Papa.01

1.7K 93 2
                                    

Maaf jika banyak typo🍎



*papa*


Sinar matahari pagi menembus celah-celah apa saja yang bisa ditembusnya. Orang-orang yang semula terlelap, kini terbangun untuk memulai aktivitas mereka.

Tetapi berbeda dengan bocah laki-laki tampan ini. Bocah berumur tiga tahun itu tampak enggan bangun meakipun sang ibu terus membangunkannya.

"Pangeran Jung... ayo bangun!" Ujar sang ibu terus membangunkan anaknya.

Sang pangeran Jung itu hanya menggeliat kecil tanpa berniat membuka matanya. Sang ibu sudah lelah menunggu anaknya bangun. Ia pun mempunyai ide agar sang putra mau bangun.

"Kalau Jung tidak bangun, mama akan berangkat sekarang!" Ujarnya tegas lalu menatap sang putra yang masih enggan bangun.

Wanita bernama Krystal itu menghela nafasnya. Ia berkacak pinggang dan memasang ekspresi garang.

"Bangun Jung Jaehyun!" Ujarnya dengan nada tinggi. Bahkan ia dengan tegas mengucapkan nama anaknya itu tanpa embel-embel pangeran.

Bocah laki-laki berumur hampir lima tahun itu mulai membuka matanya. Ia tahu, jika ibunya sudah menegaskan nama lengkapnya artinya sang ibu sedang marah.

Mengerjap lucu, bocah itu mulai memposisikan dirinya untuk duduk. Mengucek matanya, sambil cemberut ia menatap sang ibu yang masih berkacak pinggang dengan tatapan polosnya.

"Jae sudah bangun mama" ujar bocah itu dengan suara khas bangun tidurnya.

"Cepat bersiap, kau harus sekolah hari ini," ujar Krystal tegas pada anaknya.

Dengan malas, bocah kecil itu beranjak dari ranjangnya. Menatap sang ibu sebentar, kemudian berjalan malas menuju ke kamar mandi.

Krystal menggeleng dengan tingkah anaknya itu. Entah dari mana sikap pemalas Jaehyun datang. Yang jelas, ia tidak pernah mengajarkan anaknya untuk menjadi seorang pemalas.

Wanita bermarga Jung itu merapikan kembali kamar sang anak yang tampak berantakan. Tak lupa, ia juga menyiapkan keperluan sekolah putranya itu sebelum meninggalkan kamar sang anak.

Menuruni anak tangga, ia tak lupa dengan tugasnya yang juga seorang istri. Ia menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

Setelah itu, Krystal kembali menaiki tangga menuju kamar Jaehyun. Melihat apakah anaknya itu sudah siap atau belum.

"Kau masih belum siap juga pangeran Jung?" Ujarnya melihat sang anak yang malah asik bermain ponsel dengan masih mengenakan handuk.

Cukup terkejut, bocah itu langsung menyembunyikan ponselnya dan segera meraih seragam sekolahnya.

"Pakai dulu dalamanmu pangeran Jung," ujar Krystal sambil menggeleng pelan. Anaknya ini kadang memang susah diatur. Tetapi, ia juga tidak bisa marah pada si kecil itu. Karena disisi lain, Jung Jaehyun termasuk bocah yang aktif dan membanggakan baginya.

Setelah selesai, mereka turun menuju meja makan.

Senyuman tercetak pada bibir Krystal. Ia melihat sang suami yang lahap memakan masakannya. Ia pun menyuruh Jaehyun untuk duduk di hadapan sang ayah, dan Kristal menempatkan dirinya disamping sang putra.

"Pagi papa..." sapa Jaehyun pada sang ayah.

Sang ayah hanya menatapnya sebentar, lalu berdiri.

"Papa berangkat ya," ujarnya tersenyum tipis pada Jaehyun. Setelah itu, lelaki Jung itu berlalu dari meja makan.

Memang selalu seperti ini. Tetapi setidaknya semenjak ada Jaehyun, laki-laki itu tak lagi berbuat kasar pada Krystal. Dan setidaknya, laki-laki itu masih bisa menganggap Jaehyun sebagai anaknya.

Tak ingin berlama-lama berfikir, Krystal menatap Jaehyun yang masih nelum menyantap makanannya.

"Cepat habiskan makananmu pangeran Jung, kau tidak mau terlambat kan?"



*papa*


"Jangan kemana-mana sebelum mama jemput," ujar Krystal memperingati anaknya.

"Iya mama..." balas Jaehyun.

Krystal tersenyum, kemudian mengusap lembut kepala anaknya. Jaehyun mengecup pipi sang ibu sebagai tanda berpisah, kemudian berlari ke area sekolahnya.

Melihat Jaehyun berinteraksi dengan teman-temannya, Krystal merasa bersyukur. Setidaknya anak itu mempunyai teman agar tak merasa kesepian.

Bruk

"Aduh bu... maaf," ujar seorang pria pada Krystal.

Krystal menatap sepatunya yang kejatuhan ice cream dari seorang bocah perempuan yang tak sengaja menjatuhkannya.

Krystal hanya mengangguk. Ia tak bisa marah dengan anak kecil begitu saja kan? Toh, ini tidak sengaja dan Krystal bisa membersihkannya.

"Tolong maklumi, dia masih anak-anak" ujar pria itu lagi. "Sekali lagi, saya minta maaf," lanjutnya sedikit membungkuk.

Setelah mengatakan itu, pria itu menggendong bocah perempuan tadi dan sedikit memberi peringatan dengan halus dan lembut. Krystal memperhatikannya dengan tenang. Ia dapat melihat betapa sayangnya pria itu pada bocah perempuan tersebut.

Bisakah ayah Jaehyun juga seperti itu? Ah! Tapi Krystal tak perlu berharap banyak.






















T. B. C.
Semoga suka🍎
Jangan lupa pencet bintangnya😉

Papa-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang