59. akhir

6.1K 303 110
                                    

David duduk sembari mengunyah burger yang tadi di belinya. Ia sangat kelaparan dan tidak ada makanan sama sekali di sini. Ia lupa belanja bulanan di apartemen. Nanti saja setelah Clara pulang pikirnya. Sebab tidak ada lagi kartu kredit di dompetnya, hanya itu yang tersisa. Dan sekarang ada di tangan Clara.

Sebuah suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Terlihat Clara menenteng banyak baju di bantu supir taxi online yang membantunya membawa barang tersebut.

"Makasih ya pak sudah membantu, ini uangnya." Ujar Clara. Supir itu keluar setelah berucap terima kasih.

Clara menghentakan kakinya karena kesal. "kamu keterlaluan ya Dav, kamu sengajakan buat aku malu!" teriak Clara, David mengerutkan keningnya bingung.

"kenapa si teriak-teriak, belum puas belanjanya?" tanya David dengan sinis, Ia masih kesal dengan apa yang terjadi hari ini.

"kamu sengajakan ngasih aku kartu kredit yang udah blacklist ke aku!!" Maki Clara. Setelah David pergi meninggalkannya. Ia segera bergegas membayar. Namun ketika Clara menyerahkan kartu kredit milik David, kasih mengatakan bahwa kartu kredit tersebut tidak dapat dipakai. Tentu Clara malu bukan main, beruntungnya Ia memiliki satu kartu kredit lagi. Kartu miliknya sendiri.

"kok bisa?" tanya David, bagaimana bisa kartu itu terblokir..

Apa itu ulah dari papa nya?

"aku mau kita putus!" putus Clara lalu keluar berusaha keluar dari apartemen David, namun David menahan tangannya.

"apa maksudnya Cla?" tanya David tak mengerti.

"Tugas gue udah selesai di sini, gue Cuma manfaatin lo dan balas dendam ke lo David bodoh! Gue bukan Clara, gue Clarissa, kakak Clara. Gadis yang meninggal karena lo yang jadi penyebabnya. Lo masih ingatkan sebabnya? Gue permisi." Pamit Clara.

Penjelasan Clara membuat David kaget, Ia teringat kembali kisahnya, dan Ia baru ingat bahwa Clara memiliki saudara kembar, kenapa David tidak mengingat itu. Bodohnya Ia tidak mengenali gadis itu. Ia terduduk di lantai, ternyata papanya benar, gadis itu berbeda. Ia juga kembali terputar pada sebuah kenangan beberapa hari yang lalu ketika Malvin mengatakan bahwa gadis itu bukan Clara melainkan saudara kembarnya, namun David sama sekali tidak mempercayainya, yang Ia ingat bahwa saudara kembarnya dibawa pergi oleh sang ibu ketika Clara sakit jiwa. Malvin mengatakan bahwa tuan Rajen papa Clara juga ingin balas dendam pada keluarga David atas kebangkrutan perusahaan Rajen, David kembali teringat itu. Kenapa semua fakta Ia tolak mentah-mentah kala itu, Ia terlalu percaya akal bulus Clarisa, dan Ia terjerat, sepertinya memang benar bahwa karma akan ada dan pasti terjadi.

David berjalan keluar menyusul Clarissa, namun gadis itu sama sekali tidak terlihat batang hidungnya. Ia memilih pergi ke rumah untuk meminta maaf pada kedua orang tuanya.

***

David sampai di depan rumahnya, namun Ia bingung. Kenapa rumahnya sangat ramai.. Banyak sekali orang di depan rumahnya, ada beberapa mobil berjejer di halaman rumahnya.

David memasuki rumah yang juga ramai orang, terlihat wajah Fania seperti orang linglung. Bima tampak bingung, marah dan juga tidak percaya. Apalagi satu hal yang terlontar dari salah satu orang yang berada di sana. "sesuai dengan perjanjian kontrak kerja yang kita tanda tangani, kami menyita rumah dan segala aset disini sebagai jaminan, begitupula dengan kantor bapak yang berganti hak milik saya dan beberapa perusahaan untuk dibagi sebagai ganti rugi."

"saya permisi." Pamit orang-orang tersebut.

Sebuah plang di pasang lebar di rumah kediaman miliknya. David menegang, Ia sama sekali tidak percaya dengan hal ini. Bima yang sedang menatap kepergian para orang tersebut sekilas melihat David yang sedang menatapnya juga. Pria paruh baya itu mendekati putra tinggalnya itu.

"puas kamu hah!" teriak Bima.

"puas kamu udah hancurin keluarga sendiri, puas kamu buat papa kehilangan semua yang papa bangun dari nol, puas kamu buat papa dan mama jadi gelandangan puas!" teriak Bima, Ia megang dadanya nyeri. Terbungkuk kesakitan hingga akhirnya tumbang. Bimanta pingsan tetap di depan David. Semua berteriak histeris.

***

David berlarian dengan tergesa-gesa mengikuti brangkar yang membawa papanya yang kini terbaring tidak berdaya, matanya masih tertutup rapat.

"Papa bertahan pa, mama gak mau kehilangan papa, papa kuat ya pa." ungkap Fania, air mata di pipinya luruh melihat suaminya terbaring lemah seperti ini.

"keluarga harap tunggu di depan." Suster menutup pintu ugd.

David dan Fania berdiri didepan pintu, David bersandar di dinding. Kepalanya pusing, masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ia takut terjadi apa-apa pada Bima.

Plakk, tamparan keras mendarat di pipi David, Ia menatap mamanya yang tampak marah sembari meneteskan air mata. David pasrah di maki oleh mamanya. Ia tahu bahwa dirinya salah.

Tapi menyesali perbuatan sudah tidak berarti lagi baginya. Semua sudah terlambat, Ia sudah tidak dapat mengulang waktu yang sudah terjadi, semua hancur. Karir papa, keluarga, hartanya habis, papa nya terbaring di rumah sakit akibat serangan jantung.

"Aurel maafin gue.." lirih David, Ia tentu menyesal telah menyakiti gadis itu. Benar kata Bima bahwa menyakiti Aurel sama saja mengkikis permata dan membuangnya di tempat sampah lalu ketika ingin mengambilnya kembali, semua sudah hilang di ambil orang lain. Ia jatuh, hancur dan tak bersisa. David sungguh menyesal.

David memeluk Fania erat, meski berulang kali Fania menolak Ia tetap bersikeras memeluk mamanya, sembari menangis Ia meminta maaf pada wanita itu meski percuma, wanita itu sudah terlalu kecewa pada anak tunggalnya.

***

Dokter keluar dari ruangan UGD, sontak membuat David dan Fania yang sedang duduk di ruang tunggu berdiri.

"bagaimana keadaan suami saya dokter?" tanya Fania panik.

Dokter menggelengkan kepalanya dan menunduk membuat Fania dan David melotot, semoga tidak sesuai dengan isi pikiran mereka berdua. Keduanya menggeleng.

"saya mohon maaf sebesar-besarnya, kami sudah berusaha sebaik mungkin tapi tuan Bimanta sudah tidak dapat tertolong, pasien sudah meninggal dunia."

Bagai disambar petir, David kaku di tempat.. Tidak mungkin.

Semuanya bohong, "Dokter bohong kan dok, katakan pada saya semua nya bohong kan dok!!!" teriak David sembari menenteng kerah baju dokter tersebut.

"maaf mas, saya sudah berusaha sebaik mungkin, tapi tuhan lebih sayang dengan tuan Bima."

David menjerit, kenapa semua jadi begini. Kehilangan papanya, Fania menangis histeris. Suaminya telah tiada, baru be berapa jam yang lalu Ia makan bersama dan berceloteh ria. Kenapa sekarang sudah tiada. Fania ambruk karena tidak kuat menerima kenyataan ini. Tubuhnya limbung dan jatuh di pelukan David.

***
Extra part ada di novel❤

Fake Nerd Girl (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang