Bab 2 Impian

335 232 139
                                    

Setelah melewati jembatan maut itu, kami semua harus berjalan kaki lagi sejauh 1 KM untuk sampai di sekolah dasar 346. Melewati rumah-rumah panggung yang yang beratap ijuk yang berwarna coklat lapuk atau seng yang berwarna hitam karatan,dan mereka berdua kelihatan telah menua.

Berdinding papan berwarna khas papan kayu Meranti Shorea pinanga yakni merah muda pucat, merah muda kecokelatan, merah tua, sampai merah tua kecokelatan atau Meranti Shorea multiflora berwarna kuning kecoklatan. Ada sebuah rumah yang menarik perhatianku karena berbeda dengan dengan rumah penduduk kampung pada umumnya yang tak menghiasi rumah mereka dengan tanaman apapun.

Di depan rumah ini terdapat berbagai macam tanaman hias yang di tanam dalam pot-pot plastik. Ada Lili paris, lidah mertua, kuping gajah, sirih gading, varietas dari tumbuhan genus Caladium seperti keladi red star yang berselang seling di antara tanaman Codiaeum Variegatum yang daunnya sangatlah eksotis dengan perpaduan dari tiga warna, yaitu kuning, merah, dan hijau.

Tanaman ini berbentuk perdu dengan bentuk daun bervariasi, seperti memanjang, oval, dan bergelombang. Tanaman Codiaeum Variegatum atau orang kampung kampung menyebutnya puring. Dan puring yang ditanam dirumah ini disebut puring asmara jingga. Saat melewati rumah ini aku tak henti-henti memandang deretan tanaman hias yang memanjakan mata itu. Setelah melewati rumah sederhana yang cantik dengan tanaman hiasnya itu.

Tak ada lagi tanaman yang menghiasi rumah-rumah penduduk kecuali satu rumah di depan masjid yang menghiasi rumahnya dengan beberapa pot gantung. Saat mendekati pot gantung aku pikir adalah tanaman Adiantum yang daunnya berbentuk kecil-kecil yang sangat nampak segar dan cantik.

Dengan daunnya berbentuk kecil-kecil yang sangat nampak segar dan cantik. Warna hijau yang sangat indah akan membuat tempat yang diletakkan tanaman hias ini nampak selalu segar dan sejuk. Namun aku salah mengira setelah ku perhatikan lebih dekat ternyata tanaman itu hanyalah Seledri atau sayuran daun merupakan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Jalan yang kami lalui sama seperti jalan-jalan di kampungku.

Namun tak separah jalan di bagian paling ilir kampungku. Tempat di mana aku dan teman-teman ku ini tinggal. Saat kami lewat rumah penduduk menghadap Ke muara sungai Batang hari namun saat kami memasuki lorong maju jaya. Terlihatlah di sisi kiri dan kanan jalan berjejer rumah-rumah penduduk kampung saling berhadap-hadapan seperti para penyambut tamu dalam acara nikahan.

Dan di antara rumah-rumah penduduk itu ada langgar yang sudah menua, besar namun masih cantik persis pengantin baru menikah di usia 40 tahunan. Di samping masjid ada WC yang kalau kita buang hajat, hajat kita akan langsung ke serang sekelompok ikan julung-julung Hemiramphinae sampai tak tersisa. Jika tak ada ikan julung-julung maka hajat itu akan terombang-ambing berapa jam lalu tenggelam di dasar sungai.

Setelah berjalan lurus hampir setengah jam lalu pas pertigaan jalan belok kiri tibalah kami di kedepan rumah kepala sekolah. Rumahnya mungil,namun begitu asli dengan tanaman yang letakkan di dalam pot. Kebanyakan di dominasi tanaman hias daun seperti Keladi Red Star, Aglaonema Dan Adiantum.

Di depan rumahnya ada toko kecil-kecil an. Dari depan terlihat hanya menjual jajan-jajan anak tahun yang begitu populer dimasa itu seperti ,Coklat Payung, permen susu, permen rokok, Rambut Nenek, permen kaki, pendekar biru, mie gemez, permen meledak, coklat koin, dan sang permen lagendaris, permen yosan. Di belakang meja penjualnya pralatan sekolah, seperti pena, pensil, jangkar, busur, penghapus, penggaris, kapur tulis, dan berbagai rupa buka tulis. Lalu disamping kiri dan kanan diatas rak-rak kayu berbaris rapi aneka sembako seperti beras, gula pasir, minyak goreng, mentega, telur ayam, susu, jagung, garam beryodium dan minyak tanah yang agak menyendiri di bagian sudut ruangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MIOPIA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang