehyun.

Rose semakin dibuat tak mengerti. Otaknya mendadak tidak bisa berpikir, dan mulutnya mendadak kelu.

"Boleh?"

"Bo--boleh apa?" tanya Rose gugup.

"Bolehkah saya mencintai kamu?" astaga, kenapa harus izin!

Rose terkekeh pelan, ia berharap rasa gugup nya perlahan menghilang.

"Kenapa harus izin? Itu hak kamu. Saya tidak melarang," balas Rose. Tanpa sadar, dirinya ikut mengubah panggilan kau menjadi kamu.

"Saya takut kamu tidak nyaman saat saya menyatakan perasaan saya tadi."

"Tenang saja, saya sudah terbiasa."

Benar, Rose sudah terbiasa seperti ini. Tapi aneh nya, dia baru kali ini merasakan jantung nya bekerja lebih cepat dari biasanya.

Ia tau ia jatuh cinta. Tapi, apakah harus dirinya yang menyatakan perasaan itu terlebih dahulu?

"Boleh saya minta izin lagi?" tanya Jaehyun ragu.

"Tidak usah meminta izin. Katakan apa yang ingin kau katakan,"

"Izinkan saya menjadi kekasihmu. Saya tau, kita baru beberapa kali bertemu. Tapi, perasaan saya sudah mengatakan jika dia mencintaimu."

Rose tertegun. Apakah dia baru saja ditembak? Dan apakah ucapannya yang tadi langsung dikabulkan oleh sang maha pencipta?

"Ka--kau?"

"Ya, maukah kau menjadi kekasihku?"

°^°^°^°

"Kenapa lo? Kesambet setan jalanan?" tanya Jennie sinis saat mengetahui Rose tidak berhenti tersenyum sedari tadi.

Rose tak menjawab, ia malah menjulurkan lidah nya pada Jennie, berniat mengejek perempuan itu.

"Kesambet beneran ini!" Jennie berdiri. Ia berjalan mendekat ke arah Rose yang terduduk di sofa depannya.

Rose yang mengetahui Jennie akan berbuat usil padanya, ia segera bangkit dari duduk nya. Berlari mengelilingi sofa dan menyuruh Jennie mengejar dirinya.

"Lo kenapa sih?" tanya Jiso heran. Dia juga bingung dengan sikap Rose.

Setelah selesai dinner tadi, Rose jadi seperti ini. Apakah perempuan itu tengah berbahagia?

"Ditembak Jaehyun lo?" tebak Lisa.

Dan ya, tebakan itu mampu membuat Rose berhenti dari lari nya.

"Lo cenayang?" curiga Rose.

Lisa menggeleng pelan, "Udah ketebak aja dari sikap lo setelah pulang dinner tadi. Baru juga ditembak, udah kayak orang kesurupan aja. Gimana kalo diajak nikah? Udah gila beneran lo!"

Rose tak menghiraukan ucapan Lisa. Perempuan ini malah berteriak sangking senang nya.

"Lo terima gak?"

Rose menggeleng dengan cepat. Ia bahkan belum menerima ajakan Jaehyun untuk menjadi sepasang kekasih.

Ia hanya meminta waktu untuk memikirkan jawabannya.

"Belum, masih gue gantung." Cetus Rose.

"Gila, anak orang lo gantungin perasaan!"

"Gue kan bingung! Ini aja minta saran sama kalian,"

"Yaudah sih kalo lo cinta, terima aja. Kebahagiaan lo, kebahagiaan kita juga."

Rose terharu mendengarnya. Ia kembali merenung untuk memikirkan apa jawaban yang tepat untuk ajakan Jaehyun tadi.

"Keputusan ada ditangan lo. Kita cuman bisa ngedukung," Rose mengangguk. Ia mengerti.

Rose kambali berteriak. Nama Jaehyun terdengar sangat nyaring disetiap pojok ruangan.

"Udahlah, tidur aja gue." Jiso beranjak dari duduk nya. Ia sudah tidak kuat dengan sikap sahabat nya ini.

Ketiga teman Rose meninggalkan Rose yang masih berteriak tak jelas. Kepergian temannya masih belum Rose sadari.

"LHO ANJIR! KOK GUE DITINGGAL SENDIRIAN SIH?! ASU EMANG!"

"Bukan temen gue,"

"Gue gak punya temen kayak gitu."

"Mau ganti temen ajalah gue,"

---

To be continue!

Feel gak dapet? Kurang uwu? Maaf❤️

Satu kalimat yang pas buat mendeskripsikan semua karya-karya yang aku buat dong. Wajib dijawab ya!

Gak jawab, gak bakal up!

Unexpected [Jαerose]Where stories live. Discover now